Gempa Sulbar
Duka Gempa Majene, Satu Warga Meninggal di Pelukan Sang Anak, Terkaget saat Guncangan
Satu Warga Mlaunda, Majene meninggal saat gempa susulan berkekuatan 5,2 SR mengguncang Majene dan Mamuju, Rabu (3/2/2021).
TRIBUNMANADO.CO.ID - Satu warga di Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, meninggal dunia saat gempa 5,2 SR Rabu (3/2/2021) kemarin.
Rakki (61), meninggal saat gempa susulan berkekuatan 5,2 SR mengguncang Majene dan Mamuju.
Korban meninggal di pelukan sang anak yang hendak menolong untuk mendapatkan perawatan medis.
(Foto: Gempa Majene - Warga panik saat guncangan terjadi/Beberapa warga yang menaiki mobil pembawa bantuan logistik gempa Majene yang terjadi di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, Sabtu (16/1/2021)./Istimewa)
Rakki menghembuskan nafas terakhir di tenda puskesmas darurat Kecamatan Malunda.
"Iya, ada satu orang yang meninggal di Puskesmas Malunda, Kabupaten Majene Sulbar," kata Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Majene, Sirajuddin via telepon.
Sirajuddin mengungkapkan pihaknya belum mengetahui penyebab meninggalnya warga Majene tersebut.
"Kayaknya orang itu meninggal dunia karena kaget, bukan karena reruntuhan,"ujarnya.
Anak almarhum, Nanriadi Kasman, yang dikonfirmasi mengaku saat terjadi gempa dia langsung mengevakuasi ibunya dari tenda puskesmas darurat.
"Pas gempa saya langsung angkat ibu saya untuk evakuasi keluar dari tenda puskesmas darurat, tiba-tiba dia lemas,
saya goyang tidak ada respon, saya letakkan kembali ternyata dia sudah tidak bernapas," kata Kasmar kepada wartawan.
Hingga saat ini, belum ada laporan kerusakan akibat gempa susulan yang terjadi pukul 16.25 Wita. (Nurhadi)
Bupati Lukman dan Jajaran Berhamburan Keluar Rumah Jabatan
Guncangan gempa kembali terjadi di Majene, Sulbar.
Akibat dari gempa tersebut warga panik dan bangunan ambruk.
(Foto: Bupati Majene Lukman./Rahmayani/pijarnews)
Gempa magnitudo 5,2 mengguncang Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, Rabu (3/2/2021) sore pukul 16.25 waktu setempat atau 15.25 WIB.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut pusat gempa berada di 9 kilometer barat laut Majene dengan kedalaman 18 kilometer.
Berdasarkan informasi BMKG, gempa ini tidak menimbulkan tsunami.
Saat gempa mengguncang, warga segera berhamburan ke luar bangunan.
Salah satunya adalah Bupati Majene Lukman.
"Saat kejadian, kami sedang mengemasi logistik di pendapatan rumah jabatan.
Sejumlah pegawai Kabupaten Majene, berhamburan ke lapangan rumah jabatan," ujar Lukman saat dihubungi Kompas.com, Rabu.
Menurutnya, guncangan gempa ini terasa kuat.
Ia memastikan kondisi para pengungsi yang terdampak gempa Januari 2021 lalu dalam keadaan aman.
Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Majene Sirajuddin mengatakan guncangan gempa membuat warga panik.
"Beberapa warga yang sempat pulang ke rumah masing-masing panik, sehingga mereka kembali mengungsi," kata Sirajuddin kepada Kompas.com, Rabu.
Beberapa bangunan ambruk
Dia menyampaikan gempa Rabu sore membuat beberapa bangunan yang sebelumnya hanya mengalami kerusakan kecil saat gempa pada Januari 2021 lalu menjadi ambruk.
Sirajuddin menjelaskan bangunan yang roboh itu berada di Ulumanda dan Malunda.
Dua kecamatan tersebut merupakan daerah terdampak paling parah saat gempa 15 Januari lalu.
"Jadi beberapa laporan dari warga yang tadinya rusak ringan kini rusak berat.
Itu terjadi di Kecamatan Ulumanda dan Malunda," terangnya, Rabu sore.
Hingga kini, BPBD Majene telah melakukan peninjauan ke beberapa lokasi yang terdampak gempa M 5,2,
sambil mencatat jumlah bangunan yang ambruk.
Gempa terasa di Polewali Mandar dan Mamuju
Tak hanya di Kabupaten Majene, gempa ini juga dirasakan oleh warga di Kabupaten Polewali Mandar.
Seorang warga, Andi, menceritakan dirinya dan beberapa warga lainnya langsung keluar rumah ketika gempa mengguncang.
"Getaran tidak lama, cuma kami keluar rumah saja takut bangunan ambruk," tutur dia.
Gempa magnitudo 5,2 ini turut dirasakan pula oleh warga di Kabupaten Mamuju.
Salah satu pengungsi di Mamuju, Fira, mengungkapkan ketika gempa melanda,
anak-anak yang sedang menjalani trauma healing bersama relawan, berlari ketakutan.
“Getaran gempa terasa sangat kuat, saya pun langsung berlari keluar tenda pengungsian untuk menjemput anak saya di camp trauma healing,” ucap pengungsi di Stadion Manakarra itu.
Tautan:
Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul Kaget Saat Terjadi Gempa Susulan, Warga Malunda Majene Meninggal di Pelukan Anaknya,