Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Nahdlatul Ulama

Sejarah Pendirian Nahdlatul Ulama, Kini Berusia 95 Tahun, Ada 2 Tokoh Penting

Meski tak panjang, organisasi ini berhasil menghimpun dana yang besar, dan berkembang menjadi basis perekonomian rakyat.

Editor: Aldi Ponge
Via Tribun Timur
Hadratu Syekh Hasyim Asyari, pendiri Nahdlatul Ulama  

Suaranya juga menakjubkan, di mana NU berhasil menduduki urutan ketiga pada Pemilu 1955.

Wakil-wakilnya juga berhasil mendukuki sejumlah kabinet pemerintahan ketika itu.

Bahkan dalam Pemilu 1971, NU berhasil menempati peringkat dua di bawah Golkar.

Sementara itu, pada 1973, Partai NU bergabung dengan partai-partai Islam ke dalam Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Walau unsur terbesar di dalam PPP, NU kurang berperan akibat intervensi pemerintah.

Lepas dari politik praktis

Pada Muktamar 1984, NU menegaskan Khittah NU 1926 yang antara lain menegaskan NU menjaga jarak yang sama terhadap semua partai Islam, yang dimaknai dengan keluarnya NU dari PPP.

Akhirnya pada Muktamar NU XXV di Situbondo, Jawa Timur, NU mengukuhkan kembali ke khittah 1926 dan menerima Pancasila sebagai asas organisasi.

Diberitakan Harian Kompas, 4 Februari 1986, Muktabar Situbondo menetapkan NU untuk melepaskan diri dari kegiatan politik praktis.

Saat itu, PBNU menyepakati upaya tersebut dengan konsekuen kegiatan politik menjadi urusan masing-masing anggota.

Sejauh ini, lebih dari 90 tahun NU tercatat sebagai organisasi terbesar di Indonesia bersama dengan Muhammadiyah.

Para tokoh-tokohnya juga menjadi bagian penting dalam pemerintahan Indonesia sampai saat ini.

SUMBER: https://www.kompas.com/tren/read/2021/01/31/101500665/harlah-ke-95-nu-bagaimana-sejarah-pendirian-nahdlatul-ulama?page=all#page2

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved