Penanganan Covid
14 Guru Sembuh Dari Covid 19, SMP Negeri 4 Salatiga Mulai Bangkit, Ini Ceritanya
Sebanyak 14 guru di SMP Negeri 4 Salatiga sempat dinyatakan positif Covid 19.Hal tersebut sempat membuat mereka terpuruk.
TRIBUNMANADO.CO.ID,SALATIGA- Sebanyak 14 guru di SMP Negeri 4 Salatiga sempat dinyatakan positif Covid 19.
Hal tersebut sempat membuat mereka terpuruk.
Tapi dengan penuh perjuangan, para guru berhasil sembuh, sekolahpun perlahan bangkit lagi.
SMP Negeri 4 Salatiga, Jawa Tengah menyimpan cerita tersendiri di tengah terpaan pandemi Covid-19 di Indonesia.
Utamanya saat bangkit dari keterpurukan setelah 14 guru di SMP tersebut berhasil sembuh dari Covid-19.
Cerita ini terjadi di pertengahan Desember 2020 lalu,
saat guru yang positif Covid-19 sempat mengganggu aktivitas pembelajaran.
Kepala Sekolah SMP Negeri 4 Salatiga, Wartono mengatakan, saat-saat itu terasa berat untuk mereka.
"Ketika 14 guru itu positif kami semua kaget dan sempat tak percaya.
Tapi memang hasil tes menyatakan positif jadi kami harus berdamai dengan keadaan," jelasnya saat ditemui, Senin (1/2/2021).
Setelah merenung, lanjutnya, semua guru yang dinyatakan positif tersebut membuat grup WA tersendiri.
"Kami menyadari tidak boleh terpuruk, ini bisa disembuhkan.
Kami saling support, saling mendukung kesembuhan.
Orang tua juga mendukung dan energi terbesar adalah kami rindu dengan anak-anak," ungkap Wartono.
Dalam masa isolasi, para guru tidak berdiam diri.
Mereka tetap produktif menyiapkan materi pembelajaran para siswa.
Termasuk juga kegiatan lain seperti mengarang lagu, membuat puisi, dan menulis cerita.
Wartono mengatakan, setelah seluruh guru SMP Negeri 4 Salatiga dinyatakan sembuh, mereka langsung tancap gas.
Terutama untuk menyiapkan mengikuti lomba sekolah Adiwiyata tingkat Provinsi Jawa Tengah.
"Kami memiliki 25 program kegiatan yang saat ini telah dijalankan dan menjadi unggulan," jelasnya.
Program kegiatan tersebut di antaranya tematik Sehari Tanpa Asap,
Sehari Tanpa Nasi, dan Sehari Tanpa Minyak Goreng.
Program Sehari Tanpa Asap adalah seluruh warga SMP Negeri 4 Salatiga
tidak boleh menggunakan kendaraan bermotor saat ke sekolah.
"Jika diantar, mereka harus berjalan setidaknya 500 meter dari sekolah," papar Wartono.
Dia menceritakan, dari program ini sekaligus berbagi
kepada awak angkutan umum yang selama pandemi Covid-19 sepi penumpang.
"Kita menjadi tahu bagaimana susahnya mencari penumpang,
padahal mereka harus mengisi BBM dan setoran. Ini kita berempati," kata Wartono.
Sementara Sehari Tanpa Nasi dan Sehari Tanpa Minyak Goreng menyasar pola hidup sehat melalui makanan.
Dia berharap dengan pola makan sehat maka akan terbentuk imun tubuh yang berkualitas di masa pandemi ini.
Wartono menegaskan, saat ini adalah momentum kebangkitan SMP Negeri 4 Salatiga.
"Masa down atau terberat sudah terlewati, kepercayaan masyarakat sudah tumbuh kembali.
Bahkan beberapa kali kegiatan kami lakukan bersama warga sekitar, seperti kerja bakti dan sosialisasi bahaya Covid-19," tegasnya.
(Kompas.com/Dian Ade Permana)
• Masih Ingat Bambang Hendarso Danuri? Kapolri Era SBY Ini Kembali Pimpin Persatuan Purnawirawan Polri
• Dulu Minta Cerai Tak Mau Dipoligami, Nasib Indriani Hadi Berubah, Sahrul Gunawan Jadi Wakil Bupati
• PPATK Selesai Memeriksa Rekening FPI, Ini Hasilnya
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Kebangkitan SMP di Salatiga Setelah 14 Gurunya Positif Covid-19",