Bunuh Diri
Kasus Bunuh Diri Kembali Terjadi di Toraja Utara, Kali Ini Sepasang Kekasih Tergantung di Kamar Kost
Kasus bunuh diri kembali terjadi di Toraja Utara, Sulawesi Selatan. Ini adalah kasus bunuh diri yang kesekian kalinya dalam dua bulan terakhir.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Kasus bunuh diri kembali terjadi di Toraja Utara, Sulawesi Selatan. Ini adalah kasus bunuh diri yang kesekian kalinya dalam dua bulan terakhir.
Kali ini, sepasang muda-mudi ditemukan tergantung di dalam kamar kost, Minggu (31/1/2021). Kejadian ini terjadi di wiayah Malango, Toraja Utara, Minggu malam.
Belum diketahui motif keduanya bunuh diri.
Namun berdasarkan informasi warga setempat, keduanya merupakan sepasang kekasih.
"Iya mereka pacaran pak," singkat warga setempat, Robert (27).
Saat ini, jenazah kedua korban sudah dibawa ke Rumah Sakit (RS) Elim Rantepao.
Tribun Timur masih mencari tahu identitas berikut alamat lengkap kedua korban.
Ini adalah kasus gantung diri kesekian di Toraja dalam bulan Januari 2021 ini.
Kasus Lain
Kasus bunuh diri beruntun terjadi di Kabupaten Tana Toraja Utara, Sulawesi Selatan.
Depresi akibat sang kekasih meninggal karena bunuh diri, seorang wanita di Dusun Kata, Lembang (Desa) Salu, Kecamatan Sopai, Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan, Selasa (17/11/2020) sore melakukan hal yang sama dengan kekasih.
MT (24), nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri di samping rumahnya.
Kapolsek Sopai, Iptu Daud Massangka bersama piket fungsi dipimpin Kanit Tipidum, Aiptu Alex Parinding meninjau lokasi TKP.
“Kronologis kejadian sesuai keterangan saksi yaitu ayah korban YK (59), saat berada di rumah anaknya yaitu Mama Icet hendak mencari batu untuk digunakan melempar burung pipit di sawah,” ucap Iptu Daud.
Lanjut Daud saat sementara mencari batu, YK melihat anaknya MT tergantung di balok atap rumah bagian samping kiri rumah menggunakan kain selendang berwarna hitam terikat di leher korban.
Kemudian YK memanggil kakak korban (saksi) yakni HS (38) meminta pertolongan ke tetangga sekitar.
“Dari hasil keterangan keluarga dan teman dekat korban bahwa semenjak pacar korban meninggal dunia karena gantung diri awal November 2020, mulailah korban sering terlihat menyendiri dan menjadi pendiam,” terang Daud.
Barang bukti diamankan yaitu sebuah kain selendang berwarna hitam digunakan korban gantung diri.
Keluarga korban kemudian menolak dilakukan otopsi dan dibuatkan surat pernyataan penolakan dan hasil penyelidikan tidak ada tanda kekerasan terhadap MT.
“Korban diduga mengalami depresi karena ditinggal pacar yang juga bunuh diri 3 November 2020 lalu,” tutup Daud.
Bulan Januari
Pada pertengahan Januari lalu, seorang siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Toraja Utara berinisial DT, (18) nekat gantung diri di dalam kamarnya sendiri.
DT ditemukan tak bernyawa oleh ibu kandungnya berinisial M, (45) di dalam kamar sendiri di Desa Batu Lotong, Kecamatan Awan Rantekarua, Toraja Utara, Rabu, (13/01/2021).
Personel Polsek Rindingallo Bhabinkamtibmas Bripka Amos Tonapa mengatakan, korban ditemukan sudah meninggal dalam posisi tergantung pada balok kayu di pintu kamar oleh orang tuanya sekitar pukul 10.00 Wita.
Dirinya menjelaskan, awalnya, korban pamit kepada orang tuanya untuk pergi ke Makale dengan tujuan ke sekolah dengan mengendarai sepeda motor.
"Namun tidak lama berselang, dia pulang lagi ke rumah dan langsung masuk ke dalam kamar. Setelah itu, dia tidak keluar," ujar Bripka Amos Tonapa.
Amos mengatakan, karena penasaran DT tidak kunjung keluar kamar, ibunya kemudian berinisiatif memanggil anaknya itu. Tapi tak disahuti. Kemudian, sang Ibu memeriksa kamar DT. Namun, saat akan diperiksa, pintu kamar terkunci.
Saat pintu kamar dibuka secara paksa, lanjutnya, ibunya kaget mendapati anaknya tergantung di depan pintu. Kerabat dan keluarga pun berdatangan ke rumah korban.
"Hasil olah TKP, tidak ditemukan tanda tanda kekerasan pada tubuh korban. Pihak keluarga juga menolak melakukan autopsi terhadap korban dan sudah menerima dengan iklas kematian korban murni karena gantung diri," ujar Bripka Amos.
Sementara itu, ibu korban berinisial M, mengatakan sebelum anaknya ditemukan tewas gantung diri, DT baru saja pulang dari sekolah saat dan langsung naik ke atas rumah.
"Pada saat anak saya pulang dari sekolah saya berada di bawa kolong rumah dan menunggu anak saya untuk turun, namun tidak turun jadi saya naik ke atas rumah sambil memanggil namun tidak ada jawaban," kata ibu korban.
Dirinya mengatakan, saat periksa kamarnya dirinya kaget melihat anaknya sudah dalam keadaan tergantung di depan pintu kamar.
"Saya langsung memeluk anak saya sambil menangis," katanya.
Diketahui, selama tahun 2020 ada 16 kasus bunuh diri terjadi di wilayah Toraja Utara. Sementara di awal tahun 2021, kasus dugaan bunuh diri sudah terjadi tiga kasus di Toraja. Dua kasus di Kabupaten Tana Toraja dan satu kasus di Kabupaten Toraja Utara.(*)
DISCLAIMER: Berita atau artikel ini tidak bertujuan menginspirasi tindakan bunuh diri.*
Pembaca yang merasa memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan bunuh diri, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa.