Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

News Analysis

Masalah yang Menimpa Wakil Ketua DPRD Bisa Pengaruhi Elektabilitas Golkar

Oknum yang menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Sulut, akhirnya dicopot dari Jabatan Ketua harian Partai Golkar Sulut.

Penulis: Hesly Marentek | Editor: Rizali Posumah
Facebook
Pengamat Politik, Josef Kairupan misalnya yang menilai jika adanya penundaan bakalan ada plus minus. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO -- Masalah dugaan perselingkuhan yang melibatkan oknum Politisi Partai Golkar berinisial J terus mendapat perhatian publik.

Bahkan terbaru oknum yang menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Sulut ini, akhirnya dicopot dari Jabatan Ketua harian Partai Golkar Sulut.

Terakait hal ini pun mendapat tanggapan dari Pengamat Politik Josef Kairupan.

Dia menyebut ibarat peribahasa nilai etetes merusak susu sebelanga.

Sehingga dia menilai setiap individu yang bernaung dalam satu wadah organisasi apalagi memperoleh jabatan karena organisasi itu pastinya melekat kepadanya citra organisasi tersebut.

Terlebih yang diwakili itu adalah suara rakyat sebagai representasinya duduk sebagai anggota legislatif.

"Walaupun dapat dikatakan sebagai oknum tetapi tetap saja melekat citra dirinya sebagai anggota dewan. Hal ini ibarat mata uang yang tidak dapat dipisahkan antara sisi satu dengan sisi lainnya,"  kata Kairupan.

Dia pun menilai masalah tersebut untuk saat ini tentunya bisa saja berdampak buruk bagi elektabilitas partai Golkar.

"Hal ini dibuktikan bahwa di tengah-tengah publik sedang fokus terhadap bencana alam banjir dan tanah longsor yang menimpa sebagian daerah ini, nyatanya berita perselingkuhan tersebut mampu menyedot perhatian publik."

"Bahkan seakan-akan sedikit mengenyampingkan perhatian terhadap bencana, tetapi lebih perhatikan pemberitaan yg sedang viral ini," terang Kairupan.

Meski demikiam keuntungan lain, yakni perhatian masyarakat cepat memviralkan setiap fenomena atau peristiwa sensitif, tetapi juga cepat melupakan apa yg pernah terjadi.

Sehingga hampir dapat dipastikan bahwa saat tahun 2024 nanti saat pemilihan umum serentak publik sudah melupakan apa yang telah dilakukan oleh oknum J tersebut.

"Hanya segilintir org saja yg akan mengingatkan apa pernah terjadi. Kecuali jika oknum tsb kembali mengajukan diri kembali dalam jabatan publik maka serta merta akan ada resistensi dari publik," jelas Akademisi Unsrat ini.

Adapun dia menilai tindakan cepat diambil dari partai Golkar sulut menindaklanjuti pemberitaan yang sedang viral ini, setidaknya memberikan atensi khusus dari partai Golkar terhadap tindakan amoral dari oknum J.

Sehingga dapat mempertahankan citra partai golkar itu sendiri.

Halaman
12
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved