Kisah
Penghasilan Mengurang Karena Pandemi Covid-19, Anak Septiana Hasan Mengeluhkan Makanan
Septiana telah berkeluarga. Ia dan suaminya telah dikaruniai 2 orang anak. Yang satu sudah berumur 5 tahun, yang paling adik sudah 1 tahun.
Penulis: Fistel Mukuan | Editor: Rizali Posumah
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Demi kebutuhan keluarga, meski di tengah cuaca extrem yang masih mengancam kota Manado, Septiana Hasan harus berjualan di pinggir jalan Boulevard Dua, Sindulang Dua.
Di sana Septiana Hasan menjajakan kelapa muda, jagung bakar, pisang goreng dan saraba.
Septiana telah berkeluarga. Ia dan suaminya telah dikaruniai 2 orang anak. Yang satu sudah berumur 5 tahun, yang paling adik sudah 1 tahun.
Meskipun cuaca extrem, tetapi dirinya bersama suami harus memberanikan diri membuka warung jualannya.
"Yah mau bagaimana lagi harus mencari nafkah keluarga jadi harus membuka tempat jualan walaupun di tengah cuaca yang extrim seperti sekarang ini," katanya.
Ia sebenarnya merasa takut berjualan di dipinggiran pantai tersebut saat musim hujan, apalagi kalau disertai angin kencang.
Terhitung sudah dua tahun Septiana berjualan di lokasi tersebut.
Sebelum pandemi, ia biasanya berangkat mengais rezeki sejak pukul 15.00 Wita sampai pukul 03.00 Wita.
Namun di masa pandemi ini, semenjak diberlakukannya aturan pemerintah maka dirinya mulai buka dagangan pukul 10.00 Wita hingga pukul 20.00 Wita.
"Sebelum Covid-19 penghasilang masih kotor, belum dihitung pengeluaran bisa mencapai Rp. 700.000 perhari, tetapi sekarang tinggal paling tinggi perhari Rp.200.000 perhari."
"Kalau lalu sampai pagi karena kebanyakan cewek dan cowok yang datang," ucapnya.
Untuk pembayaran di lokasi perminggu dirinya harus mengeluarkan biaya sebesar Rp 20.0000 oer-kepada jaga.
Selain itu dirinya juga masih harus mengeluarkan biaya sebesar Rp 600 ribu perbulan untuk membayar biaya penitipan barang.
"Saat penghasilan Rp.700.000, jika dihitung bersih bisa mendapat Rp.400.000 perhari, tetapi sekarang penghasilan Rp.200.000 jika di hitung bersih tinggal Rp. 20.000 perhari, sudah dipotong pembelian apa yang dijual karena semuanya dibeli," katanya.
Kalau dulu, kata Septiana, saat penghasilan Rp.400.000 perhari, dirinya dan keluarga masih bisa makan sesuka hati.
"Tapi sekarang tinggal Rp. 90.000 perhari tinggal makan apa adanya. Meskipun anak-anak mengeluh makan apa adanya," terangnya. (fis)
Baca juga: Ramalan Zodiak Besok Selasa 26 Januari 2021: Aries Kesulitan, Hari Taurus Kacau
Baca juga: Gempa Magnitudo 7,8 SR Sebabkan 28.000 Orang Tewas, Tepat Hari Ini 25 Januari 82 Tahun Lalu di Cile
Baca juga: Cegah Cluster Pengungsi, Pertamina Bagikan Masker di SPBU dan Posko Pengungsian