Berita Populer
POPULER Manado: Walhi Sulut Beber Penyebab Banjir di Manado | Polisi Datangi Atlantis Cafe Manado
Tim Polresta Manado melakukan penertiban di sebuah klub malam di kawasan Marina Plaza, Kota Manado
TRIBUNMANADO.CO.ID, Manado - Berikut dua berita terkini terkait Manado populer di laman ini stelah diposting Minggu (24/1/2021).
Pertama, analisis Walhi Sulut tentang penyebab banjir di Manado.
Kedua, langgar jam operasional, puluhan pengunjung dan karyawan Atlantis Cafe dibawa ke Polresta Manado.
Berikut masing-masing berita selengkapnya:
1. Analisis Walhi Sulut tentang Penyebab Nanjir di Manado
Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Sulawesi Utara Theo Runtuwene mengungkapkan, longsor dan banjir di Manado disebabkan oleh daya tampung dan daya dukung lingkungan sudah tidak memadai.
Penyebab lain adalah hutan digunduli, kegiatan reklamasi di Manado utara berlangsung massif hingga pertambangan marak.
Pembangunan dilakukan tanpa memperhitungkan efek kerusakan ekosistem.
Sampah menghuni selokan dan dibuang ke sungai.
"Jauh-jauh hari kami sudah memprediksi bakal terjadi bencana besar seperti 2014," kata Ketua Walhi Sulut Theo Runtuwene, Minggu (24/1/2021).
Setelah ini pun masih akan terjadi banjir dengan skala lebih besar.
Karena alam sudah rusak dan terus dirusak.
Ditambah lagi dengan faktor anomali alam.
Walhi Sulut selalu mengingatkan hal itu ke Pemkot Manado. Tapi tidak pernah didengar.
"Kami bahkan tidak diikutkan pada pembahasan perencanaan kota yang di dalamnya membahas lingkungan," katanya.
Penanganan bencana selalu hanya terhenti di hulu.
Artinya jika sudah ada bencana barulah diatasi. Dengan pemberian bantuan dan lainnya.
Tidak pernah ada upaya mengatasi masalah dari hilirnya. Padahal ini adalah masalah serius.
Yang kita pertaruhkan adalah nyawa, kelangsungan hidup dan warisan bagi anak cucu.
Konsep pembangunan hanya mementingkan asas ekonomi. Lingkungan hidup terabaikan.
Padahal cost mengatasi bencana lebih besar dari nilai ekonomis yang didapatkan dari pembangunan serampangan.
Upaya mengatasi sampah lebih banyak berupa imbauan.
Akhirnya perda sampah jadi macan ompong.
Jalan keluar yang ditawarkan Walhi adalah duduk bersama semua stakeholder untuk mengurai masalah tersebut satu persatu guna mencari solusinya.
Walhi mengusulkan perlunya konsep pembangunan berwawasan lingkungan hidup.
Hentikan reklamasi Manado Utara karena merusak lingkungan hidup.
Ciptakan produk hukum yang memuat sanksi keras dan laksanakan tanpa pandang bulu.
Tata drainase dan lakukan gerakan penghijauan. Arah baru tersebut sangat mungkin dilakukan
karena Manado punya pemimpin baru.
Baru baru ini PDI P yang merupakan partai penguasa Manado mencanangkan gerakan lingkungan
hidup dalam HUT-nya.
Daerah sekeliling Manado yang selama ini jadi salah satu sumber penyebab banjir Manado kebetulan dipimpin pemimpin sama warna.
Walhi sangat berharap kesamaan politis ini dapat membuahkan kesepakatan untuk mendasarkan pembangunan pada lingkungan hidup.
"Saya akan menghadap Gubernur Sulut dan Wali Kota Manado untuk memberi saran tentang pembangunan berbasis lingkungan hidup," tambah Theo.
Untuk daerah lainnya di Sulut, masalah yang dihadapi kurang lebih sama yakni masifnya pertambangan dan penggundulan hutan.
Perlu sinergi untuk sama sama membangun Sulut dengan memperhatikan lingkungan hidup. (art)
2. Pengunjung dan Karyawan Atlantis Cafe Dibawa ke Polresta Manado

Tim Polresta Manado melakukan penertiban di sebuah klub malam di kawasan Marina Plaza, Kota Manado, Jumat (22/1/2021) dini hari.
Dalam Operasi Yustisi tersebut, anggota Polresta Manado menemukan masih banyak masyarakat yang tak mentaati jam operasional dari pemerintah.
Hal ini tentu melanggar surat edaran Pemerintah Kota Manado tentang pembatasan jam operasional, di tengah upaya memutus mata rantai Covid-19.
Kasat Reskrim Polresta Manado AKP Tommy Aruan mengatakan bahwa timnya melakukan operasi Yustisi sebagaimana yang telah diprogramkan oleh Satgas Covid-19 Polda dan Polresta.
“Tadi malam saat kita melakukan penertiban di sejumlah tempat hiburan malam, tim kami mendapatkan informasi Cafe Atlantis yang ada kawasan di Marina Plaza masih beroperasi hingga pukul 01.00 Wita bahkan sampai dini hari,” ujar Aruan.
Pihaknya yang tengah melakukan giat Operasi Yustisi langsung melakukan pengecekan di lokasi.
Dan ternyata tim Polresta Manado menemukan ada tanda-tanda kegiatan hiburan yang sedang berlangsung.
“Mereka mengunci pintu dari dalam sehingga anggota tidak bisa melakukan pemeriksaan langsung, jadi kami menunggu mereka keluar sampai pagi,” ungkap Aruan.
Lanjutnya petugas kemudian menggiring karyawan dan pengunjung yang berjumlah 40 orang tersebut ke Mapolresta untuk dimintai keterangan.
“Kita akan melakukan penegakan hukum dimana kepada pemilik maupun manager akan dikenakan UU Karantina," ujarnya.
"Mereka telah melanggar surat edaran Wali Kota nomor 44 tahun 2020 yang melarang tempat hiburan untuk beroperasi,” tambah Aruan.
Perwira tiga balok ini mengaku akan terus melakukan operasi tersebut.
Namun tempat dan lokasinya akan dilakukan secara acak.
"Kita akan gelar operasi ini secara random, dan fokus pada penegakan protokol kesehatan," aku dia.
Aruan meminta kepada masyarakat agar tidak enggan memberikan informasi
terkait adanya Kerumunan dan pelanggaran Protokol Kesehatan.
"Kami pastikan akan langsung menindaklanjuti Informasi tersebut," ungkapnya. (Nie)
Penulis: Arthur Rompis dan Nielton Durado