Gempa Bumi
Pasca Gempat 7,1 Magnitudo di Sulut, Pasokan Listrik Panas Bumi PGE Dipastikan Aman
Rilis resmi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut, gempa yang terjadi sekitar pukul 19.23 WIB itu tidak berpotensi tsunami.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Kamis 21 Januari 2021 lalu, lautan utara Pulau Sulawesi diguncang gempa dengan kekuatan magnitudo 7,1.
Rilis resmi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut, gempa yang terjadi sekitar pukul 19.23 WIB tersebut tidak berpotensi tsunami.
Adapun titik episentrum gempa diketahui berada di jarak sekitar 478,89 km dari ibu kota Sulawesi Utara, Manado, dan berjarak sekitar 465 kilometer dari Ternate, Maluku Utara.
Lanjut BMKG, gempa ini dirasakan warga di Kota Manado, Minahasa, Sangihe, Talaud, Bitung, Tomohon, dan Bolaang Mongondow Selatan.
PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) Area Lahendong yang beroperasi di wilayah Kota Tomohon dan Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara termasuk pada wilayah yang terdampak gempa tersebut.
General Manager PGE Area Lahendong Chris Toffel A.E.P menyampaikan, sesaat setelah dirasakan gempa, PGE langsung melakukan monitoring terhadap seluruh fasilitas produksi dan penunjang yang perusahaan tersebut kelola terkait pembangkitan listrik.
"Sesaat setelahnya dapat kami pastikan seluruhnya dalam kondisi aman dan handal," ujar dia dalam siaran pers yang diterima Kontan, Sabtu (23/1).
Pembangkitan listrik yang dikelola oleh PGE Area Lahendong dari energi panas bumi tersebut merupakan salah satu tulang punggung penyuplai listrik di Sulawesi Utara dan Gorontalo.
Saat ini, lapangan uap panas bumi dan PLTP PGE Area Lahendong mampu menghasilkan listrik sebesar 120 MW yang mana berkontribusi sekitar 25%--30% dari kebutuhan listrik masyarakat di Sulawesi Utara dan Gorontalo.
“Dengan tetap menerapkan protokol kesehatan, kami tetap bekerja optimal dalam menjaga kehandalan operasional pasokan uap dan listrik di Sulawesi Utara dan Gorontalo, sehingga puji syukur kami sampaikan pasokan listrik dari PGE Area Lahendong kami pastikan aman pasca gempa Sulut,” tandas Chris Toffel.
Baca juga: UPDATE Positif Covid-19 23 Januari 2021, Bertambah 12.191 Kasus, Total 977 Ribu Orang
Baca juga: Dipicu Depresi, Seorang Pria Ditemukan Tewas Gantung Diri di Rumahnya
Baca juga: Mengharukan! Jenazah Bocah Bernama Yumna Pemilik Jaket Pink Korban Sriwijaya Air Teridentifikasi
Warga Melonguane Sempat Lari ke Dataran Tinggi
Saat diguncang gempa berkekuatan 7,1 Magnitudo, warga Melonguane, Kabupaten Kepulauan Talaud, sempat mengungsi dan mencari dataran tinggi.
Dari informasi yang diterima Tribun Manado, Jumat (22/1/2021) beberapa warga nampak membawa sanak saudaranya menggunakan mobil ke dataran tinggi.
Menurut Marendia salah satu warga jika dirinya bersama keluarga mengungsi ke dataran tinggi karena takut gempa susulan.
"Kami takut gempa susulan, karena ada informasi di medsos tentang hal itu," aku dia.
Selain itu, ia menambahkan jika keluarganya juga takut akan terjadi tsunami.
"Kami panik, dan takut akan ada tsunami," bebernya.
Dirinya membeberkan, saat gempa terjadi dia bersama keluarga sedang makan di dalam rumahnya.
"Saat gempa, kami semua lari. Bahkan paman saya masih membawa piring sampai dalam mobil," ungkapnya.
Namun sekarang dirinya bersama keluarga sudah kembali ke rumahnya.
"Semoga tidak terjadi gempa lagi," tegasnya.
5 Bangunan Rusak
Sebanyak lima bangunan di Kabupaten Talaud rusak akibat gempa berkekuatan 7,1 magnitudo.
Data tersebut dibeberkan Polres Talaud, kepada awak media, Jumat (22/1/2021).
Dalam keterangan yang dikeluarkan, Polres Talaud mencatat ada lima bangunan yang mengalami kerusakan, baik ringan, sedang, dan berat.
Polres mencatat kerugian dialami Keluarga Desinung – Naulana di Desa Bantik Kecamatan Beo.
Dimana kerusakannya yakni dinding belakang roboh.
Kerusakan rumah juga terjadi pada keluarga Rade – Arendeng di Desa Rae, Kecamatan Beo Utara.
Selanjutnya di rumah keluarga Mulaki – Maasawet, juga sama di Desa, Rae Kecamatan Beo Utara.
Hal yang sama juga terjadi pada Keluarga Magenda-Pontoh di Desa Mala, Kecamatan Melonguane.
Dimana dapur rumah mereka roboh tergoncang.
Sementara lantai tegel pecah terjadi di RSUD Mala Talaud akibat gempa tersebut.
Kapolsek Beo Ipda Johan Atang mengaku jika tak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.
"Memang ada beberapa bangunan yang rusak, tapi tidak ada korban jiwa," tegasnya.
Ia pun meminta agar masyarakat tetap tenang dan berjaga-jaga.
"Silahkan kembali ke rumah, karena gempa ini tak berpotensi tsunami," ungkapnya.
Sebagian artikel ini terbit di: https://industri.kontan.co.id/news/pasokan-listrik-dari-panas-bumi-pge-dipastikan-aman-pasca-gempa-sulut-1