Pesawat Sriwijaya Air Jatuh
Isak Tangis Banjiri Kedatangan Jenazah Pramugara Dhika, Ada Sosok Wanita Berbaju Hitam Dekati Peti
Diketahui dari puluhan jenazah yang sudah teridentifikasi, ada jenazah Dhika salah satunya.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Dua Minggu pasca kejadian jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182, duka mendalam masih dirasakan keluarga korban.
Tak terkecuali keluarga Pramugara Sriwijaya Air SJ 182, Yulian Andhika atau Dhika.
Diketahui dari puluhan jenazah yang sudah teridentifikasi, ada jenazah Dhika salah satunya.

Tim DVI kemudian memberikan jasad pramugara itu ke keluarga korban untuk dilakukan pengukuran.
Saat peti jenazah berwarna cokelat dililit dengan bunga kecil berwarna putih itu keluar dari kargo bandara Depati Amir Pangkalpinang suasana haru semakin terlihat.
Peti berisi jenazah Pramugara Sriwijaya Air SJ 182 asal Bangka Belitung itu dijemput oleh keluarganya dan Wakil Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Abdul Fatah.
Baca juga: Inilah Daftar Korban Sriwijaya Air SJ 182 yang Sudah dan Belum Teridentifikasi, Captain Afwan
Suasana duka menyelimuti area bandara waktu itu, mengenakan baju hitam para keluarga dengan raut wajah sedih dan mata memerah menatap peti jenazah tersebut.
Rasa kehilangan menyelimuti hati mereka atas kepergian anak bungsu dari enam bersaudara itu.
Para rekan kerja Dhika, Staf Sriwijaya Air tampak hadir dalam raut wajah sedih saat menghantarkan peti jenazah itu menuju mobil ambulans.

Di dalam mobil ambulans, ada dua wanita mengenakan baju hitam yang merupakan keluarga Dhika, terlihat menangis sambil memegang peti jenazah tersebut.
Bahkan beberapa kali, satu di antara wanita itu tampak mendekatkan wajahnya ke peti jenazah sambil terisak menangis.
Jenazah itu pun kemudian akan dibawa menuju rumah duka di Sungailiat, Bangka.
Wakil Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Abdul Fatah menyampaikan rasa dukanya atas musibah yang menimpa para korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182.
"Ini adalah musibah maskapai, Sriwijaya pada beberapa waktu lalu. Alhamdullilah pada hari ini para keluarga dapat menerima jenazah almarhum, untuk kemudian diselenggarakan proses yang seharusnya menurut kepercayaan kita," ujar Abdul Fatah.
"Semoga, doa kita, almarhum diterima di sisi Allah SWT kemudian ditempatkan di tempat yang lapang sesuai amal dan ibadahnya. Amin," harapnya.
Ia juga menyebutkan dari intansi tertentu seperti Jasa Raharja dan Maskapai Sriwijaya terkait kewajiban akan menyelenggarakan penyerahan santunan.

"Sekiara jam 14.30 WIB, kami akan datang ke rumah duka, satu diantaranya adalah untuk memberikan santunan dari Jasa Raharja kepada ahli warisnya yakni orangtuanya. Kemudian dari pihak Sriwijaya Air akan menginformasikan juga terkait kewajiban mereka, apa yang harus mereka lakukan sesuai dengan peraturan undang-undang," jelas Abdul Fatah.
Sementara itu, Kepala Cabang PT Jasa Raharja Bangka Belitung Agus Doto Pitono mengatakan dari 47 korban jatuhnya Sriwijaya Air yang telah teridentifikasi, ada 41 korban telah menerima santunan.
Sementara, untuk warga Bangka Belitung yang telah teridentifikasi berjumlah 4 korban dari 6 korban jumlah total, juga sudah menerima santunan.
"Bangka Belitung total ada enam orang, sudah diserahkan yang lewat Sumatera Selatan ada satu dan di sini (Bangka -red) ada tiga. Alhamdulilah semua tidak ada permasalahan (penyerahan santunan-red), dokumen sudah lengkap dan hak ahli waris yang sah sudah kita serahkan sesuai ketentuan undang-undang," jelas Agus.(Bangkapos.com/Cici Nasya Nita)
Artikel ini sudah tayang di https://bangka.tribunnews.com/amp/2021/01/22/dua-wanita-baju-hitam-tak-henti-menangis-di-hadapan-peti-jenazah-dhika?page=all