Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Vaksinasi Covid

Bupati Sleman Positif Covid-19 Setelah Disuntik Vaksin, Sri: Virus Mati di Vaksin Itu Kembali Hidup

Bupati Sleman, Sri Purnomo positif Covid-19 setelah disuntik vaksin. Ini penjelasannya.

Editor: Frandi Piring
TribunJogja.com
Foto Bupati Sleman, Sri Purnomo menjalani rapid tes antigen sebelum menerima vaksin COVID-19, Rabu (13/01/2021). Kini positif Covid-19 setelah disuntik vaksin. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Bupati Sleman Sri Purnomo dikabarkan terpapar Covid-19 setelah disuntik vaksin pada pekan lalu.

Sri Purnomo menjadi salah satu penerima vaksin pertama di Kabupaten Sleman.

Bupati Sleman, <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/sri-purnomo' title='Sri Purnomo'>Sri Purnomo</a> (Tribunjogja/ Christi Mahatma Wardhani)

Akan tetapi, Sri Purnomo meyakini bahwa dirinya positif corona bukan karena vaksinasi.

"Saya meyakini hasil swab positif ini bukan dari vaksin yang saya terima.

Tidak ada laporan di dunia yang menyatakan virus mati di vaksin itu kembali hidup," kata Sri Purnomo dalam keterangan tertulisnya, Kamis (21/1/2021).

Sri Purnomo mengatakan, dirinya masih tertular Covid-19 karena baru satu kali divaksinasi

sehingga imunitas tubuh terhadap virus itu belum terbentuk.

Sebagai informasi, vaksin Sinovac yang digunakan Pemerintah Indonesia mengharuskan dua kali penyuntikan untuk membentuk imunitas.

Kedua vaksinasi itu dilakukan berselang selama dua pekan.

Sri Purnomo juga berharap warganya ikut menyukseskan program vaksinasi yang sedang bergulir.

Selain itu, masyarakat juga tetap harus disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan.

"Mari kita teruskan target vaksinasi sampai 70% masyarakat Indonesia.

Dan kita tetap berjuang dengan berdisiplin protokol kesehatan agar pandemi ini berkurang," sebut Sri Purnomo.

Setelah terkonfirmasi positif Covid-19 pada Rabu (20/1/2021), Sri Purnomo menjalani isolasi mandiri di rumah dinasnya.

Selama masa penyembuhan, Sri Purnomo akan tetap bekerja dan menjalankan pemerintahan di Kabupaten Sleman secara online.

FOTO - <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/bupati-sleman' title='Bupati Sleman'>Bupati Sleman</a>, <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/sri-purnomo' title='Sri Purnomo'>Sri Purnomo</a> <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/disuntik' title='disuntik'>disuntik</a> <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/vaksin' title='vaksin'>vaksin</a> COVID-19 pertama di Puskesmas Ngemplak 2, Kamis (14/01/2021). (TRIBUNJOGJA/ Christi Mahatma Wardhani)

Kelompok-kelompok yang Tak Bisa Disuntik Vaksin

Berikut kelompok-kelompok orang yang dikategorikan tidak bisa disuntik Vaksin Covid-19.

Ada beberapa kategori kelompok orang yang tak bisa menerima vaksin.

Dalam hal ini keamanan pada tubuh setelah mendapatkan vaksinasi.

Vaksin Covid-19 yang telah memenuhi standar uji coba, saat ini tengah diproduksi dan didistribusikan ke sejumlah negara.

Bahkan, para pemimpin sejumlah negara telah disuntik vaksin untuk membuktikan kepada warganya bahwa vaksin Covid-19 aman untuk digunakan.

Presiden Jokowi sendiri memastikan bahwa pemerintah akan menggratiskan seluruh vaksin Covid-19.

Selain itu, Presiden Jokowi juga kembali menegaskan bahwa ia akan menjadi orang pertama yang disuntik vaksin Covid-19.

Lantas, apakah vaksin Covid-19 aman untuk semua kelompok orang?

Pakar epidemiologi dari Griffith University Australia Dicky Budiman menjelaskan,

keamanan vaksin Covid-19 tergantung dari jenis vaksin yang akan dipergunakan dalam suatu negara.

"Kalau misalnya Sinovac hanya untuk usia 18-59 tahun, maka vaksin tersebut tidak bisa digunakan di luar kelompok usia tersebut," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Rabu (23/12/2020).

Dicky menambahkan, pada umumnya anak-anak di bawah usia 18 tahun, wanita hamil, orang yang memiliki riwayat alergi parah,

serta orang yang mengalami kondisi penurunan imun seperti menjalani kemoterapi dan transplantasi organ tentunya belum bisa mendapatkan vaksin Covid-19.

Meskipun anak-anak belum diperbolehkan menerima vaksinasi, Dicky memaparkan bahwa saat ini Oxford dalam risetnya mengenai pemberian vaksin untuk kelompok usia 5-12 tahun.

Sementara itu, melansir CNN (16/12/2020), Pzifer pun tengah melakukan uji coba pada lebih dari 153 remaja usia 16-17 tahun.

Hasil uji coba tersebut menunjukkan bahwa tidak ada efek samping serius dari pemberian vaksin Covid-19.

Masih dari sumber yang sama, sebenarnya vaksin Covid-19 tidak akan menyebabkan perubahan genetik dan uji coba teri maupun ibu yang tengah menyusui.

Akan tetapi, para peneliti tidak merekomendasikan pemberian vaksin pada wanita hamil dan menyusui karena masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut terkait kelompok tersebut. 

Berdasarkan hasil uji coba penelitian, orang dengan riwayat alergi parah mengalami efek samping buruk setelah beberapa menit mendapatkan suntikan vaksin Covid-19.

Perlu beberapa waktu untuk mengembalikan kondisi orang tersebut seperti sedia kala.

Dengan demikian, vaksin belum direkomendasikan untuk kelompok orang dengan riwayat alergi yang parah.

Untuk menghindari efek samping dari vaksin yang tidak diinginkan, perlu berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui riwayat penyakit maupun alergi yang berpotensi memunculkan reaksi buruk setelah vaksinasi.

Baca juga: Ramai Topik soal Rapid Antigen, Apakah Sama dengan Swab Antigen?

Penderita kanker dan pengidap HIV/AIDS.

Sementara itu, perlu pertimbangan lebih lanjut bagi kelompok orang seperti penderita kanker yang menjalani kemoterapi,

para penerima trasnplantasi organ, maupun pengidap HIV/AIDS.

Alasannya adalah kelompok tersebut tengah menjalani pengobatan dan sistem imunnya terganggu.

Selain itu, belum ada banyak bukti yang menunjukkan bahwa vaksin aman untuk kelompok di atas.

Meskipun vaksin ini diperuntukkan bagi pasien Covid-19,

orang yang tengah terinfeksi virus corona disebutkan belum bisa menerima vaksinasi.

Para ahli merekomendasikan agar pasien positif Covid-19 sembuh dari infeksi dan tidak lagi menunjukkan gejala Covid-19. 

Tidak ada jeda waktu tertentu antara sembuhnya pasien dari Covid-19 dengan waktu diberikannya vaksin.

(Kompas.com)

Tautan: https://regional.kompas.com/read/2021/01/22/05380021/terjangkit-covid-19-setelah-divaksinasi-ini-kata-bupati-sleman

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved