Gempa Bumi di Talaud
Sulut Dilanda Gempa 7,1 SR, Tak Berpotensi Tsunami, BMKG: Gempa Paling Banyak Makan Korban Jiwa
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan telah terjadi gempa bumi berkekuatan 7.1 Skala Richter (SR)
TRIBUNMANADO.CO.ID - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan telah terjadi gempa bumi berkekuatan 7.1 Skala Richter (SR) dengan kedalaman 154 Kilometer Timur Laut di Kepulauan Talaud Sulawesi Utara.
Gempa terjadi pada pukul 19.23.07 WIB, Kamis 21 Januari 2021.
Meski begitu, gempa bumi tidak berpotensi tsunami.
Banyak Makan Korban
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sebanyak 185 bencana melanda Indonesia dalam kurun waktu 1-21 Januari 2021.
Data tersebut dimutakhirkan BNPB pada Kamis (21/1), pukul 10.00 WIB.
Dari data tersebut, angka bencana hidrometeorologi mendominasi. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati mengatakan, sebanyak 127 kejadian banjir terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia, sedangkan tanah longsor 30 dan puting beliung 21.
Kejadian bencana lain yang tercatat yaitu gelombang pasang 5 kejadian dan gempa bumi 2.
Bencana itu turut mengakibatkan 91 jiwa meninggal dunia karena gempa bumi, 41 orang meninggal dunia karena tanah longsor, serta 34 orang meninggal dunia karena banjir.
Kemudian, sebanyak delapan orang hilang akibat banjir dan tiga orang dinyatakan hilang akibat gempa bumi.
Selain itu, Raditya menambahkan, gempa bumi juga mengakibatkan tingginya jumlah korban.
BNPB mencatat korban luka-luka akibat gempa bumi 1.172 jiwa, tanah longsor 26, puting beliung 7 dan banjir 5. Sementara itu, total kerusakan rumah berjumlah 1.896 unit dengan tingkat yang berbeda, yakni: rumah rusak berat 147 unit, rusak sedang 63 dan rusak ringan 1.686.
"Meskipun banjir paling sering terjadi, gempa bumi paling banyak mengakibatkan korban jiwa hingga kini. Korban meninggal akibat gempa bumi berjumlah 91 jiwa, tanah longsor 41 dan banjir 34, sedangkan hilang banjir 8 dan gempa 3," ujar Raditya, Kamis (21/1/2021).
"Dari rumah rusak, jumlah kerusakan akibat gempa bumi, khususnya yang terjadi di Sulawesi Barat, masih dalam proses pendataan di lapangan. Dari kategori rusak berat, tanah longsor masih menyebabkan kerusakan paling tinggi yaitu 45 unit, disusul gelombang pasang atau abrasi 40, banjir 38 dan puting beliung 24," tambahnya.
Tak hanya itu, bencana juga mengakibatkan kerusakan fasilitas publik. Dari sejumlah kejadian bencana, kerusakan pada fasilitas penduduk berjumlah 18 unit, rumah ibadah 15, kesehatan 3, kantor 2 dan jembatan 25. Sementara kerusakan fasilitas publik akibat gempa masih dalam pendataan.