PDI Perjuangan
PDIP Ingin Wali Kota Solo dari Papua atau Orang Jawa Jadi Wali Kota di Papua, Tidak Membedakan Suku
Sehingga warga Papua bisa mencalonkan diri di Jawa atau sebaliknya warga Jawa bisa mencalonkan diri di Papua
TRIBUNMANADO.CO.ID - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDI Perjuangan berharap pemilihan pemimpin di Indonesia tak membedakan suku.
Sehingga warga Papua bisa mencalonkan diri di Jawa atau sebaliknya warga Jawa bisa mencalonkan diri di Papua
Hal ini diungkapkan Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto.
Hasto Kristiyanto mengatakan pihaknya menginginkan warga negara memiliki kedudukan yang sama tanpa memandang latar bekalang suku ketika terlibat dalam arena politik elektoral.
"Kami mendambakan wali kota Solo, misalnya, ada dari Papua, orang Jawa bisa jadi wali kota di Papua, setiap warga negara setara, tidak membedakan suku," ujar Hasto dalam webinar "Revisi Undang-Undang Pemilu dan Integritas Kelembagaan Pendanaan Politik", Kamis (21/1/2021).
(Foto: Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto)
Tak hanya itu, ia pun berharap suku-suku tertentu, seperti Suku Anak Dalam maupun Suku Baduy bisa ikut serta dalam proses politik tersebut. Demikian juga dengan penyandang disabilitas.
Kendati demikian, kata dia, harapan itu sulit dicapai mengingat politik elektoral saat ini mempunyai daya saing yang kapitalistik, terutama untuk bisa tampil di media.
Dampak dari situasi itu, kata dia, lahirnya sebuah integrasi yang menjadikan pengusaha semakin banyak bermain di area politik.
"Di tingkat nasional, pemilik media ikut berpolitik, (terjadi) politisasi hukum. Praktik dengan sistem liberal tidak sesuai dengan tradisi kebudayaan kita," kata Hasto.
Selain itu, Hasto menilai, partai politik kerap dianggap sebagai keranjang sampah apabila gagal mengantarkan kadernya memenangi konestasi demokrasi.
Melihat perspektif tersebut, sejak beberapa tahun terakhir, kata dia, PDI-P mulai berbenah, salah satunya dengan membentuk sekolah partai.
"Kami membuktikan sekolah partai itu kemudian menjadi lebih baik, ini penilaian dari luar," ujar Hasto.
Melalui sekolah partai, calon kepala daerah yang akan diusung PDI-P mendapat pembekalan selama beberapa hari.
Materi pembekalan biasanya mengenai Pancasila, anitkorupsi, hingga pembangunan sebuah daerah.
Hal ini bisa menjadi modal bagi setiap kader ketika kelak menjadi seorang pemimpin.
Ini Instruksi Megawati untuk Tiga Pilar Partai pada HUT Ke-48 PDIP
(Foto: Megawati Soekarnoputri Bawakan Pidato HUT PDIP)
Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menginstruksikan Tiga Pilar Partainya (eksekutif, legislatif, struktural partai) untuk bekerja keras membuat kebijakan yang baik untuk rakyat, terlebih untuk membangun desa.
"Saya menginstruksikan kepada Tiga Pilar Partai, untuk merumuskan politik legislasi, politik anggaran, politik pengawasan,
untuk mewujudkan pembangunan pedesaan yang demokratis, terukur, terencana dan tepat sasaran. Itulah tugas utama ideologis kalian," kata Megawati di acara Peringatan HUT PDIP ke-48, Minggu (10/1/2020), dimana Presiden Joko Widodo juga hadir.
Menurut Megawati, kemenangan dalam pemilu tak ada artinya jika PDIP tak bisa memperjuangkan perbaikan kehidupan masyarakat Indonesia.
"Kemenangan elektoral tidak ada artinya, jika partai ini tidak memperjuangkan perbaikan kehidupan rakyat melalui keputusan-keputusan politik yang jelas.
Segera siapkan Rapat Kerja Nasional dengan agenda yang saya telah sampaikan di atas.
Minimal, mulai dijalankan oleh kepala-kepala daerah dan legislatif kita di semua tingkatan," ungkap Megawati.
Dia juga mengingatkan kepada seluruh kader PDIP untuk sekali-kali melupakan rakyat.
"Jangan sekali-kali untuk memunggungi rakyat, membelakangi rakyat. Jalankan instruksi ini, jangan jalan sendiri-sendiri, atau semaunya sendiri," jelas Megawati.
Dia pun mengucapkan rasa terima kasih kepada seluruh kader militansinya di tingkat ranting, PAC, DPC, DPD, maupun di DPP.
"Bergeraklah dalam satu rampak barisan perjuangan, militansi dan kesetiaan kader partai diuji, bukan hanya pada saat partai terpuruk.
Militansi dan kesetiaan kader partai diuji, justru pada saat kita menang, saat kita menduduki posisi-posisi penting,
saat palu kekuasaan digunakan untuk memutuskan perbaikan kehidupan rakyat, bangsa dan negara, yang sesuai dengan sekali lagi, sesuai dengan sekali lagi, sesuai dengan ideologi Pancasila," jelas Megawati.
Menurutnya, harapan rakyat dititipkan di pundak para kader PDIP. Karena itu berjuang lah bersama untuk rakyat.
"Perjuangan mewujudkan Pancasila tidak akan pernah ada akhirnya.
Kesulitan-kesulitan yang dihadapi bangsa ini tidak akan lenyap dalam tempo satu malam," kata Megawati.
Dia meminta semua hal itu dicamkan di dalam hati, sembari menjalankan pesan Bung Karno untuk berdikari, menyisingkan lengan baju untuk memecahkan segala kesulitan rakyat.
"Dirgahayu PDI Perjuangan yang ke-48 tahun, solid bergerak mewujudkan Indonesia yang berkepribadian dalam kebudayaan, membangun Indonesia dari desa. Desa kuat, Indonesia maju dan berdaulat," kata Megawati.
SUMBER: