Berita Boltim
Kunjungi Setiap Rumah, Guru TK Pulau Nenas Terapkan BDR Untuk Siswa
penyebaran Covid-19 di Boltim masuk risiko sedang atau zona orange. Untuk itu pemerintah di Kabupaten ini belum membuka belajar tatap muka di sekolah.
Penulis: Siti Nurjanah | Editor: Rizali Posumah
TRIBUNMANADO.CO.ID, TUTUYAN - Hingga saat ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bolaang Mongondow Timur (Boltim) melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) belum membuka belajar tatap muka di sekolah.
Hal itu dikarenakan, penyebaran Covid-19 di Boltim masuk risiko sedang atau zona orange.
Hal itu, membuat seluruh pelajar baik TK hingga SMP melaksanakan belajar dari rumah ataua sistem BDR via daring maupun kunjungan guru.
Seperti Sekolah Taman Kanak-Kanak (TK) Pulau Nenas yang berada di Desa Kotabunan Kecamatan Kotabunan Kabupaten Boltim.
Di sekolah ini para siswanya masih diliburkan hingga saat ini.
Mengantisipasi ketinggalan kurikulum, para guru TK Pulau Nenas, mengambil langkah alternatif memberikan mata pelajaran pada anak didiknya dengan cara mengunjungi rumah siswanya.
Dalam kunjugna tersebut para guru ini memberikan tugas belajar mandiri kepada siswa di rumah mereka masing-masing.
Guru TK Pulau Nenas Silvana Mamonto mengatakan, dirinya rutin berkunjung ke rumah para siswa guna memberikan pelajaran agar para siswa tidak ketinggalan kurikulum pelajaran.
“Saat ini belum tau kapan akan masuk sekolah, maka kami dari sekolah TK memberlakukan BDR (Belajar Dari Rumah-red),” jelas Mamonto, Rabu (20/1/2020).
Ia juga menjelaskan kalau setiap minggu mereka memberikan tugas kepada anak didiknya.
“Maka setiap minggu kami memberikan mereka tugas di rumah, supaya mereka dapat belajar."
"Karena belum tau kapan akan masuk sekolah, maka kami memberlakukan BDR,” ucapnya.
Sementara itu, Matdath Ligawa orangtua dari Rasya Athaya Ligawa satu di antara siswa TK Pulau Nenas mengatakan, sangat bersyukur para guru masih ada yang berkunjung untuk memberikan pelajaran kepada anaknya.
Menurutnya, pandemi Covid-19 menghalangi pertemuan di sekolah, namun tak menghalangi proses belajar mengajar.
"Anak saya sering didatangi gurunya, saat datang gurunya memberikan pembelajaran, baik itu menggambar, menghitung, maupun edukasi soal protap Covid-19, di mana anak saya diajarkan cuci tangan hingga pakai masker," ucapanya.