Gempa Sulbar
Ada Pertanda Baik Rentetan Gempa Majene-Mamuju Sulbar, Diungkap BMKG Meski Mengejutkan Warga
Majene dan Mamuju saat ini masih diguncang rentetan gemba bumi. Ada pertanda baik. Ini penjelasan BMKG.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Daerah Majene dan Mamuju saat ini masih diguncang rentetan gemba bumi setelah pada tanggal 14 dan 15 Januari lalu guncangan kuat merobohkan sejumlah bangunan hingga memakan korban jiwa.
Gempa susulan terjadi pada kemarin, Senin (18/1/2021), di mana gempa bumi tektonik kembali mengguncang wilayah Majene dan Mamuju di Provinsi Sulawesi Barat pada pukul 12.11 WITA.
Berdasarkan hasil analisis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menunjukkan hingga siang hari ini pukul 12.30 WIB
sebagai hari ke-lima berturut-turut rangkaian gempa terjadi di wilayah ini, dan tercatat merupakan gempa ke-39.
Namun, di balik rentetan gempa yang terjadi, BMKG menjelaskan ada sebuah pertanda baik.
Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Daryono mengatakan gempa yang baru saja terjadi memiliki magnitudo M 4.2.
"Warga kembali terkejut dan panik akibat guncangan yang terjadi, karena trauma akan guncangan gempa kuat yang telah terjadi sebelumnya," kata Daryono kepada Kompas.com, Senin (18/1/2021).
Disebutkan pula episenter gempa bumi yang terjadi ini terletak pada koordinat 2,91 LS dan 118,99 BT.
Lokasi tepatnya terjadi di darat pada jarak 27 kilometer arah Tenggara Kota Mamuju dengan kedalaman 10 kilometer.
Seperti rentetan gempa sebelumnya, gempa ini merupakan jenis gempa dangkal akibat aktivitas Sesar Mamuju-Majene dengan mekanisme pergerakan naik (thrust fault).
Gempa ini menimbulkan guncangan yang dirasakan di Majene dan Mamuju dalam skala intensitas II MMI dan tidak berpotensi tsunami.
Gempa susulan lambat, tapi masih bisa terjadi lagi
Daryono mengatakan, meski gempa yang terjadi sudah mencapai 39 kali, peristiwa gempa Mamuju dan Majene ini diakui produktivitas gempa susulannya lambat.
"Tidak semestinya gempa kuat bermagnitudo 6,2 pada hari ke-5 baru terjadi 39 gempa susulan," kata dia.
Sebab, umumnya gempa kategori kerak dangkal dengan kekuatan di atas 6,0, biasanya pada hari ke-5 sudah mendekati 100 kali gempa susulan.
"Melihat produktivitas gempa susulan yang rendah ini, kita berharap ini sebagai pertanda baik, meksipun kita tetap harus waspada," ujarnya.
Diharapkan kondisi minim gempa susulan ini terus berlangsung dan tidak terjadi gempa kuat lagi,
hingga selanjutnya kondisi tektonik di zona gempa kembali stabil dan kembali normal.
"Meskipun harapan kita tidak akan muncul gempa kuat lagi,
gempa susulan dengan kekuatan kecil lazimnya masih akan terjadi," jelasnya.
Hal ini dikarenakan, saat terjadi gempa utama atau mainshock, tercipta deformasi kerak bumi yang menimbulkan pergeseran blok batuan cukup luas di bawah permukaan.
Pergesaran besar blok batuan ini akan memicu terjadinya ketidakseimbangan gaya tektonik di zona gempa.
Pasalnya, sebagaimana biasanya paska terjadi gempa kuat akan timbul gaya-gaya tektonik
yang menggerakkan kembali blok batuan untuk mencari keseimbangan baru menuju kondisi stabil.
Nah, untuk mendapatkan posisi tersebut, maka pergeseran kembali blok-blok batuan secara tiba-tiba yang dimanifestasikan sebagai gempa susulan.
"Fenomena ini akan terus terjadi hingga kondisi kesetimbangan tektonik terwujud
dan selanjutnya kondisi batuan benar-benar kembali stabil dan menjadi aman kembali," ucap dia.
Gempa Majene Dipicu Sesar Mamuju-Majene Thrust
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika ( BMKG) menyebutkan bahwa gempa merusak di Majene disebabkan oleh aktivitas sesar aktif Mamuju-Majene Thrust.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Daryono.
Sebagai informasi, wilayah Majene diguncang gempa bumi tektonik berkekuatan magnitudo M 5,9 pada pukul 13.35 WIB, Kamis (14/1/2021).
Episenter gempa pertama ini terjadi di koordinat 2,99 LS dan 118,89 BT,
atau lokasi tepatnya berada di darat pada jarak 4 kilometer arah Barat Laut Majene, Sulawesi Barat dengan kedalaman 10 kilometer.
Dalam konferensi pers daring bertajuk Updating Informasi Gempa Signifikan yang Terjadi Beberapa Waktu Lalu,
Jumat (15/1/2021), Daryono menyebutkan gempa pertama ini adalah gempa pendahuluan atau foreshock.
Sementara itu, gempa kedua terjadi dini hari tadi pada pukul 01.28 WIB, Jumat (15/1/2021) dengan magnitudo M 6,2.
Gempa kedua yang saat ini dianggap sebagai gempa utama ini memiliki episenter yang tidak begitu jauh daripada gempa pertama yaitu pada koordinat 2,98 LS dan 118,94 BT,
tepatnya berlokasi di darat pada jarak 6 kilometer arah Timur Laut Majene, Sulawesi Barat dengan kedalaman 10 kilometer.
Menurut Daryono, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya,
baik gempa signifikan ke-1 dan ke-2 yang terjadi merupakan jenis gempa kerak dangkal atau shallow crustal earthquake.
Gempa jenis kerak dangkal ini terjadi diakibatkan oleh aktivitas sesar aktif.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, baik gempa signifikan pertama
dan kedua yang terjadi merupakan jenis gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake) akibat aktivitas sesar aktif Mamuju-Majene Thrust," kata dia.
Hal ini terbukti dengan hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme pergerakan naik atau thrust fault.
Mekanisme sesar naik ini mirip dengan pembangkit gempa Lombok 2018, di mana bidang sesarnya membentuk kemiringan ke bawah daratan Majene.
Sesar naik Mamuju ini tercatat memiliki magnitudo tertarget mencapai 7,0 dengan laju geser sesar 2 mm per tahun, sehingga sesar ini harus diwaspadai karena mampu memicu gempa kuat.
(Kompas/TribunSolo.com)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Lagi, Gempa Bumi ke-39 Kali Guncang Majene dan Mamuju" dan "Gempa Majene Dipicu Sesar Mamuju-Majene Thrust, Ini Penjelasan BMKG"
Tautan:
Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul Rentetan Gempa Masih Guncang Majene dan Mamuju Sulbar, BMKG Justru Sebut Ada Pertanda Baik, https://solo.tribunnews.com/2021/01/18/rentetan-gempa-masih-guncang-majene-dan-mamuju-sulbar-bmkg-justru-sebut-ada-pertanda-baik?page=all.