Kecelakaan Pesawat Sriwijaya Air
Tangis Keluarga saat Para Penumpang Sriwijaya Jaya Air SJ 182 ''Pulang''
Kini mereka telah "Pulang". Sederet cerita pascakecelakaan di perairan Kepulauan Seribu pada Sabtu (9/1/21) itu mewarnai kepergian para penumpang
Sumarzen berharap putranya meninggal dalam keadaan syahid.
"Gugur dalam tugas adalah salah satu amal baik, mudah-mudahan syahid," kata dia, melansir Surya.co.id.
Sumarzen juga meminta anaknya dimaafkan jika memiliki kesalahan.
"Kami mohon dimaafkan putra kami," kata dia.
Melansir Antara, Fadly Satrianto yang lahir di Surabaya merupakan bungsu dari tiga bersaudara pasangan Sumarzen Marzuki dan Ninik Andriyani.
Alumnus Unair itu menjadi korban ketika dirinya menjadi ekstra kru di pesawat Sriwijaya Air.
Sebab, Fadly bekerja di Nam Air, anak perusahaan Sriwijaya Air.
Jasad Fadly teridentifikasi setelah sidik jari telunjuk kanan identik dengan sidik jarinya di KTP.
3. Isak tangis keluarga di Bandara Supadio Pontianak
Jenazah salah seorang warga Kecamatan Mempawah Hilir, Mempawah bernama Agus Minarni (47) tiba di Bandara Supadio Pontianak, Sabtu (16/1/2021) sore.
Sejak siang hari, keluarga korban menunggu kedatangan jenazah di bandara.
Sembari memangku foto Minarni, tangis keluarga pecah saat peti jenazah diturunkan dari pesawat dan dimasukan ke dalam mobil ambulans.
Selanjutnya, jenazah dibawa ke rumah duka untuk dimakamkan.
Kepala Kantor Pencairan dan Penyelamatan Pontianak, Yopi Haryadi mengatakan, kedua jenazah tiba di Bandara Internasional Supadio Pontianak pada pukul 13.30 WIB dan 16.05 WIB.
Menurut Yopi, jenazah pertama yang tiba di Pontianak atas nama Ihsan Adhlan Hakim dengan menggunakan pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT 684.