Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Heboh

Masih Ingat Tanah Bergerak di Aceh? Pakar Ini Yakini Disebabkan Tanah Sudah Jenuh terhadap Air

Seorang pakar meyakini fenomena itu terjadi karena Tanah Sudah Jenuh terhadap Air.

Editor: Alexander Pattyranie
SERAMBINEWS.COM/ASNAWI LUWI
Suasana di lokasi tanah bergerak di Gampong Lamkleng, Kecamatan Kuta Cot Glie, Kabupaten Aceh Besar, kondisi semakin parah mencapai dua meter, Sabtu (16/01/2021). 

TRIBUNMANADO.CO.ID, BANDA ACEH - Masih Ingat Tanah Bergerak di Aceh?

Peristiwa itu terjadi di Gampong Lamkleng, Kecamatan Kuta Cot Glie, Aceh Besar.

Seorang pakar meyakini fenomena itu terjadi karena Tanah Sudah Jenuh terhadap Air.

Meski permukaan tanah di Gampong Lamkleng, Kecamatan Kuta Cot Glie, Aceh Besar

terus menurun dari hari ke hari, tetapi penyebab utama terjadinya fenomena geologis

itu belum terjawab secara pasti.

Kalaupun ada klaim pihak tertentu tentang penyebabnya itu masih bersifat asumsi atau

klaim sepihak setelah melakukan observasi beberapa jam di lokasi kejadian.

Dr Nazli Ismail, misalnya, meyakini fenomena tanah bergerak yang terjadi sejak 10 Januari

lalu itu disebabkan tanah di Gampong Lamkleng sudah jenuh terhadap air setelah berhari-hari

turun hujan lebat menjelang tanggal 10 Januari 2021 dan setelahnya.

Kebetulan, kata Ketua Program Studi (Prodi) Magister Ilmu Kebencanaan Universitas Syiah

Kuala (USK) ini, lokasi tanah bergerak tersebut hanya sekitar 300 meter dari Sungai (Krueng) Aceh.

Rekahannya pun memanjang mengikuti alur sungai.

Tebing tanah pun miringnya ke arah sungai.

Ketika hujan turun deras dan tanahnya labil, kata Nazli, semua itu berkontribusi terhadap

terjadinya fenomena tanah bergerak di Lamkleng yang kedalamannya kini sudah hampir 2 meter.

Selain Nazli, ada lagi ilmuwan yang berpendapat tentang penyebab terjadinya fenomena

tanah longsor atau tanah amblas di Gampong Lamkleng itu.

Dia adalah Khairul Umam ST MSc, Laboran Teknik Geologi Fakultas Teknik USK.

Saat berkunjung ke lokasi Sabtu (16/1/2021), untuk tahap awal Khairul menyimpulkan

bahwa pergerakan tanah yang terjadi di Lamkleng itu akibat rayapan tanah.

Rayapan tanah adalah jenis tanah longsor yang bergerak lambat. Jenis tanahnya berupa

butiran kasar dan halus. Jenis tanah longsor ini hampir tidak dapat dikenali.

Setelah waktu yang cukup lama longsor jenis rayapan ini bisa menyebabkan pohon atau rumah miring,

bahkan tumbang.

"Kondisi tanah di bawah datar, sedangkan di atas berjalan secara perlahan-lahan," ujar Anggota

Tim Survei Geologi dari Prodi Teknik Geologi USK ini kepada Serambinews.com, Minggu (17/1/2021).

Menurut Khairul, dalam peta geologi, tidak ada patahan sesar Sumatra di kawasan Gampong Lamkleng, Kecamatan Kuta Cot Glie.

Namun, pergerakan ini murni karena kerentanan tanah.

Kondisi tanah yang rentan tak sanggup lagi menampung beban di atasnya seperti bangunan,

sehingga secara perlahan-lahan lereng tanah turun, terutama saat curah hujan tinggi.

"Kemungkinan, pergerakan tanah ini bisa lambat terjadinya apabila musim kemarau," kata Khairul.

Di luar pendapat Khairul Umam dan Nazli Ismail di atas, kini muncul klaim baru dari sejumlah

mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) tentang penyebab tanah longsor

di Gampong Lamkleng itu.

Para mahasiswa ini datang ke Aceh bukan khusus untuk meneliti fenomena geologis berupa

pergerakan tanah di Gampong Lamkleng, Aceh Besar.

Mereka berada di Banda Aceh dan Aceh Besar justru untuk melakukan riset jejak

paleotsunami (tsunami purba) di Guha Ek Luntie, Kecamatan Lhoong, Ace Besar.

Begitu mendengar kabar ada fenomena tanah bergerak di Gampong Lamkleng,

para mahasiswa tersebut pun tertarik untuk datang, melihat langsung kondisinya.

Setelah berkoordinasi dengan pejabat di Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA),

para mahasiswa ITB itu pun difasilitasi dan dikawal untuk sampai ke Gampong

Lamkleng pada 13 Januari lalu.

"Adik-adik mahasiswa dari ITB itu ingin observasi lapangan. Kita temani ke Lamkleng.

Semoga memenuhi harapan mereka untuk riset," kata sumber Serambinews.com di BPBA.

Setelah observasi lapangan beberapa jam di lapangan, para mahasiswa itu pun menarik

kesimpulan bahwa pergerakan tanah di Gampong Lamkleng itu erat kaitannya dengan

aktivitas galian C (material pasir dan batu) di sungai terdekat.

"Ya, begitu informasi yang saya terima dari tim mahasiswa ITB yang datang ke lokasi tanah 

bergerak di Gampong Lamkleng itu," kata sumber tersebut.

Ia juga merincikan pendapat tim mahasiswa ITB tersebut bahwa fenomena tanah bergerak

itu merupakan akumulasi dari aktivitas galian C pada masa lalu dan masa kini.

Sumber Serambinews.com menduga, di antara akademisi dan laboran teknik geologi yang

survei ke lokasi sudah ada yang tahu tentang korelasi antara fenomena tanah bergerak

itu dengan aktivitas galian C di sungai terdekat.

"Namun, dugaan saya mungkin beliau tidak nyaman untuk mengungkapkannya," kata sumber Serambinews.com.

Ia juga menimpali, "hal itu menunjukkan hipotesa gerakan tanah tersebu karena aktivitas

hidrologi secara perlahan mulai terbantahkan," katanya.

Di akhir perbincangannya dengan Serambinews.com, sumber tersebut hanya mengingatkan

bahwa, "Untuk kasus ini adagium 'Kita jaga alam, alam jaga kita' tampaknya berlaku secara absolut."

Dengan munculnya pemikiran dari para mahasiswa ITB itu, berarti hingga saat ini sudah ada

tiga pendapat tentang penyebab terjadinya fenomena tanah bergerak atau tanah longsor

di Gampong Lamkleng, Kecamatan Kuta Cot Glie.

Ditunggu, hasil survei berikutnya untuk memperkuat atau justru membantah pendapat yang

sudah ada, sehingga penyebab tanah bergerak itu tak lagi jadi misteri.

(serambinews.com/Yarmen Dinamika)

BERITA TERPOPULER :

Baca juga: Masih Ingat Kisah Pengusaha Kaya Gugat Istri Karena Anak Mereka Jelek? Ini Fakta dari Foto Viral Itu

Baca juga: Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, Calon Pengantin Wanita Ini Tewas Terjepit Lift di Tempat Kerja

Baca juga: Kisah Sedih Gadis Cantik yang Dikurung dalam Kandang dan Berpakaian dari Kain Karung Beras

TONTON JUGA :

Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Diduga, Ini Faktor Baru Penyebab Tanah Bergerak di Kuta Cot Glie

https://aceh.tribunnews.com/2021/01/18/diduga-ini-faktor-baru-penyebab-tanah-bergerak-di-kuta-cot-glie-aceh-besar.

Penulis: Yarmen Dinamika

Editor: Muhammad Hadi

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved