Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Gempa Sulbar

Kisah Perawat di Sulbar, Pertaruhkan Nyawa demi Selamatkan Bayi saat Gempa, Tertimpa Reruntuhan

Ia mengalami luka dan sempat mendapat perawatan di RS Bhayangkara, Mamuju, hingga akhirnya meninggal dunia.

TRIBUN TIMUR/HASAN BASRI
Reruntuhan bangunan akibat gempa yang mengguncang wilayah Majene, Sulawesi Barat (Sulbar) sejak Kamis (14/1/2021) hingga Jumat (15/1/21) hari. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Natsyelia Paulus Ake tak tahu gedung rumah sakit akan ambruk saat gempa di Sulawesi Barat.

Perawat asal Palipu Mengkendek, Tana Toraja ini mempertaruhkan nyawa demi menyelamatkan pasien dan bayi yang berada di dalam RS Mitra Mamuju.

Diketahui, gempa melanda Mamuju dan Majene, Sulawesi Barat pada Jumat (15/1/2021).

Mia saat menjalani perawatan di RS Bhayangkara Mamuju, Sulawesi Barat, setelah tertimpa reruntuhan bangunan
Mia saat menjalani perawatan di RS Bhayangkara Mamuju, Sulawesi Barat, setelah tertimpa reruntuhan bangunan (ISTIMEWA VIA TRIBUN TIMUR)

Saat itu, Natsyelia mencoba menyelamatkan seorang pasien dan bayi di inkubator yang terjebak berjam-jam dalam rumah sakit yang ambruk itu.

Namun, dalam upaya menyelamatan, Mia, sapaan akrab Natsyelia, terkena reruntuhan.

Ia mengalami luka dan sempat mendapat perawatan di RS Bhayangkara, Mamuju, hingga akhirnya meninggal dunia.

Sedangkan bayi yang diselamatkan Mia saat ini masih dalam perawatan di RS Bhayangkara.

Kronologi

Pusat gempa terletak di 6 km Timur Laut Majene-Sulbar.

Namun getarannya terasa di Polewali, Pinrang hingga kabupaten Toraja, Sulawesi Selatan.

Akibat gempa, sejumlah rumah warga dan gedung bertingkat ambruk bahkan rata dengan tanah.

Demikian pula bangunan RS Mitra Mamuju yang bergejolak akibat gempa tersebut. Alat-alat medis berjatuhan.

Seisi rumah sakit panik. Mereka lari berhamburan menyelamatkan diri.

Namun, perawat Mia menyelamatkan seorang pasien dan satu bayi yang sedang berada di dalam inkubator.

Dari keterangan keluarga Mia bernama Manashe, setelah berhasil menyelamatkan satu pasien, Mia kembali ke dalam rumah sakit untuk menyelamatkan bayi.

Tapi nahas, belum sempat keluar, gedung rumah sakit ambruk, sehingga Mia dan si bayi terjebak.

"Saat menyelamatkan bayi ini, Mia terjebak dan tertimpa bahan bangunan yang jatuh," kata Manashe, Sabtu (16/1/2021) malam.

Mia dan si bayi dilaporkan terjebak di reruntuhan gedung rumah sakit selama berjam-jam.

Keduanya baru berhasil dievakuasi sekitar pukul 12.00 Wita Jumat (15/1/2021).

Saat berhasil dievakuasi Mia dan bayi langsung dilarikan ke RS Bhayangkara Mamuju.

Namun beberapa saat setelah mendapat perawatan di RS Bhayangkara, Mia menghembuskan nafas terakhirnya.

"Saat kami mendampingi ia sempat menyampaikan keluhannya dan badannya terasa dingin hingga meninggal dunia," ungkap Manashe.

Dikatakan Manshe, almarhum Mia rencanahnya akan dikuburkan pada Senin (18/1/2021) mendatang di Kabupaten Mamuju.

Jumlah korban gempa

Pusat Pengendalian Operasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana mencatat korban meninggal dunia akibat gempa M 6,2 di Provinsi Sulawesi Barat menjadi 56 orang.

Data tersebut per 16 Januari 2021 pukul 20.00 WIB, dimana korban meninggal sebanyak 56 orang dengan rincian 47 orang di Kabupaten Mamuju dan sembilan orang di Kabupaten Majane.

Selain itu, terdapat 637 korban luka di Kabupaten Majene dengan rincian antara lain 12 orang luka berat, 200 orang luka sedang dan 425 orang luka ringan.

Sedangkan di Kabupaten Mamuju terdapat 189 orang mengalami luka berat atau rawat inap.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati mengatakan, Pusdalops BNPB memutakhirkan informasi saat ini bahwa aliran listrik di Kabupaten Majene sebagian sudah menyala.

"Sedangkan aliran listrik di sebagian wilayah Kabupaten Mamuju sudah dapat dialiri listrik sedangkan setengahnya masih mengalami gangguan," kata Raditya dalam keterangannya, Jakarta, Minggu (17/1/2021).

Selanjutnya, kata Raditya, jalur darat yang menghubungkan Kabupaten Majene dan Kabupaten Mamuju, Provonsi Sulawesi Barat (Sulbar) kembali pulih dan dapat dilalui kendaraan pada Sabtu (16/1/2021) sore.

Adapun jalur tersebut dapat kembali dibuka setelah Dandim 1401/Majene, Letkol Inf Yudi Rombe dari Komando Daerah Militer (Kodam) XIV/Hasanuddin, menugaskan Batalyon Zeni Tempur (Yonzipur) 8/SMG untuk membuka akses menggunakan alat berat.

Pada Sabtu (16/1/2021) pukul 06.32 WIB, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menginformasikan telah kembali terjadi gempabumi dengan kekuatan M5,0 di Kabupaten Majene.

BMKG juga memprakirakan gempa susulan masih akan terjadi.

"BNPB mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan selalu waspada terkait adanya potensi gempa susulan yang berkekuatan signifikan," paparnya.

BNPB juga mengimbau masyarakat yang tinggal di kawasan perbukitan dengan tebing curam untuk waspada terhadap longsoran dan reruntuhan batu.

Selain itu, bagi yang tinggal di kawasan pantai atau pesisir, diharapkan untuk selalu waspada dan segera menjauhi pantai apabila merasakan adanya gempa susulan.

Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul Selamatkan Bayi Saat Gempa Susulan Guncang Majene, Suster Asal Tana Toraja Tewas

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved