Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pesawat Sriwijaya Air Jatuh

Cuaca dan Kendali Jadi Kemungkinan Penyebab Pesawat Sriwijaya SJ 182 Jatuh? Ini Ulasan Misterinya

Dua kecelakaan terakhir pada pesawat maskapai penerbangan Indonesia, hasil penyelidikannya sama: salah satunya adalah masalah kendali pesawat.

SHUTTERSTOCK/LEONY EKA PRAKASA
Foto: Pesawat Sriwijaya Air 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Awal Tahun 2021, Pesawat Sriwijaya Air rute Jakarta-Pontianak dengan kode penerbangan SJY 182 hilang kontak pada Sabtu (9/1/2021) pukul 14.40 WIB. 

Bicara kemungkinan, penyebabnya terjatuhnya pesawat bisa beraneka ragam.

Bahkan sejarah mencatat sejumlah insiden dipicu akibat burung masuk ke mesin dan menjadikannya mati.

Suasana di Posko Crisis Center Sriwijaya Air SJ 182 di Terminal kedatangan 2D, Bandara Soekarno-Hatta, Sabtu (9/1/2020). Pesawat Boeing 737-500 Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ182 dilaporkan hilang kontak setelah take off dari Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, pada Sabtu (9/1/2021) sore.

Atau secara umum ada tiga faktor yang diselidiki dalam kecelakaan pesawat udara: cuaca, kegagalan mesin, dan perangkat yang terkait dengan sistem kendali atau flight control.

Dua kecelakaan terakhir pada pesawat maskapai penerbangan Indonesia, yang kebetulan sama-sama menghujam ke lautan, hasil penyelidikannya sama: salah satunya adalah masalah kendali pesawat.

Tulisan ini dan program AIMAN yang akan tayang pada Senin pukul 20.00 tidak bermaksud mendahului hasil penyelidikan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), melainkan untuk melihat kemungkinan-kemungkinan penyebab agar bisa menjadi pesan bagi operasional maskapai di masa pandemi yang memang tidak sesibuk biasanya.

Apa yang terjadi bila tidak sesibuk biasanya?

Setidaknya, regulator penerbangan di Amerika Serikat, Federal Aviaton Administration (FAA), telah memberikan peringatan tentang potensi kegagalan mesin terhadap pesawat Boeing 737 baik jenis next generation maupun classic yang tidak dioperasikan selama selama 7 hari.

Baca juga: Indonesia Urutan 19 Dunia Kasus Covid-19, Jawara di Asia Tenggara, dan Posisi 4 se Asia

Pemeliharaan pesawat dan musim pandemi

Pemeliharaan pesawat memang menjadi masalah krusial dalam penerbangan. Pengamat penerbangan Alvin Lie mengungkapkan, pemeliharaan ini dilakukan oleh maskapai yang mengoperasikan pesawat dan berkoordinasi dengan pabrikan pesawat

. Di samping itu, pengawasan menyeluruh juga dilakukan regulator, dalam hal ini adalah Kementerian Perhubungan.

Yang cukup melegakan, menurut Alvin, sejak 2016 pengawasan pesawat di Indonesia naik terus peringkatnya hingga menduduki peringkat layanan kualitas penerbangan termasuk faktor keamanan (safety) pada posisi lima besar terbaik di dunia.

"Pada 2016 pemerintah sudah mengambil langkah-langkah untuk memperbaiki faktor safety. Pertama, regulasi diperbaiki. Kedua, organisasi regulator diperbaiki. Ketiga, SDM regulator, baik kuantitas maupun kualitas, diperbaiki. Keempat, infratruktur diperbaiki. Kelima, tata pelayanan navigasi penerbangan yang diperbaiki," kata Alvin kepada saya saat wawancara di program AIMAN.

B737-500 Sriwijaya AIr PK-CLC.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved