Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

News

56 Orang Meninggal Dunia, Update Data Terkini Korban Gempa di Sulawesi Barat

Info terkini terkait dampak gempa bumi di Sulbar. Berikut data terupdate korban meninggal dunia dan luka-luka.

TRIBUN-TIMUR.COM/NURHADI
FOTO - Kondisi dampak gempa bumi magnitudo 6.2 di Kabupaten Mamuju, Sulbar. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Jumlah korban meninggal dunia akibat gempa bumi di Sulawesi Barat (Sulbar) sudah 56 orang.

Jumlah tersebut sesuai dengan update data dari Pusat Pengendali Operasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Hingga hari ini Minggu 17 Januari 2021, jumlah korban tewas akibat gempa bumi di Sulbar berjumlah 56 orang.

Dengan rincian, sebanyak 47 orang meninggal dunia di Kabupaten Mamuju dan 9 orang di Kabupaten Majene.

Data untuk korban luka-luka akibat gempa di Sulbar ada sebanyak 826 orang.

Dengan rincian yakni di Kabupaten Majene antara lain 12 orang luka berat, 200 orang luka sedang, dan 425 orang luka ringan.

Sedangkan di Kabupaten Mamuju terdapat 189 orang mengalami luka berat atau rawat inap.

Hal itu disampaikan Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati, Minggu (17/1/2021).

BPBD Kabupaten Majene, Kabupaten Mamuju serta Kabupaten Polewali Mandar terus melakukan pendataan dan berkoordinasi dengan TNI-Polri, Basarnas serta relawan maupun instansi lainnya dalam proses evakuasi masyarakat terdampak.

Pusdalops BNPB memutakhirkan informasi saat ini bahwa aliran listrik di Kabupaten Majene sebagian sudah menyala.

Sedangkan sebagian wilayah Kabupaten Mamuju sudah dapat dialiri listrik sedangkan setengahnya masih mengalami gangguan.

Selanjutnya, jalur darat yang menghubungkan Kabupaten Majene dan Kabupaten Mamuju, Provonsi Sulawesi Barat (Sulbar) kembali pulih dan dapat dilalui kendaraan pada Sabtu (16/1/2021) sore.

Adapun jalur tersebut dapat kembali dibuka setelah Dandim 1401/Majene, Letkol Inf Yudi Rombe dari Komando Daerah Militer (Kodam) XIV/Hasanuddin, menugaskan Batalyon Zeni Tempur (Yonzipur) 8/SMG untuk membuka akses menggunakan alat berat.

Pada Sabtu (16/1/2021) pukul 06.32 WIB, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menginformasikan telah kembali terjadi gempa bumi dengan kekuatan M 5,0 di Kabupaten Majene.

BMKG juga memprakirakan gempa susulan masih akan terjadi.

Untuk itu, BNPB mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan selalu waspada terkait adanya potensi gempa susulan yang berkekuatan signifikan.

BNPB juga mengimbau masyarakat yang tinggal di kawasan perbukitan dengan tebing curam untuk waspada terhadap longsoran dan reruntuhan batu.

Selain itu, bagi yang tinggal di kawasan pantai atau pesisir, diharapkan untuk selalu waspada dan segera menjauhi pantai apabila merasakan adanya gempa susulan.

Masyarakat diminta untuk dapat mengikuti informasi resmi dan tidak mudah percaya dengan segala informasi yang belum jelas sumbernya.

Masyarakat juga diimbau untuk tidak percaya berita bohong atau hoaks mengenai prediksi dan ramalan gempa bumi yang akan terjadi dengan kekuatan lebih besar dan akan terjadi tsunami.

Masyarakat juga dapat mengikuti perkembangan informasi kegempaan melalui BMKG dan portal InaRisk untuk mengetahui potensi risiko bencana yang ada disekitar tempat tinggal. (Tribun-timur.com/ Hasan Basri)

Kabar Warga Yang Mengungsi

Gempa berkekuatan magnitudo 6,2 telah mengguncang sejumlah wilayah di Sulawesi Barat pada Jumat (15/1/2021) pukul 02.28 WITA.

Kabupaten Majene menjadi kabupaten terparah akibat guncangan gempa tersebut.

Kecamatan Ulumanda jadi satu di antara daerah terparah yang terdampak gempa Majene.

Warga mengatakan gempa membuat semua rumah dan fasilitas umum di Desa Sambabo, Dusun Rura, Kecamatan Ulumanda, Kabupaten Majene, rusak parah.

"Semua rumah warga roboh, fasilitas umum seperti Masjid juga rusak," ujar Wiwis (23), warga Desa Sambabo, yang dihubungi Tribunnews.com pada Sabtu (16/1/2021), malam.

Tak hanya itu, gempa juga menyebabkan longsor di ruas jalan menuju desa.

Walau sempat terputus karena longsor, kini jalan tersebut sudah bisa diakses kembali.

Jalan longsor akibat gempa Majene
Gempa Majene sebabkan akses jalan ke Desa Sambabo terputus. (DOK. Pribadi)

Beruntungnya, tidak ada korban jiwa dalam musibah gempa tersebut.

"Kalau di Desa Sambabo tidak ada korban, tapi untuk di Desa Sabiraan dan Desa Salutambung, ada lima korban luka berat dan sudah dibawa ke Rumah Sakit Umum Majene," imbuh Wiwis.

Setelah gempa melanda, mayoritas warga memilih untuk mengungsi karena takut adanya gempa susulan.

Sampai saat ini, bahkan ada warga yang masih takut pulang ke rumah dan tetap bertahan di pengungsian.

Ada sekitar 600 warga yang mengungsi, terdiri dari orang dewasa dan anak-anak.

Warga mengungsi di tenda darurat yang dibuat seadanya dari hasil gotong royong warga setempat.

Tenda Pengungsian Gempa Majene
Warga Ulumandu mengungsi di tenda seadanya karena belum mendapatkan bantuan dari pemerintah. (DOK.Pribadi

Diketahui, gempa juga membuat listrik masih padam sampai sekarang.

Saat malam hari, warga terpaksa menggunakan penerangan seadanya seperti senter.

"Setelah gempa jaringan listrik padam sampai sekarang. Kalau malam warga pakai penerangan seadanya saja. Jalur komunikasi juga kurang lancar karena sinyal jelek," kata Wiwis.

Wiwis mengungkapkan belum ada saluran bantuan logistik yang diberikan pihak pemerintah hingga saat ini.

Kecamatan Ulumanda berada di daerah pegunungan, sekitar 70-80 kilometer dari pusat kota Majene.

Lokasi desa yang berada di pegunungan dan akses jalan yang sulit, menjadi alasan mengapa belum ada bantuan logistik yang diterima.

"Sampai sekarang belum dapat bantuan dari pemerintah. Bantuan yang didapat baru berupa dana yang dikumpulkan relawan," terang Wiwis.

Wiwis juga menambahkan stok makanan untuk para pengungsi mulai menipis.

Rencananya, hari ini Wiwis bersama pemuda desa, dibantu oleh rekan mahasiswa dari Makassar, akan menggunakan dana bantuan tersebut untuk belanja bahan logistik yang diperlukan pengungsi.

Saat ini, warga Desa Sambabo sangat membutuhkan bantuan berupa tenda, terpal, selimut, dan bahan makanan.

Selain itu, mereka membutuhkan tenaga medis dan obat-obatan, karena ada anak-anak yang mengaku mengalami gatal-gatal di pengungsian.

Ketersedian air bersih juga sangat dibutuhkan warga selama mengungsi di pos pengungsian.

Diberitakan sebelumnya, Kabupaten Majene dan Mamuju telah diguncang gempa berkekuatan 6,2 magnitudo pada Jumat (15/1/2021) pukul 02.28 WITA.

Pusat gempa berada di empat kilometer Timur Laut Kabupaten Majene, Sulawesi Barat.

Namun, getaran gempa terasa hingga Mamuju, Makasar hingga Palu.

Pusat Pengendali Operasi, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, hingga Sabtu (16/1/2021) pukul 20.00 WIB, terdapat 56 korban meninggal dunia, akibat gempa di Sulawesi Barat.

"Rinciannya 47 orang meninggal dunia di Kabupaten Mamuju dan sembilan orang di Kabupaten Majane," ungkap Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati, melalui keterangan tertulis, Minggu (17/1/2021).

Untuk Kabupaten Majene, terdapat 637 korban luka-luka, dengan rincian 12 orang luka berat, 200 orang luka sedang dan 425 orang luka ringan.

Raditya menambahkan, BPBD Kabupaten Majene akan terus melakukan pendataam dan berkoordinasi dengan TNI-Polri, Basarnas, serta relawan maupun instansi lainnya dalam mengevakuasi masyarakat terdampak gempa.

(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Fandi Fahlevi)

Artikel ini telah tayang di:

Tribun-timur.com

https://makassar.tribunnews.com/2021/01/17/update-korban-meninggal-akibat-gempa-62-sr-di-sulawesi-barat-capai-56-orang-637-luka-luka?page=all

Tribunnews.com

https://m.tribunnews.com/regional/2021/01/17/data-terbaru-korban-gempa-sulbar-per-17-januari-2021-56-orang-meninggal-dan-826-luka-luka?page=all

https://m.tribunnews.com/regional/2021/01/17/akses-jalan-sulit-pengungsi-gempa-majene-di-desa-sambabo-belum-terima-bantuan?page=all

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved