Bacaan Alkitab
Bacaan Alkitab Sabtu 16 Januari 2021, Amsal 6:11: Kemiskinan Adalah Musuh Semua Orang
Pengamsal mengungkapkan bahwa kemiskinan, selalu mengikuti tindakan bodoh seseorang dan kemalasan yang dipeliharanya.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Semua orang di dunia, tidak mau miskin. Kemiskinan adalah musuh semua orang. Kemiskinan ini, selalu diikuti oleh kekurangan sebagai "teman baiknya.
"Maka jika kemiskinan datang seperti penyerbu, kekurangan ikut menyerang seperti orang bersenjata.
Kondisi ini sering dikatakan orang Manado sebagai: "so miskin, kong susah malendong ley."
Maksudnya kemiskinan berdampak pada kesusahan dan kekurangan serta penderitaan dalam berbagai hal.
Baca juga: Tak Bisa Hidup Tanpa Internet, 5 Zodiak Ini Sudah Kecanduan Media Sosial, Kamu Termasuk?
Baca juga: Conor McGregor Bersiap Lawan Dustin Poirier, Tantang Manny Pacquiao Tarung Bebas dan Liar
Pengamsal mengungkapkan bahwa kemiskinan, selalu mengikuti tindakan bodoh seseorang dan kemalasan yang dipeliharanya.
Sehingga, kemiskinan itu paling banyak dialami oleh orang karena ulah, prilaku dan pilihan hidupnya yang bodoh.
Demikian firman Tuhan hari ini.
"maka datanglah kemiskinan kepadamu seperti seorang penyerbu, dan kekurangan seperti orang yang bersenjata." (ay 11)
Pengamsal, cenderung mengeritik orang yang miskin karena ulahnya sendiri. Banyak orang tidak suka miskin, tapi berprilaku hidup miskin.
Akhirnya jatuh miskin. Tapi kemudian menyalahkan orang lain.
Banyak orang memusuhi kemiskinan, tapi dia bergaul erat dengan cara hidup yang memiskinkan dirinya sendiri.
Akhirnya, menyalahkan nasib yang tidak baik. Tuhan yang disalahkan, seakan dia miskin karena Tuhan.
Memang juga ada yang miskin karena situasi dan kondisi tertentu, termasuk pandemi Covid 19 saat ini atau peristiwa lainnya.
Tapi, jika kita rajin, tekun, kreatif dan mengikuti segala jalan-jalan Tuhan termasuk nasihat Pengamsal, kita bisa keluar dari kemiskinan atau krisis. Buktinya juga banyak orang yang solid di tengah Covid dan bersemi di tengah pandemi.
Terlalu banyak orang yang dulunya hidup dalam "kubangan" kemiskinan, kemudian karena kegigihannya, dia sukses. Banyak orang yang keluarganya sangat miskin dan susah, tapi menjadi kaya raya, berharta, punya kedudukan dll.
Masihkah kita menganggap kemiskinan pada diri kita sebagai "hadiah" Tuhan bagi kita. Bagaimana mungkin Tuhan mau mengubah hidup kita kalau kita sendiri tidak berniat apalagi berusaha mengubah hidup kita?