Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Internasional

PM Inggris Salahkan Obat Tradisional China Sisik Trenggiling, Sebagai Penyebab Pandemi Covid-19

Penggunaan sisik trenggiling untuk obat tradisional yang diyakini mampu meningkatkan vitalitas pria adalah praktik dari pengobatan China yang "gila"

Editor: Finneke Wolajan
EPA/Guardian
Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson memicu kemarahan Beijing. Hal ini lantaran ia menyebut obat tradisional China sebagai penyebab Covid-19.

Boris Johnson mengeklaim bahwa Beijing telah melakukkan serangan 'terselubung' melalui pengobatan tradisional China sehingga menyebabkan pandemi virus corona, melansir Express.

Menurut Johnson, penggunaan sisik trenggiling untuk obat tradisional yang diyakini mampu meningkatkan vitalitas pria adalah praktik dari pengobatan China yang "gila".

Trenggiling
Trenggiling (HOANG DINH NAM / AFP)

Pernyataannya itu diungkapkan pada pertemuan virtual beberapa pemimpin dunia yang membahas tentang perlindungan alam pada Selasa (12/1/2021) ketika Johnson membahas perdagangan ilegal satwa liar seperti trenggiling.

Trenggiling, satwa yang terancam oleh para pemburu biasa dijual sisiknya di pasar obat tradisional China.

PM Johnson berkata, "Pandemi virus corona adalah produk dari ketidakseimbangan dalam hubungan manusia dengan alam.

“Ini berasal dari kelelawar atau trenggiling, dari kepercayaan gila bahwa jika Anda mengonsumsi gilingan sisik trenggiling, Anda akan menjadi lebih kuat atau apa pun yang dipercaya orang.”

Komentar tersebut memicu kemarahan Beijing yang mengatakan bahwa komentar Johnson adalah "dugaan tidak berdasar".

Juru bicara kementerian luar negeri China, Zhao Lijian mengatakan hanya studi yang "cermat dan teliti" yang akan menemukan asal mula wabah virus corona.

Lijian berkata, "Dugaan yang tidak berdasar atau berlebihan dari masalah ini hanya akan mengganggu kerjasama internasional yang normal dalam menelusuri asal-usul [virus]."

Johnson, dalam pidatonya pada Selasa, mengemukakan pemikirannya tentang bagaimana virus corona menular dari hewan ke manusia.

Dia menambahkan bahwa virus, "berasal dari benturan antara umat manusia dan alam dan kita harus menghentikannya."

Perdana Menteri Inggris itu mengacu pada sejarah Yunani Kuno demi menggambarkan maksud ucapannya.

PM Inggris Boris Johnson
PM Inggris Boris Johnson (AFP)

Dia berkata, "Seperti wabah asli yang melanda orang Yunani yang saya ingat dalam buku salah satu Iliad, itu adalah penyakit zoonosis."

Komentar Johnson bersamaan dengan tibanya tim ahli dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di kota Wuhan, China tempat di mana virus corona pertama kali terdeteksi pada akhir 2019.

Tim ahli dari WHO itu tertahan selama beberapa hari sebelum diberi akses ke Wuhan.

Hal itu memberi kesan kuat bahwa China telah berusaha menutup-nutupi tindakan ketika virus pertama kali terdeteksi pada Desember.

Penelitian di China Sebut Trenggiling Inang Perantara Virus Corona

Umat manusia mungkin selama ini tidak peduli pada perdagangan ilegal hewan trenggiling yang mengancam keberadaan mereka sebagai satwa liar di bumi.

Tapi mungkin, manusia baru akan ambil sikap jika mengetahui hasil penelitian dari Universitas Pertanian China Selatan terkait hewan bersisik pemakan semut itu.

Penelitian dari universitas tersebut mengemukakan bahwa hewan trenggiling berpotensi menjadi inang perantara virus corona atau Covid-19.

Untuk itu, perdagangan ilegal trenggiling berpotensi pula menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius.

Dilansir dari The Star, perdagangan liar trenggiling atau dalam bahasa Inggris dikenal sebagai pangolin, umum dilakukan oleh negara-negara Asia khususnya Hong Kong, Singapura dan Vietnam yang berperan sebagai negara transit.

Penampakan Nasi Goreng Trenggiling dan Sup Trenggiling seperti yang diposkan oleh Lin di Weibonya.
Penampakan Nasi Goreng Trenggiling dan Sup Trenggiling seperti yang diposkan oleh Lin di Weibonya. (Coconut)

Ada pun tujuan utama perdagangan ilegal ini adalah masyarakat China yang gemar mengonsumsi trenggiling sebagai hewan yang dipercaya memiliki khasiat tertentu.

Seperti diketahui secara luas saat ini, virus corona yang dilaporkan terjadi pertama kali di pasar Seafood Wuhan, di provinsi Hubei, adalah kota yang memiliki riwayat perdagangan aktif akan daging satwa liar termasuk trenggiling.

Berdasarkan suatu laporan, terdapat pertumbuhan cepat dalam skala industri perdagangan daging dan sisik trenggiling antara 2016 sampai 2019.

Daging dan sisik trenggiling dianggap sebagai suatu kemewahab di seluruh Asia terutama di China dan Vietnam.

Orang Afrika juga menyukai daging trenggiling.

Di sana, daging hewan bersisik itu dianggap lezat dengan konsumen terbesar berasal dari Nigeria, lebih khusus lagi dari kalangan menengah ke atas dan komunitas China besar yang ada di sana.

Sisik trenggiling digunakan juga dalam pengobatan tradisional China.

Sementara dagingnya dimasak dalam sup karena dianggap memiliki manfaat gizi.

Menurut laporan kantor berita China, Xinhua, kesimpulan universitas yang melakukan penelitian terkait trenggiling adalah 99 persen identik dengan apa yang ditemukan dari korban infeksi virus corona.

Presiden Universitas Liu Yahong mengatakan bahwa tim peneliti menganalisis lebih dari seribu sampel metagenome hewan liar dan menemukan trenggiling sebagai inang perantara yang paling memungkinkan.
Meski begitu, kelelawar tetap menjadi yang utama dan sangat mungkin untuk virus corona.

Trenggiling yang hendak dijadikan bahan sup oleh Lin. (foto kiri)
Sup Trenggiling yang sudah diolah. (foto kanan)
Trenggiling yang hendak dijadikan bahan sup oleh Lin. (foto kiri) Sup Trenggiling yang sudah diolah. (foto kanan) (Coconut)

Akan tetapi hasil penelitian ini belum ditinjau mau pun diterbitkan dalam jurnal ilmiah.

Menurut Direktur Pusat Lapangan Danau Girang Sabah, Dr. Benoit Goosens, penyakit zoonosis seperti virus corona dan ebola akan semakin banyak ketika manusia merambah (mengonsumsi) habitat liar.

Konsumsi satwa liar dinilai Dr. Goosens sebagai kontribusi terhadap munculnya penyakit zoonosis.

"Tentu saja, dan tidak hanya trenggiling," ungkap Dr. Goosens.

Tidak hanya virus corona yang diperkirakan berasal dari konsumsi tehadap satwa liar.

Beberapa wabah global sebelumnya juga berasal dari konsumsi hewan liar.

Wabah itu di antaranya adalah sindrom pernapasan akut yang parah (SARS) dengan tingkat kematian 50 persen tergantung pada kelompok umur dan corona virus sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS-CoV) yang membunuh lebih dari 37 persen orang yang terinfeksi.

Virus nipah yang menyerang peternak babi di Negri Sembilan pada 1990-an dan membunuh sekitar 50 sampai 70 persen orang yang terinfeksi juga merupakan virus yang bernama paramyxovirus yang ditampung oleh kelelawar buah.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "PM Inggris Salahkan Obat Tradisional China "Sisik Trenggiling" atas Pandemi Covid-19"

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Penelitian di China Sebut Trenggiling Inang Perantara Virus Corona"

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved