Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Viral

Masih Ingat Harun Yahya? Pendakwah Ini Dipenjara 1.075 Tahun Karena Kejahatan pada Banyak Wanita

Harun Yahya sering menyampaikan ide kreasionisme dan nilai-nilai konservatif

Editor: Finneke Wolajan
Hürriyet Daily News
Adnan Oktar alias Harun Yahya bersama para wanitanya 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Inilah kisah Harun Yahya alias Adnan Oktar dihukum 1075 tahun penjara karena pelecehan seksual.

Kisahnya sempat viral di Indonesia di tahun 2000an.

Masih ingat dengan Harun Yahya dengan VCD dan buku-buku agamanya?

Pria berusia 64 tahun itu ditahan kini oleh kepolisian Turki.

Di negaranya, pria yang bernama asli Adnan Oktar ini dikenal sebagai televangelis, penulis buku-buku Islam dan juga pendakwah.

Ia harus dijatuhi hukuman selama 1.075 tahun penjara karena terbukti melakukan kejahatan seksual.

Vonis terhadap Harun Yahya dijatuhkan oleh pengadilan di Istanbul, Turki, pada Senin (11/1/2021) lapor BBC Indonesia.

Dilansir The Guardian, Adnan Oktar sebelumnya ditahan oleh kepolisian Istanbul pada 2018 bersama lebih dari 200 tersangka lain di kelompoknya.

foto file ini diambil pada 11 Juli 2018 saat petugas polisi Turki mengawal televangelis dan pemimpin sekte, Adnan Oktar (tengah) alias Harun Yahya di Istanbul, saat dia ditangkap atas tuduhan penipuan. Dia terbukti telah melakukan kejahatan seksual yang mengakibatkannya dipenjara lebih dari 1.000 tahun.
foto file ini diambil pada 11 Juli 2018 saat petugas polisi Turki mengawal televangelis dan pemimpin sekte, Adnan Oktar (tengah) alias Harun Yahya di Istanbul, saat dia ditangkap atas tuduhan penipuan. Dia terbukti telah melakukan kejahatan seksual yang mengakibatkannya dipenjara lebih dari 1.000 tahun. (AFP/Dogan News Agency)

Dia disebut seorang televangelis karena kerap berdakwah di televisi bersama para wanita berpakaian minim yang dia sebut "anak kucing".

Dilansir dari Kompas.com pada (12/1/2021), di salah satu acara dakwahnya, Harun Yahya sering menyampaikan ide kreasionisme dan nilai-nilai konservatif.

Sementara terlihat ia dikelilingi para wanita mengelilinginya dengan pakaian terbuka, tampak dari mereka menjalani operasi plastik.

Bahkan ia juga diiringi dengan musik yang ceria di sebuah studio TV di Turki.

Melansir stasiun televisi NTV, Harun Yahya divonis lebih dari 1.000 tahun penjara karena melakukan penyerangan seksual.

Bahkan disebut juga ia juga melakukan pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur, penipuan dan spionase politik dan militer.

Pengadilan juga menghukum dua eksekutif lain di organisasi Oktar, Tarkan Yavas dan Oktar Babuna, masing-masing selama 211 dan 186 tahun.

Buku The Atlas of Creation.
Buku The Atlas of Creation. (Harun Yahya/Wikimedia)

Disangkutkan dengan kudeta tahun 2016

Kantor berita resmi Turki, Anadolu melaporkan bahwa Harun Yahya juga dinyatakan bersalah karena membantu kelompok yang dipimpin oleh pendakwah Muslim yang berbasis di Amerika Serikat (AS) Fethullah Gülen yang disalahkan Turki karena melakukan upaya kudeta yang gagal pada 2016.

Meski begitu, ia membantah berkaitan dengan Gülen.

Sekitar 236 terdakwa menghadapi tuntutan, 78 di antaranya ditahan menunggu persidangan, menurut laporan Anadolu.

Sebagian besar tersangka tetap tidak bersalah sejak sidang pertama pada September 2019.

Pengakuan yang memberatkan hingga 1075 tahun penjara

Selama persidangan yang diikuti media Turki, Pengadilan mendengar detail kejahatan seksual yang sangat mengerikan dari Oktar.

Kepada Hakim Ketua pada Desember lalu, Oktar mengaku memiliki kekasih hampir 1.000 wanita.

"Ada luapan cinta di hati saya untuk wanita."

"Cinta adalah kualitas manusia. Itu adalah kualitas seorang Muslim," katanya dalam sidang lain di bulan Oktober.

Dia bahkan menambahkan pada kesempatan persidangan lain bahwa dia "luar biasa kuat".

Oktar alias Harun Yahya pertama kali menjadi perhatian publik pada era 1990-an ketika dia dilaporkan sebagai pemimpin sekte yang terlibat dalam berbagai skandal seks.

Tak hanya di Indonesia, melansir dari Harian Metro Malaysia. 

Harun Yahya juga pernah viral di sana, dengan buku dan VCD dakwah kreasionisme-nya.

Saluran televisi A9 online miliknya mulai mengudara pada tahun 2011, menarik kecaman dari para pemimpin agama di Turki.

Saluran TV tersebut, yang sering didenda oleh pengawas media Turki RTUK, disita oleh negara dan ditutup setelah tindakan keras polisi terhadap kelompok Oktar.

Kaset VCD dari Harun Yahya yang ramai dibahas di Indonesia.
Kaset VCD dari Harun Yahya yang ramai dibahas di Indonesia. (Shopee)

Pengakuan korban

Salah satu wanita di persidangannya, yang hanya disebut bernama CC mengatakan bahwa Oktar telah berulang kali melakukan pelecehan seksual terhadapnya dan juga wanita lainnya.

Beberapa wanita yang diperkosa dipaksa minum pil kontrasepsi, menurut keterangan CC.

CC juga menambahkan bahwa dia sendiri telah bergabung dengan kelompok Oktar ketika dia berusia 17 tahun.

Ditanya tentang 69.000 pil kontrasepsi yang ditemukan di rumahnya oleh polisi, Oktar mengatakan bahwa pil itu digunakan untuk mengobati gangguan kulit dan gangguan menstruasi.

Otoritas Turki akhirnya menghancurkan vila milik Harun Yahya dengan berbagai bukti itu.

Vila tersebut juga digunakan untuk studio TV-nya, menyita semua propertinya pada 2018.

Oktar menolak teori evolusi Darwin dan telah menulis buku setebal 770 halaman berjudul "The Atlas of Creation" dengan nama pena, Harun Yahya.

Buku-buku dan VCD-nya tentang kreasionisme-nya ini pun pernah sampai di Indonesia dan ramai dibahas pada akhir tahun 1990-an hinnga awal tahun 2000an.

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Adnan Oktar Alias "Harun Yahya" Dihukum Penjara 1.075 Tahun karena Kejahatan Seksual"

Sumber: TribunStyle.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved