Berita Nasional
Kisah Relawan Penyelam, Pakai Uang Sendiri & Tinggalkan Anak-Istri, Evakuasi Korban Sriwijaya Air
Tak banyak yang tahu bagaimana Makmur Ajie Panangian (54), ikut menjadi salah satu bagian dari ribuan personel yang dikerahkan untuk melakukan evakuas
"Kalau di kedalaman 15-20 meter, saling mengikatkan untuk diangkat ke atas. Itu terakhir di Selayar itu," sambung dia.

Makmur Ajie Panangian (54), penyelam relawan dari POSSI, saat ditemui di posko utama operasi SAR Sriwijaya Air SJ-182, Dermaga JICT II, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (12/1/2021). (TribunJakarta/Gerald Leonardo Agustino)
Adapun sebagai bagian dari POSSI, Ajie dipercaya menjadi ketua Bidang Usaha Wisata Bahari.
Pria asal Makassar, Sulawesi Selatan itu, sudah sekian kali dipanggil kepentingan evakuasi korban kecelakaan yang terjadi di lautan.
Termasuk pada kegiatan operasi SAR kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang terjadi Sabtu (9/1/2021) lalu.
Ajie menceritakan bahwa setelah mendengar kabar soal peristiwa yang menimpa pesawat rute Jakarta-Pontianak tersebut, dirinya langsung mendapat surat tugas dari POSSI.
"Saya dari Makassar. Jadi begitu kita mendengar kabar ini, kita sudah siap. Karena memang kita sudah tim, kejadian kemarin-kemarin saya selalu hadir untuk mewakafkan untuk membantu," kata Ajie.
Usai mendapat surat tugas, Ajie langsung terbang ke Jakarta dan tiba pada Senin (11/1/2021) kemarin dengan menggunakan biaya pribadi.
Tak lupa ia meminta izin dan restu dari anak dan istrinya di Makassar, supaya setiap aksi penyelamannya selalu dibawa dalam doa-doa keluarganya.
"Anak dan istri sudah memberi izin untuk support. Jadi kita pamit kepada mereka semua bahwa kita terpanggil untuk ini," kata dia.

Dituturkan Ajie, meninggalkan anak dan istri demi misi kemanusiaan sudah dilakukannya selama bertahun-tahun menjadi penyelam POSSI.
Bagi dia, merupakan sebuah kewajaran apabila ada kecemasan dan rasa takut saat akan terjun ke bawah air.
Namun, segala kekhawatiran itu selalu lenyap seketika saat Ajie berserah kepada Yang Maha Kuasa.
Apalagi, tugas evakuasi korban kecelakaan di perairan merupakan panggilan jiwa bagi dia.
"Rasa khawatir itu wajar terjadi di dalam diri setiap penyelam," kata Ajie.
"Karena kan kita masuk di dunia lain, dunia yang sangat berbeda, dunia yang kita tidak tahu ada apa di bawah sana."