Pesawat Sriwijaya Air Hilang Kontak
Sosok Diego Mamahit, Disebut Jadi Kopilot Sriwijaya Air, Orang yang Sopan dan ramah
Diego Mamahit, anak dari Evie Tuerah dan Boy Mamahit berasal dari Suwaan, Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara
TRIBUNMANADO.COID - Sosok Diego Mamahit yang disebut jadi kopilot pesawat Sriwijaya Air SJY182 rute Jakarta-Pontianak yang hilang kontak.
Diketahui, pesawat Sriwijaya Air hilang kontak di atas perairan Kepulauan Seribu, Sabtu (9/1/2021) siang.
Disebut ada 50 penumpang dan 12 kru aktif dan kru ektra dalam pesawat tersebut.
Kru yang bertugas di pesawat berjumlah enam orang, yang terdiri dari kapten pilot, kopilot (flight officer) dan empat orang pramugari serta pramugara (flight attendant).
Baca juga: FAKTA Lain Terungkap! Ternyata Sebelum Jatuh, Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 Sempat Delay 30 Menit
Baca juga: Basarnas Telah Temukan Puing-puing Kabel Diduga Milik Sriwijaya Air SJ182
Bertindak selaku kapten pilot pesawat Sriwijaya Air SJ182 yang jatuh tersebut adalah Afwan dengan Kopilot Diego Mamahit.
Kemudian, ada pramugara Dhika dan Oky Bisma serta pramugari Mia Trestiyanti dan Gita Lestari.
Berdasarkan situs pemantau penerbangan Flightradar24, pesawat take off pada pukul 14.30 LT.
Penerbangan SJ182 seharusnya tiba pada pukul 15.15 WIB di Bandara Soepadio, Pontianak.
Meski demikian, data Flightradar24 menunjukkan B737-500 Sriwijaya Air SJ182 berhenti di sekitar 11 mil laut bandara Soekarno Hatta, di atas Kepulauan Seribu.
Lantas seperti apa sosok Diego Mamahit?
Dirangkum dari LinkedInnya, Diego Mamahit merupakan seorang pilot lulusan Nam Flying School pada 2011 lalu.
Ia telah bekerja sekitar 7 tahun menjadi pilot di Sriwijaya Air.
Di akun Instagram-nya, @diegomamahit, Diego Mamahit mendeskripsikan di bio, dirinya merupakan lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Atmajaya.
Diego memiliki motto hidup: You are what you believe.
Diego Mamahit, anak dari Evie Tuerah dan Boy Mamahit berasal dari Desa Suwaan, Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara
Namun, kedua orangtua Diego Mamahit sudah lama tinggal di Jakarta
Ayahnya disebutkan mantan pilot Bouraq.
Diego Mamahit memiliki Emily dan Chris.
Diego adalah lulusan SMAN 5 Bekasi pada 2005.
Dia dikenal sosok yang santun dan ramah. Sehingga rumahnya serig jadi tempat berkumpul
Akun Instagram Diego Mamahit memiliki 341 pengikut dan mengikuti 876 akun. Diego memasang foto profil dirinya bersama keluarga kecilnya.
Di akun LinkedIn-nya, Diego menuliskan kesukaannya untuk terbang dan menikmati tugasnya untuk mengoperasikan Boeing 737 ke seluruh wilayah Indonesia.
Menurut Diego, dia mendapatkan banyak pelajaran dari kapten pesawat Sriwijaya Air yang mendampinginya.
"In Sriwijaya Air as Commercial Pilot, i really love to fly and enjoy my duties to operate Boeing 737 aircraft to all domestic route in Indonesia. i've learn many new things and got many lesson from experiences captain in Sriwijaya Air," tulis Diego Mamahit.
Bahkan, ia juga menikmati pemandangan indah Indonesia dan mempelajari berbagai budaya yang ada serta kuliner khasnya.
"I'm also seen many beautiful cities and breathaking views on many Indonesian island when traveling to new place or city , i'm also learning new cultures, enjoy good food, and good ambiance," tulisnya lagi.
Selain itu, Diego Mamahit juga mengaku mempelajari bagaimana cara berkomunikasi dan bersosialisi yang baik dengan rekan-rekannya.
"I've learn how to communicate and socialize with work colleagues like captain, chief pilot, fellow first officers, flight operation officer, cabin crew, ground staff, and also with management," jelas Diego Mamahit.
Meski begitu, TribunJakarta belum bisa memastikan bahwa Diego Mamahit ini adalah Kopilot Sriwijaya Air SJ 182.
Mantan Menteri Perhubungan Soroti Sinyal ELT Sriwijaya Air Tak Nyala, Ternyata Usia Pesawat 26 Tahun
Badan SAR Nasional atau Basarnas mengumumkan Emergency Locator Transmitter (ELT) SJ128 pesawat Sriwijaya Air SJ128 tidak menyala saat jatuh.
Diketahui, Sriwijaya Air SJY 182 Rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada pukul 14.40 WIB, Sabtu (9/1/2020).
Menteri Perhubungan (Menhub) era Presiden Abdurrahman Wahid, Budhi Muliawan Suyitno menyatakan, ada hal menarik dari jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ128 di perairan Kepulauan Seribu hari ini.
Budhi menjelaskan, hal menarik itu adalah ketika
"Jadi ini sangat menarik karena ELT sinyalnya tidak tertangkap. Harusnya ini akan nyala ketika ada tabrakan atau tercelup air," ujarnya dalam Breaking News Kompas TV, Sabtu (9/1/2021).
Budhi menjelaskan, tidak nyalanya sinyal ELT bisa jadi objek investigasi apakah itu sudah terpasang saat terbang dan masih aktif atau sudah kadaluarsa.
"Telusuri lebih jauh aspek perawatan lainnya juga. ELT ini sangat krusial, bisa ada korban masih hidup jika lokasinya tahu, bisa masih banyak yang diselamatkan, keberadaan ELT krusial karena harus selalu hidup," katanya.
Menurut dia, ELT berfungsi dalam memberikan informasi kepada tim SAR perihal lokasi terakhir pesawat terbang yang kecelakaan.
"Sehingga, tim SAR langsung ke sana mencari korban. Kalau terpancar benar, kemungkinan korban hidup lebih banyak," pungkas Budhi.
Usia Pesawat Sriwijaya Rute Jakarta-Pontianak yang Jatuh 26 Tahun
Pesawat udara Sriwijaya Air rute Jakarta - Pontianak hilang kontak dan jatuh di Kepulauan Seribu, pada Sabtu siang.
Dari informasi yang diunggah FlightRadar24 Sabtu (9/1/2021) dalam akun twitternya, pesawat tersebut berjenis Boeing 737-500 klasik dengan nomor registrasi PK-CLC (MSN 27323).
Disebutkan bahwa pesawat dengan call sign SJY 182, pertama kali terbang pada Mei 1994 atau kini berusia 26 tahun.
"Penerbangan #SJ182 dioperasikan oleh Boeing 737-500 klasik dengan nomor registrasi PK-CLC (MSN 27323). Penerbangan pertama pada Mei 1994. (berusia 26 tahun)," tulis unggahan tersebut.
Pesawat yang berangkat dari Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten itu direncanakan tiba di Bandara Supadio, Pontianak pada pukul 16.04 WIB, setelah mengalami keterlambatan 49 menit dari jadwal semula.
Pesawat dilaporkan hilang setelah empat menit lepas landas dengan ketinggian tertinggi 10.900 kaki dan ketinggian terakhir pada 250 kaki.
Berdasarkan manifest yang diterima, pesawat tersebut mengangkut 56 orang penumpang terdiri dari 46 dewasa, 7 anak-anak, 3 bayi, dan 6 kru.
Kronologis Sementara Pesawat Sriwijaya yang Hilang Kontak
Kementerian Perhubungan menyampaikan kronologis sementara peristiwa hilang kontak pesawat Sriwijaya Air SJY 182 Rute Jakarta-Pontianak pada pukul 14.40 WIB, Sabtu (9/1).
Kronoligis sementara itu disampaikan oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi bersama stakeholder terkait seperti Basarnas, KNKT, Angkasa Pura II, Airnav Indonesia, Sriwijaya Air, serta TNI-POLRI.
"Kami bersama Ketua KNKT, Basarnas dan TNI-Polri serta stakeholder bandara sedang berada di Soekarno Hatta untuk berkoordinasi. Bahwa telah terjadi hilang kontak pesawat udara Sriwijaya Rute jkt-pontianak call sign SJY 182," ujar Budi Karya di Bandara Soekarno Hatta, Sabtu (9/1/2021).
Menurut Budi, terakhir terjadi kontak pukul 14.40 WIB. Ia menyampaikan turut prihatin atas kejadian tersebut.
Budi menjelaskan, Presiden RI Joko Widodo telah memberikan arahan langsung untuk memaksimalkan upaya pencarian pesawat tersebut.
Saat ini, ucap Budi, Kemenhub telah melakukan koordinasi dengan Basarnas, KNKT, TNI-Polri dan instansi terkait lainnya untuk melakukan upaya pencarian.
Adapun secara teknis kronologis sementara yang dapat dihimpun sebagai berikut :
• Pesawat Sriwijaya SJY 182 take off dari Bandara Soekarno Hatta menuju Pontianak pada pukul 14.36 WIB.
• Pada pukul 14.37 WIB melewati 1700 kaki dan melakukan kontak dengan Jakarta Approach. Pesawat diizinkan naik ke ketinggian 29.000 kaki dengan mengikuti Standard Instrument Departure.
• Pukul 14.40 WIB, Jakarta Approach melihat pesawat Sriwijaya Air tidak ke arah 075 derajat melainkan ke Barat Laut (North West), oleh karenanya ditanya oleh ATC untuk melaporkan arah pesawat.
• Tidak lama kemudian, dalam hitungan detik, Pesawat hilang dari radar. Manajer operasi langsung berkoordinasi dengan : Basarnas, Bandara tujuan, dan instansi terkait lainnya.
• Total penumpang Pesawat 50 orang (40 dewasa, 7 anak-anak dan 3 Bayi), ditambah 12 orang (6 kru aktif dan 6 ekstra kru).
Saat ini tim penyelamat telah menurunkan sejumah kapal untuk melakukan pertolongan, yaitu kapal dari KPLP Ditjen Perhubungan Laut, Kapal Basarnas (3 kapal dan 3 kapal karet, 2 sea rider), dan Kapal TNI Angkatan Laut (KRI Lalat, KRI Kurau, KRI Siwar, dan KRI Cut Nyak Dien yang sedang menuju TKP)
“Mohon doa dari seluruh anggota masyarakat agar semua proses pencarian dan penyelamatan agar berjalan dengan lancar,” tutur Budi.
Untuk informasi bagi para keluarga Korban, dapat langsung menghubungi HOTLINE SRIWIJAYA AIR (UNTUK INFORMASI PENUMPANG) : 021 80637817 atau datang langsung ke POSKO : TERMINAL 2D KEDATANGAN BANDARA SOETTA.
Turut hadir dalam konferensi pers tersebut Kepala Basarnas Bagus Puruhito, Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono, Dirut AP II Muhammad Awaluddin, Dirut Airnav Indonesia M. Pramintohadi Sukarno, dan Dirut Sriwijaya Air Jefferson Irwin Jauwena, serta stakeholder terkait lainnya.
Daftar nama penumpang
Senior Manager Corporate Communication Sriwijaya Air, Theodora Erika menyebutkan, saat ini pihaknya masih melakukan kontak dengan berbagai pihak terkait.
"Kami masih melakukan kontak, untuk mendapatkan informasi lebih rinci terkait penerbangan SJ-182 rute Jakarta-Pontianak yang hilang kontak," ucap Erika dalam keterangannya, Sabtu (9/1/2021).
Ia juga mengatakan, saat ini manajemen terus berkomunikasi dan melakukan investigasi kejadian tersebut.
"Kami akan melakukan update terkait kabar tersebut, setelah mendapatkan informasi yang sebenarnya," kata Erika.
Dikutip dari TribunPontianak.co.id, Distrik Manager Sriwijaya Air Grup Pontianak, Faisal Rahman saat konferensi Pers menyampaikan, dari data manifest pesawat, terdapat 62 orang yang berada di pesawat tersebut.
"Di dalam pesawat tersebut ada 62 jiwa, untuk kru pesawat ada 6 orang. Dan sementara hanya itu yang bisa saya Sampaikan,"ujarnya saat konferensi Pers di Bandara Internasional Supadio, Sabtu (9/1/2021).
Berikut daftar manifest Pesawat Sriwijaya Air SJ 182:
1. PAULUS YULIUS KOLLO
2. INDRA WIBOWO
3. AISAH DEWI HANDAYANI
4. RIFQI MAULANA
5. YULIANTO YULIANTO
6. SUYANTO SUYANTO
7. RIYANTO RIYANTO
8. ANGGA FERNANDA AFRION
9. RION YOGATAMA
10. ARIFIN ILYAS
11. SUGIONO EFFENDY
12. YOHANES YOHANES
13. PIPIT PIYONO
14. PANCA WIDIA NURSANTI
15. BEBEN SOPIAN
16. RAZANAH RAZANAH
17. SARAH BEATRICE ALOMAU
18. FELIKS WENGGO
19. YOHANES SUHERDI
20. RICKO RICKO
21. ARNETA FAUZIA~FAO NUNTIUS ZAI
22. ZURISYA ZUAR ZAI
23. UMBU KRISTIN ZAI
24. KOLISUN KOLISUN
25. SUPIANTO~DANIYA
26. RUSNI
27. RIZKI WAHYUDI~ARKANA NADHIF WAHYUDI
28. ROSI WAHYUNI
29. INDAH HALIMAH PUTRI
30. NABILA ANJANI
31. MAKRUFATUL YETI SRIANINGSIH
32. MULYADI MULYADI
33. KHASANAH KHASANAH
34. ANDI SYIFA KAMILA
35. XCU CAPT DIDIK GUNARDI
36. XCU FO FADLY SATRIANTO
37. XCU FA YUNNI DWI SAPUTRI
38. XCU FA ISTI YUDHA PRASTIKA
39. XCU FA GRISLEND GLORIA NATALIES
40. XCU FA OKE DHURROTUL
41. RAHMANIA EKANANDA
42. DINDA AMELIA
43. FAZILA AMMARA
44. FATHIMA ASHALINA M
45. ASY HABUL YAMIN
46. FAISAL RAHMAN
47. IUSKANDAR
48. NELLY
49. RATIH WINDANIA
50. YUMNA FANISYATUZAHRA
51. RAHMAWATI RAHMAWATI
52. TONI ISMAIL
53. ATHAR RIZKI RIAWAN
54. IHSAN ADHLAN HAKIM
55. PUTRI WAHYUNI
56. MUHAMMAD NUR KHOLIFATUL AMIN
57. AGUS MINARNI
58. SHINTA