Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kecelakaan Pesawat Sriwijaya Air

Rekaman Video Pasukan Katak: Serpihan Sriwijaya Air Bertebaran di Dasar Laut

Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute penerbangan Jakarta-Pontianak jatuh di Perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Sabtu (9/1/2021)

Editor: muhammad irham
ist Kompas TV
Serpihan pesawat Sriwijaya Air yang ditemukan di dasar laut Kepulauan Seribu, Jakarta 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute penerbangan Jakarta-Pontianak jatuh di Perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Sabtu (9/1/2021). Pesawat nahas tersebut diketahui mulai hilang kontak empat menit setelah take off atau lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta.

Saat pasukan Komando Pasukan Katak (Kopaska) melakukan penyelaman dalam rangka mencari puing-puing, nampak kondisi pesawat sudah hancur berkeping-keping di bawah laut.

Dikutip dari YouTube Kompastv, hal itu nampak pada video bawah laut yang direkam oleh Kopaska.

Kopaska melakukan pencarian di bawah laut di sekitar perairan Kepulauan Seribu.

Berdasarkan keterangan Anggota tim penyelam Kopaska TNI AL, Mayor Laut Edi Tirtayasa, kondisi pesawat telah hancur total di bawah laut.

"Di dalam laut ada serpihan pesawat. Pesawat hancur total," ujar Edi di tengah kegiatan penyelaman di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta pada Minggu (10/1/2021) pagi.

Barang yang berhasil ditemukan oleh Kopaska pun beragam, mulai dari pecahan ban pesawat, pelampung, moncong pesawat hingga bagian-bagian pesawat lainnya.

Puing-puing tersebut kemudian diangkut ke KRI Kurau.

Lewat rekaman video yang diabadikan oleh penyelam Kopaska, nampak serpihan-serpihan pesawat berserakan di bawah laut.

Kondisi laut yang gelap menyebabkan jarak pandang terbatasi.

Meskipun jarak pandang terbatas, nampak jelas puing-puing pesawat Sriwijaya Air SJ 182 bertebaran di mana-mana.

Berdasarkan informasi yang diperoleh, terdapat 62 penumpang di dalam pesawat tersebut di antaranya terdapat 5 anak dan 1 bayi.

Pesawat Sriwjaya Air semula terbang dari Bandara Soekarno-Hatta pada pukul 13.40 WIB dan dijadwalkan mendarat pukul 15.15 WiB di Bandara Supadio di Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar).

Berdasarkan keterangan dari Flight Radar, dijelaskan bahwa pesawat hilang kontak setelah baru lepas landas selama 4 menit dari Bandara Soetta.

Kontak terakhir pesawat terbang dengan ketinggian 10.000 di atas permukaan laut.

Kabar tersebut dibenarkan oleh Juru Bicara Kementerian Perhubungan, Adita Irawati.

"Telah terjadi lost contact pesawat udara Sriwijaya rute Jakarta - Pontianak dengan call sign SJY 182. Terakhir terjadi kontak pada pukul 14.40 WIB,” ujarnya kepada Kompas.com.

Dirinya mengatakan pihaknya langsung berkoordinasi dengan Basarnas serta Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk mencari tahu keberadaan pesawat tersebut.

"Kami akan menyampaikan informasi lebih lanjut jika sudah ada perkembangan lain," imbuhnya.

Nelayan Temukan Serpihan Daging

Sebelumnya diberitakan, Komandan Kapal Negara Trisula, Kapten Eko Surya Hadi menyebut nelayan setempat menemukan serpihan bagian pesawat yang diduga meledak.

Hal itu diungkapkannya dalam kanal YouTube tvonenews, Sabtu (9/1/2021).

"Tadi kita berdasarkan informasi yang ada, nelayan sekitar jam 11.00 WIB itu dengar ledakan," ujar Eko.

"Karena di situ cuaca memang lagi hujan, dikira ledakan itu sura petir."

Eko juga menyebut telah menemukan potongan bagian tubuh manusia mengambang di perairan.

Bagian tubuh itu diduga milik penumpang Sriwijaya Air SJ 182.

"Untuk tadi sekitar jam 12 lebih ditemuin serpihan daging," jelas Eko.

"Serpihan seperti daging, bagian tubuh manusia."

Eko menduga pesawat itu jatuh dan tenggalam di perairan sedalam 15 sampai 116 meter.

Hingga kini, pihaknya masih berusaha menemukan lokasi pesawat.

"Terus ada keluar seperti avtur dari dalam," kata Eko.

"Kebetulan di situ kedalaman perairan sekitar 15-16 meter."

"Kita mendekati target sekitar setengah mill lagi."

Masih dalam kesempatan yang sama, Eko kembali menegaskan temuan potongan tubuh hingga bagian pesawat.

Meski belum terlalu banyak temuan, Eko yakin akan menemukan lebih banyak bukti seiring berjalannya penyisiran.

"Kalau di sini potongan tubuh, alat-alat yang ada di pesawat."

"Seperti ada life jacket-nya, untuk sementara kita jumlahnya belum banyak."

"Baru 5-6 dulu, kemungkinan nanti kita sesuai dengan kondisi arus bisa diselidiki lagi," tandasnya.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved