Pesawat Sriwijaya Air Jatuh
Cerita Ayah Indah, Penumpang Sriwijaya Air, Dijemput Suami dan Mertua, Harusnya Berangkat 10 Januari
Indah diketahui hendak pulang ke Pontianak bersama suaminya Muhammad Rizky Wahyudi, serta anaknya, mertuanya Rossi Wahyuni, dan keponakan suaminya.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Cerita keluarga Indah Halima Putri (26), warga Desa Sungai Pinang 2, Kecamatan Sungai Pinang, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan.
Indah Halima Putri adalah penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta- Pontianak yang hilang kontak pada Sabtu (9/1/2021).
Indah akan hendak kembali ke tempat kerja suaminya di Pontianakan.
Indah diketahui hendak pulang ke Pontianak bersama suaminya Muhammad Rizky Wahyudi, serta anaknya, mertuanya Rossi Wahyuni, dan keponakan suaminya.
Baca juga: Pengakuan Tim Pencari Sriwijaya Air SJ 182, Temukan Puing-puing: Pesawat Hancur Total di Dalam Laut

Berbulan-bulan Indah Halima Putri tak kembali ke Pontianak karena tengah menyiapkan kelahiran anaknya.
Usai anaknya lahir, Indah pun berencana kembali ke tempat tinggalnya bersama sang suami di Pontianak.
Namun perjalanannya ke Pontianak rupanya menjadi musibah bagi Indah, suami dan sejumlah anggota keluarganya.
Tinggal di Sumsel sejak hamil besar
Setelah menikah, Indah bersama suaminya, Muhammad Rizky Wahyudi tinggal di Pontianak, Kalimantan Barat.
Namun saat hamil besar, Indah kembali ke kampung halamannya, Desa Sungai Pinang, Ogan Ilir, Sumatera Selatan.
Dia kemudian melahirkan dan merawat bayinya sampai beberapa bulan di sana.
"Sejak hamil besar, Indah pulang ke Desa Sungai Pinang hingga melahirkan dan anaknya usia tujuh bulan," kata adik Indah, Nabila, saat ditemui Kompas.com di kediaman orangtua Indah di Desa Sungai Pinang 2, Kecamatan Sungai Pinang, Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Sabtu (9/1/2021).
Dijemput suami
Suami bersama mertua dan keponakannya datang ke Ogan Ilir untuk menjemput Indah.
Mereka datang sepekan yang lalu, namun baru pulang ke Pontianak pada Sabtu kemarin.
"Baru seminggu lalu suami Indah, Muhammad Rizky Wahyudi menjemput untuk kembali ke Pontianak. Namun musibah itu tiba," papar Nabila.
Baca juga: Waspada Orang Tanpa Gejala, Begini Riset Covid-19 Ditularkannya Kepada Orang Lain
Dari Ogan Ilir, mereka sempat transit di Jakarta terlebih dahulu.
Mereka lalu melanjutkan perjalanan dengan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 menuju Pontianak.
Hasil tes swab keluar lebih cepat
Ayah Indah, Ridwan mengatakan, beberapa jam sebelum pesawat terbang, anaknya sempat mengirimkan pesan mengenai hasil PCR test-nya yang negatif.
Indah terakhir memberi kabar kepada orangtuanya di ruang tunggu bandara beberapa jam sebelum berangkat.
"Kemarin pukul 13.52 WIB, Puput (nama panggilan keluarga kepada Indah) SMS saya, katanya hasil PCR test-nya negatif," kata Ridwan saat ditemui di kediamannya di Desa Sungai Pinang 2, Minggu (10/1/2021), dikutip dari TribunSumsel.com.
Berikut SMS Indah kepada orangtuanya:
'Ba pagi tadi hasil swab PCR e lah ngeluo hasil e negatif gale (Bapak, pagi tadi hasil swab PCR sudah keluar, hasilnya negatif semua), jadi kami langsung berangkat saraikak ke Pontianak (jadi, kami langsung berangkat semua ke Pontianak). Ikak lah di ruang tunggu lagi nunggu pesawat e delay, ujan deras nian (Ini sudah di ruang tunggu, lagi nunggu pesawat delay, hujan deras sekali).'
Selain itu, kata Ridwan, Indah juga sempat mengatakan bahwa pesawat yang ditumpanginnya delay karena cuaca buruk.
"Kata Puput, pesawatnya delay karena hujan deras di Jakarta. Tapi delay berapa jam, dia tidak bilang," ujarnya..
Dikatakan Ridwan, anaknya menjalani swab PCR test di Jakarta pada 8 Januari lalu dan hasilnya akan keluar pada 10 Januari.
"Kata Puput, dia SMS saya bilang kalau swab test-nya ternyata keluar lebih cepat tanggal 9 Januari pagi dan hasilnya negatif. Akhirnya langsung pesan tiket pesawat hari itu juga," ungkapnya.
"Memang seharusnya terbang ke Pontianak tanggal 10 Januari. Tapi ternyata lebih cepat," lanjutnya.
Ridwan pun tak menyangka sms itu merupakan pesan terakhir Indah kepada dirinya setelah pesawat yang ditumpanginya hilang kontak.
"Kami syok. Kemarin rasanya lida kelu sekali," katanya.
Saat ini, kata Ridwan, ia masih menunggu informasi dari keluarga yang di Jakarta.
Sempat kirim foto sayap pesawat danM inta doa
Sementara Adik Indah, Nabila mengatakan, sebelumnya ia dan Indah beberapa kali melakukan video call untuk menanyakan kabar keluarga.
Bahkan, sambungnya, Indah juga sempat mengirim foto yang diambil dari dalam pesawat sebelum lepas landas.
Dalam foto yang dikirimkan Indah, memperlihatkan foto sayap pesawat Sriwijaya SJ 182 dan saat itu cuaca sedang hujan deras.
Selain mengirimkan foto, Indah juga minta didoakan agar perjalanannya selamat dan sampai tujuan.
"Doakan ya" kata Nabila membacakan pesan terakhir Indah, saat ditemui Kompas.com di kediamannya di Desa Sungai Pinang 2, Kecamatan Sungai Pinang, Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Sabtu.
Dari dalam pesawat yang hendak terbang, Indah sempat memotret sayap pesawat melalui kaca jendela.
Foto itu dikirimkan kepada Nabila melalui pesan WhatsApp. Tampak dari foto itu cuaca sedang hujan lebat.
Sempat delay lalu hilang kontak
Sebelumnya diberitakan, Sriwijaya Air SJ182 rute Jakarta-Pontianak berangkat dari Bandara Soetta, Sabtu pukul 14.36 WIB.
Pukul 14.40 WIB, pesawat dinyatakan hilang kontak. Pesawat disebut jatuh di perairan Kepulauan Seribu, dekat Pulau Laki dan Pulau Lancang.
Direktur Utama Sriwijaya Air Jeff Jauwena mengatakan keberangkatan pesawat sempat tertunda selama 30 menit akibat hujan deras.
"Delay akibat hujan deras, maka ada delay 30 menit saat boarding," kata Jeff dalam konferensi pers dari Bandara Soekarno-Hatta, Sabtu (9/1/2021).
Sementara itu, Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Suryanto Cahyono mengatakan pihaknya masih terus mengumpulkan berbagai informasi mengenai peristiwa jatuhnya pesawat SJ182 itu.
Sejauh ini, diketahui pesawat seri Boeing 737-500 itu berusia sekitar 26 tahun dan dibuat pada tahun 1994
Kronologi Terkait Sriwijaya Air SJ 182, Sejak Hilang Kontak hingga Diduga Jatuh
Pesawat Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ 182 dengan rute Jakarta-Pontianak diduga jatuh pada Sabtu (9/1/2021).
Dugaan ini terjadi setelah pesawat Boeing 737-500 itu hilang kontak sekitar pukul 14.30 hingga 15.00 WIB. Lokasi hilang kontak diperkirakan terjadi di atas Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.
Badan SAR Nasional pun menduga pesawat itu jatuh di sekitar Pulau Laki dan Lancang di Kabupaten Kepulauan Seribu.
Berikut sejumlah fakta yang diungkap otoritas berwenang mengenai kronologi sejak hilang kontak hingga diduga jatuh:
Delay akibat hujan deras
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan bahwa pesawat Sriwijaya Air itu lepas landas sekitar pukul 14.36 WIB.
Pesawat yang meninggalkan Bandara Soekarno-Hatta untuk menuju Bandara Supadio itu sempat tertunda keberangkatannya selama 30 menit.
Delay itu terjadi akibat hujan deras. Pihak Sriwijaya Air memastikan delay bukan karena kondisi pesawat.
Hilang kontak 14.40 WIB
Menhub Budi Karya menyatakan bahwa pesawat hilang kontak pada 14.40 WIB, atau empat menit setelah take off.
Pesawat sempat diizinkan naik ke ketinggian 29.000 kaki pukul 14.37. Namun, setelah itu diketahui pesawat tidak sesuai arah perjalanan dan hilang dari radar.
Hilang kontak di Kepulauan Seribu
Basarnas kemudian mendapatkan laporan perihal pesawat hilang kontak pada pukul 14.55 WIB.
Setelah mendapat laporan, Basarnas segera menindaklanjuti. Diketahui bahwa pesawat hilang kontak di atas Kepulauan Seribu.
Lokasi hilang kontak berada sekitar 11 mil dari Bandara Soekarno-Hatta.
Basarnas menduga lokasi hilang kontak di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang di kepulauan yang berada di utara Jakarta itu.
Diduga jatuh
Basarnas kemudian menduga bahwa pesawat yang dibuat pada 1994 itu jatuh di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang.
Dugaan ini muncul setelah warga di sekitar Pulau Lancang mengaku mendengar suara dentuman sekitar pukul 15.00 WIB.
Selain itu, ditemukan juga sejumlah puing-puing yang diduga berasal dari badan pesawat.
Ada juga penemuan bagian tubuh manusia, meskipun belum diketahui ada penjelasan secara resmi mengenai temuan tersebut.
Turun 3.000 meter kurang dari semenit
Akun Twitter @flightradar24 yang dikenal memantau pergerakan pesawat sipil menuliskan bahwa pesawat sempat mengalami penurunan ketinggian secara ekstrem dalam waktu singkat.
Disebutkan bahwa pesawat kehilangan ketinggian lebih dari 10.000 kaki atau sekitar 3.000 meter dalam waktu kurang dari 1 menit.
Dari data yang diunduh juga tercatat ketinggian jelajah pesawat Sriwijaya Air SJ182 turun 5.500 kaki (dari 10.900 ke 5.400) dalam 15 detik. Sementara dari ketinggian 5.400 kaki hingga 250 kaki dalam 7 detik.