Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pesawat Sriwijaya Air Jatuh

Angga, Penumpang Sriwijaya Air Jatuh, Anaknya Baru 8 Hari Lahir, Keluarga Berharap Ada Keajaiban

Angga Fernanda Afriyon Warga Sungai Sapiah, Padang, Sumatera Barat, merupakan penumpang pasawat Sriwijaya Air.

Editor: Aldi Ponge
ISTIMEWA
Angga, Penumpang Sriwijaya Air Jatuh 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak yang berangkat dari Bandara Soetta, Sabtu pukul 14.36 WIB menyisakan duka dan cerita bagi keluarga korban.

Tim gabungan masih melakukan pencarian pesawat yang hilang kontak tersebut. Namun, diduga kuat pesawat Sriwijaya Air jatu di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta pada Sabtu (9/1/2021).

Angga Fernanda Afriyon, Warga Sungai Sapiah, Padang, Sumatera Barat, merupakan penumpang pasawat Sriwijaya Air.

Adik sepupu Angga, Suci menceritakan, abangnya itu sempat melakukan video call dengan orangtuanya, Oyon (60) dan Afrida (55).

Baca juga: Kondisi Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 Hancur Total, Ditemukan Puing-puing, Ini Sederet Potretnya

Baca juga: 5 Zodiak Paling Jago Sembunyikan Kesedihan, Mereka Pura-pura Bahagia, Kamu Termasuk?

Saat itu, Angga memperlihatkan anaknya yang baru lahir.

"Abang sempat video call dengan saya dan kedua orangtuanya pada malam sebelum terbang," kata adik sepupu Angga, Suci yang dihubungi Kompas.com, Minggu (10/1/2021).

 Menurut Suci, Angga bekerja di sebuah perusahaan yang bergerak di sektor perkapalan di Kalimantan.

Angga sedang mengambil cuti karena istrinya, Litdiya Prinda Rosa, melahirkan.

Angga dan Litdiya baru dikarunia seorang anak yang diberi nama Alvano Faeyza Alingga.

Bayi itu lahir pada 2 Januari 2020. Saat ini, kata Suci, anaknya baru berusia delapan hari.

"Saat video call, Bang Angga melihatkan anaknya yang baru lahir. Kemudian dia juga mengatakan akan berangkat ke Kalimantan karena diminta pimpinannya," kata Suci.

Angga berangkat ke Pontianak menggunakan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 dari Jakarta pada Sabtu (9/1/2021).

Pesawat itu dikabarkan hilang kontak beberapa menit setelah lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng.

"Saya dan keluarga dapat kabar pesawat yang ditumpangi Bang Angga hilang kontak.

Kami sempat syok, namun cepat tenang kembali karena kami tidak memiliki firasat buruk," jelas Suci.

Angga merupakan anak kedua dari empat bersaudara.

Setelah lulus dari SMK Pelayaran Padang, Angga bekerja di perusahaan yang bergerak di sektor perkapalan di Kalimantan.

Angga dan Listidya menikah di Padang pada Februari 2020. Setelah menikah, Angga pindah ke Jakarta karena istrinya berdomisili di sana.

Sejak saat itu Angga belum pernah pulang ke rumah orangtua, karena kesibukan dan kondisi pandemi Covid-19.

Keluarga berharap keajaiban

Kabar jatuhnya pesawat itu sempat membuat keluarga Angga di Sungai Sapiah, Padang, Sumatera Barat, syok. 

"Kami ikuti terus perkembangannya hingga malam belum ada kabar juga," kata Suci.

Rumah orangtua Angga pun ramai dikunjungi warga pada Sabtu (9/1/2021) malam.

Keluarga dan warga menggelar doa bersama berharap Angga selamat dari kecelakaan itu.

"Mohon doanya agar Bang Angga bisa selamat. Dia lulusan perkapalan di SMK Pelayaran, pandai berenang dan kalau jatuh ke laut, dia mudah-mudahan bisa selamat," kata Suci.

Sempat delay lalu hilang kontak

Sebelumnya diberitakan, Sriwijaya Air SJ182 rute Jakarta-Pontianak berangkat dari Bandara Soetta, Sabtu pukul 14.36 WIB.

Pukul 14.40 WIB, pesawat dinyatakan hilang kontak. Pesawat disebut jatuh di perairan Kepulauan Seribu, dekat Pulau Laki dan Pulau Lancang.

Direktur Utama Sriwijaya Air Jeff Jauwena mengatakan keberangkatan pesawat sempat tertunda selama 30 menit akibat hujan deras.

"Delay akibat hujan deras, maka ada delay 30 menit saat boarding," kata Jeff dalam konferensi pers dari Bandara Soekarno-Hatta, Sabtu (9/1/2021).

Sementara itu, Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Suryanto Cahyono mengatakan pihaknya masih terus mengumpulkan berbagai informasi mengenai peristiwa jatuhnya pesawat SJ182 itu.

Sejauh ini, diketahui pesawat seri Boeing 737-500 itu berusia sekitar 26 tahun dan dibuat pada tahun 1994

Kronologi Terkait Sriwijaya Air SJ 182, Sejak Hilang Kontak hingga Diduga Jatuh

Pesawat Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ 182 dengan rute Jakarta-Pontianak diduga jatuh pada Sabtu (9/1/2021).

Dugaan ini terjadi setelah pesawat Boeing 737-500 itu hilang kontak sekitar pukul 14.30 hingga 15.00 WIB. Lokasi hilang kontak diperkirakan terjadi di atas Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.

Badan SAR Nasional pun menduga pesawat itu jatuh di sekitar Pulau Laki dan Lancang di Kabupaten Kepulauan Seribu.

Berikut sejumlah fakta yang diungkap otoritas berwenang mengenai kronologi sejak hilang kontak hingga diduga jatuh:

Delay akibat hujan deras

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan bahwa pesawat Sriwijaya Air itu lepas landas sekitar pukul 14.36 WIB.

Pesawat yang meninggalkan Bandara Soekarno-Hatta untuk menuju Bandara Supadio itu sempat tertunda keberangkatannya selama 30 menit.

Delay itu terjadi akibat hujan deras. Pihak Sriwijaya Air memastikan delay bukan karena kondisi pesawat.

Hilang kontak 14.40 WIB

Menhub Budi Karya menyatakan bahwa pesawat hilang kontak pada 14.40 WIB, atau empat menit setelah take off.

Pesawat sempat diizinkan naik ke ketinggian 29.000 kaki pukul 14.37. Namun, setelah itu diketahui pesawat tidak sesuai arah perjalanan dan hilang dari radar.

Hilang kontak di Kepulauan Seribu

Basarnas kemudian mendapatkan laporan perihal pesawat hilang kontak pada pukul 14.55 WIB.

Setelah mendapat laporan, Basarnas segera menindaklanjuti. Diketahui bahwa pesawat hilang kontak di atas Kepulauan Seribu.

Lokasi hilang kontak berada sekitar 11 mil dari Bandara Soekarno-Hatta.

Basarnas menduga lokasi hilang kontak di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang di kepulauan yang berada di utara Jakarta itu. 

Diduga jatuh

Basarnas kemudian menduga bahwa pesawat yang dibuat pada 1994 itu jatuh di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang.

Dugaan ini muncul setelah warga di sekitar Pulau Lancang mengaku mendengar suara dentuman sekitar pukul 15.00 WIB.

Selain itu, ditemukan juga sejumlah puing-puing yang diduga berasal dari badan pesawat.

Ada juga penemuan bagian tubuh manusia, meskipun belum diketahui ada penjelasan secara resmi mengenai temuan tersebut.

Turun 3.000 meter kurang dari semenit

Akun Twitter @flightradar24 yang dikenal memantau pergerakan pesawat sipil menuliskan bahwa pesawat sempat mengalami penurunan ketinggian secara ekstrem dalam waktu singkat.

Disebutkan bahwa pesawat kehilangan ketinggian lebih dari 10.000 kaki atau sekitar 3.000 meter dalam waktu kurang dari 1 menit.

Dari data yang diunduh juga tercatat ketinggian jelajah pesawat Sriwijaya Air SJ182 turun 5.500 kaki (dari 10.900 ke 5.400) dalam 15 detik. Sementara dari ketinggian 5.400 kaki hingga 250 kaki dalam 7 detik.

SUMBER: https://regional.kompas.com/read/2021/01/10/13134931/kembali-ke-pontianak-karena-urusan-pekerjaan-angga-tinggalkan-seorang-anak?page=all#page2

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved