Terkini Internasional
Kim Jong Un Pastikan Amerika Serikat Adalah Musuh: Tidak Peduli Pemimpinnya Siapa
Kim Jong Un mengatakan, kebijakan “permusuhan” yang dikeluarkan AS tidak bakal berubah kendati kepemimpinan di Gedung Putih telah berganti
TRIBUNMANADO.CO.ID - Media resmi pemerintah Korea Utara, KCNA mengeluarkan sebuah pernyataan dari Kim Jong Un.
Kim Jong Un menyebut secara terang-terangan jika Amerika Serikat adalah musuh terbesar mereka.
Oleh sebab itu, Kim Jong Un menyerukan agar Korea Utara membuat senjata nuklir yang lebih canggih sebagaimana dilansir dari Reuters.
Pernyataan Kim Jong Un tersebut diwartakan oleh media resmi pemerintah Korea Utara, KCNA, pada Sabtu (9/1/2021).
Kim Jong Un mengatakan, kebijakan “permusuhan” yang dikeluarkan AS tidak bakal berubah kendati kepemimpinan di Gedung Putih telah berganti.
"Kegiatan politik luar negeri kita harus difokuskan dan diarahkan untuk menundukkan AS, musuh terbesar kita dan hambatan utama bagi perkembangan inovatif kita," kata Kim Jong Un.
Pernyataan tersebut dikeluarkan Kim Jong Un dalam sebuah pidato di Kongres Partai Buruh Korea Utara. Kongres tersebut telah berlangsung selama beberapa hari.
"Tidak peduli siapa yang berkuasa di AS, sifat asli AS dan kebijakan fundamentalnya terhadap Korea Utara tidak pernah berubah," tambah Kim Jong Un.
Dia juga bersumpah untuk memperluas hubungan dengan pasukan anti-imperialis yang independen.
Kim Jong Un menambahkan, Korea Utara tidak akan "menyalahgunakan" senjata nuklirnya.
Namun, negara tersebut tetap berniat memperkuat persenjataan nuklirnya, termasuk kemampuan serangan dan hulu ledak dalam berbagai ukuran.
Kim juga menyerukan untuk mengembangkan peralatan termasuk senjata hipersonik, rudal balistik antar-benua (ICBM), satelit mata-mata, dan drone.
Korea Utara sedang mempersiapkan untuk menguji coba dan memproduksi berbagai senjata baru, termasuk roket dengan hulu ledak ganda.
Sementara itu, lanjut Kim Jong Un, penelitian tentang kapal selam nuklir hampir selesai.
Di sisi lain, profesor studi Korea Utara dari Korea University di Seoul, Yoo Ho-yeol, mengatakan Kim Jong Un sengaja memaparkan idenya itu.