Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Penanganan Covid

Apindo: Solusi Pulihkan Ekonomi Naikkan Gaji PNS Mulai Rp 9 Juta, Beda Krisis 1998 dan Pandemi 2020

Banyak usul ke pemerintah apa yang mesti dilakukan untuk memulihkan perekonomian nasional yang terpuruk saat Covid-19.

Editor: Aswin_Lumintang
(Thinkstockphotos.com/ThamKC)
Ilustrasi nilai tukar rupiah terhadap dolar 

TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Banyak usul ke pemerintah apa yang mestinya dilakukan untuk memulihkan perekonomian nasional yang terpuruk saat pandemi Covid-19.

Termasuk kalangan pengusaha dari Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) yang ikut memberikan solusi kepada pemerintah melalui argumentasi, walau belum tentu akan dipakai pemerintah.

Ilustrasi BLT
Ilustrasi BLT (TRIBUNMANADO/Indri Panigoro)

Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyatakan, daya beli masyarakat turun akibat dampak pandemi Covid-19, sehingga mengganggu aktivitas dunia usaha. 

Anggota Dewan Pertimbangan Apindo, Nina Tursina mengatakan, ada kemungkinan ekonomi bisa cepat pulih jika pemerintah menaikkan gaji PNS minimal ke angka Rp 9 juta. 

Sayangnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani tidak menyetujui rencana kenaikan gaji PNS yang diwacanakan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB). 

"Kalau gaji PNS Rp 9 juta, pelaku usaha ada harapan terhadap naiknya daya beli untuk masing-masing produk," ujarnya saat dihubungi Tribunnews, Sabtu (9/1/2021). 

Kendati demikian, dampak langkah ekstrem dengan menaikkan gaji PNS setelah krisis 1998 dilihatnya berbeda dari situasi pandemi sekarang.

Baca juga: Info BMKG Minggu 10 Januari 2021, Waspada Terjadi Hujan Disertai Angin di 26 Wilayah

Baca juga: Usai Diperiksa di Polda Metro Jaya, Gisel Tampil dan Nyanyikan Lagu Krisdayanti, Kata Raffi Ahmad

 

"Karena ini beda, situasi krisis 1998 dengan pandemi. Ini kita lebih waswas, beda, pertimbangannya banyak banget, ini berat walaupun ada subsidi juga terbatas," kata Nina. 

Dia menambahkan, pelaku usaha banyak yang pusing menghadapi dampak pandemi karena belum tahu kapan selesainya. 

"Jadi untuk konsumen juga beli kebutuhan lain gimana nanti. Ini tidak tahu sampai kapan, konsumen hemat-hemat agar tidak sampai kehabisan dana," pungkasnya.

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved