Gus Dur
Kumpulan Kata Bijak Gus Dur: Semakin Tinggi Ilmu Seseorang, Maka Semakin Tinggi Toleransinya
Gus Dur menjabat dari tahun 1999 hingga 2001. Ia menggantikan Presiden B.J. Habibie setelah dipilih oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat hasil Pemilu.
Penulis: Rizali Posumah | Editor: Rizali Posumah
“Orang yang masih terganggu dengan hinaan dan pujian manusia, dia masih hamba yang amatiran.”
“Semakin tinggi ilmu seseorang, maka semakin tinggi toleransinya.”
Tuhan tidak perlu dibela, Dia sudah maha segalanya. Belalah mereka yang diperlakukan tidak adil.
Humor tidak bisa menjatuhkan pemerintah. Tetapi humor bisa membantu membusukkan suatu rezim.
Saya tidak peduli, mau popularitas saya hancur, difitnah, dicaci maki, atau dituduh apapun. Tapi bangsa dan negara ini harus diselamatkan dari perpecahan.
Menyesali nasib tidak akan mengubah keadaan. Terus berkarya dan bekerjalah yang membuat kita berharga.

Sebuah masyarakat tanpa spritualitas hanyalah akan berujung pada penindasan, ketidakadilan, pemerasan, dan perkosaan atas hak-hak sasi warganya.
"Jika kamu membenci orang karena dia tidak bisa membaca Al-Quran, berarti yang kamu pertuhankan itu bukan Allah, tapi Al-Quran. Jika kamu memusuhi orang yang berbeda agama dengan kamu, berarti yang kamu pertuhankan itu bukan Allah, tapi Agama. Jika kamu menjauhi orang yang melanggar moral, berarti yang kamu pertuhankan bukan Allah, tapi moral. Pertuhankanlah Allah, bukan yang lainnya. Dan pembuktian bahwa kamu mempertuhaknkan Allah, kamu harus menerima semua makhluk. Karena begitulah Allah."
“Agama mengajarkan pesan-pesan damai dan ekstremis memutarbalikannya. Kita butuh Islam ramah, bukan Islam marah.” Kita butuh Islam ramah, bukan Islam marah.”
“Perbedaan itu fitrah. Dan ia harus diletakkan dalam prinsip kemanusiaan universal.”
“Dari sudut agama, saya ingin mengingatkan, agar ketidaksenangan kita terhadap seseorang atau suatu kaum jangan sampai menyebabkan kita berlaku tidak adil dalam memutuskan sesuatu.”
"Rentenir memang melakukan kerja manipulatif, karena ia mengambil keuntungan dari penderitaan orang lain. Sementara Tuhan tidak memanipulasikan apa-apa. Yang diberikan-Nya hanyalah kehidupan itu sendiri. Terserah mau diapakan oleh manusia, dijadikan ajang pengrusakan, atau lahan penyejahteraan hidup."
"Memuliakan manusia berarti memuliakan penciptanya. Merendahkan dan menistakan manusia berarti merendahkan dan menistakan penciptanya."
“Keberhasilan seorang pemimpin diukur dari kemampuan mereka dalam menyejahterakan umat yang mereka pimpin”
"Tidak boleh ada pembedaan kepada setiap warga negara Indonesia berdasarkan agama, bahasa ibu, kebudayaan, serta ideologi”