Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Local Heroes Award

Kisah 21 Local Hero di Indonesia Dapat Penghargaan dari Tribun Network, Ada Guru Terbaik Asal Sulut

Acara vent nasional Reinventing Local Heroes Award  yang digelar virtual selama 2 jam lebih itu diikuti ratusan partisipan

Editor: Aldi Ponge
Tribun network
Event nasional Reinventing Local Heroes Award yang dihelat Tribun Network dan Tribun Institute berlangsung haru dan meriah, Kamis (17/12/2020). 

Lisma, partisipan yang bergabung dalam acara ini mengaku sangat terharu pada apa yang dilakukan apra local heroes ini. “Terus terang saya terenyuh dengan semangat para guru daerah terpencil yang terpilih. Mereka penuh dedikasi. Saat mereka memberikan testimonial tadi saya menangis,” kata Lisma.

Selama dua jam lebih Lisma menyaksikan acara itu. “Saya on cam terusloh,” katanya.

Berikut Profil 21 Local Heroes yang Terpilih:

1. Patih Serunai dan Bukhori - Jambi

Tokoh Adat Suku Talang Mamak Kedua tokoh ini aktif dalam perjuangan Suku Talang Mamak di Jambi.

Suku Talang Mamak sudah hidup dan berpenghidupan di Susun Semerantihan Kabupaten Tebo Provinsi Jambi ssejak beabad-abad lalu.

Masyarakat adat ini sedang berjuang supaya mereka bisa diakui wilyah adatnya demi keberlangsungan hidup dan kehidupan mereka dan anak cucunya.

2.  Komunitas Sahabat Alam Sumatera Utara - Sumut

Komunitas ini gigih dalam cita-citanya mengembalikan Sungai Deli sebagai sungai pusat perdagangan dan transportasi pada masa kejayaan Kerajaan Deli.

Kini Sungai ini sedang merana karena tingkat pencemaran yang tinggi.

Prihatin dengan kondisi tersebut, Komunitas Sahabat Alam Sumatra Utara (Salam Sumut) berinisiatif mendirikan posko di bantaran sungai bernama Posko Jaga Sungai Deli. Mereka tak mau sungai kebanggan itu makin tercemar.

3.   Agus Bei Pegiat Lingkungan, Pengelola Mangrove Center Balikpapan - Kaltim

Selama ini, di seantero Balikpapan, Agus sudah dikenal sebagai pencetus sekaligus pengelola Mangrove Center Graha Indah.

Kehadirannya di kawasan mangrove memiliki sejarah yang memilukan, dihujat hingga rela mau banting tulang demi vegetasi mangrove.

Sebelum Mangrove Graha Indah ini menjadi lokasi ekowisata favorit dikunjungi banyak orang dari berbagai penjuru. Dahulunya berstatus kritis, tidak serupa layaknya hutan mangrove yang sesungguhnya.

Sumber: Tribunnews
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved