Video
VIDEO - Mengenang Hari Juang Kartika 15 Desember 1945
Berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 163/1999, tanggal 15 Desember diperingati sebagai Hari Infanteri kemudian diganti dengan nama Hari Juang Kartika
TRIBUNMANADO.CO.ID - Kemenangan Tentara Kemanan Rakyat (TKR: Sekarang TNI) dalam pertempuran Ambarawa, Jawa Tengah pada 15 Desember 1945 dikenang hingga hari ini.
Awalnya berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 163/1999, tanggal 15 Desember diperingati sebagai Hari Infanteri kemudian diganti dengan nama Hari Juang Kartika.
Pertempuran Ambarawa berlangsung antara 20 Oktober sampai 15 Desember 1945.
Pertempuran Ambarawa atau kerap disebut juga Palagan Ambarawa merupakan peristiwa pertempuran penting dalam rangka mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Palagan Ambarawa melibatkan pasukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan para pejuang melawan pasukan sekutu.
Palagan Ambarawa meninggalkan catatan historis penting tentang kegigihan pejuang-pejuang Indonesia dalam menghadapi gempuran sekutu yang ingin merengut kembali hak kemerdekaan NKRI.
Kronologi
Pasukan Sekutu melakukan gerakan melambung dan mengancam kedudukan pasukan Indonesia dari belakang dengan menggunakan tank-tanknya.
Untuk mencegah jatuhnya lebih banyak korban, pasukan Indonesia diperintahkan oleh masing-masing komandannya untuk mundur ke Bedono.
Gerakan pasukan Sekutu akhirnya berhasil ditahan, setelah bantuan dari resimen kedua di bawah pimpinan M. Sarbini dan Batalyon Posisi Istimewa di bawah pimpinan Onie Sastroatmodjo serta batalyon dari Yogyakarta datang.
Gerakan Sekutu berhasil ditahan di desa Jambu.
Setelah berhasil menahan laju Sekutu, pasukan TKR kemudian mengadakan rapat koordinasi di desa Jambu, dipimpin oleh Kolonel Holland Iskandar.
Dari rapat tersebut berhasil membentuk suatu komando, yang disebut Markas Pimpinan Pertempuran.
Markas komando tersebut bertempat di Magelang.
Sejak saat itu medan pertempuran Ambarawa dibagi menjadi 4 sektor, yaitu sektor Utara, Selatan, Timur, dan Barat.
Total jumlah pasukan Indonesia yang bertempur di Ambarawa berjmlah 19 batalyon TKR, dan beberapa batalyon badan-badan perjuangan yang bertempur secara bergantian.
Pada 26 November, pimpinan pasukan yang berasal dari Purwokerto, Kolonel Isdiman gugur.
Sejak gugurnya kolonel Isdiman, kolonel Soedirman, panglima divisi pasukan di Purwokerto, mengambil alih posisi pimpinan pasukan.
jenderal Soedirman bersama jajaran petinggi Tentara Keamanan Rakyat (TKR: sekarang TNI) Republik Indonesia. (MERDEKA)
Pada perkembangannya, situasi pertempuran berubah menjadi semakin menguntungkan bagi pasukan Indonesia.
Tanggal 5 Desember 1945, pasukan kolonel Soedirman berhasil memukul mundur pasukan Sekutu dari Banyubiru, yang merupakan garis terdepan pertahanan mereka.
Setelah mempelajari situasi di medan pertempuran, kolonel Soedirman memutuskan mengumpulkan para komandan sektor pada 11 Desember 1945.
Mereka melaporkan kondisi dan situasi masing-masing sektor.
Laporan-laporan tersebut membawa kolonel Soedirman ke dalam suatu kesimpulan, bahwasanya pasukan Sekutu telah terdesak, dan perlu segera dilaksanakan serangan akhir.
Adapun rencana akhir yang disusun di antaranya srangan mendadak dan serentak dari semua sektor, masing-masing komandan sektor memimpin pelaksanaan serangan, pasukan badan-badan perjuangan (laskar) menjadi pasukan cadangan, serta ditentukan hari serangan yakni pada 12 Desember pukul 04.30 pagi.
Memasuki tanggal 12 Desember 1945, pasukan TKR bergerak menuju sasaran masing-masing.
Dalam waktu setengah jam, pasukan TKR mengepung kedudukan musuh di dalam kota.
Diperkirakan pertahanan musuh yang terkuat ada di benteng Willem, yang terletak di tengah Kota Ambarawa.
Ketika penyerangan itu dilakukan, Kota Ambarawa dikepung oleh pasukan TKR selama empat harmal.
Sekutu yang merasa kedudukannya terdesak, berusaha keras untuk menyerang balik.
Mereka menggunakan artileri berat angkatan darat, serangan udara dengan skuadron Thunderbolt, bahkan menggunakan tembakan meriam dari kapal penjelajah H. M. S Sussex.
Ternyata gempuran yang dilakukan sekutu tidak mampu mematahkan perlawanan rakyat Indonesia.
Sekira pukul 16.00 WIB, Jalan Raya Ambarawa - Semarang berhasil dikuasai TKR dan pengepungan musuh dalam kota Ambarawa berjalan dengan sempurna.
Terjadilah pertempuran jarak dekat. Musuh mulai mundur pada tanggal 14 Desember 1945.
Persediaan logistik maupun amunisi musuh sudah jauh berkurang.
Akhirnya, pasukan sekutu mundur dari Ambarawa sambil melancarkan aksi bumi hangus pada tanggal 15 Desember 1945, pukul 17.30 WIB.
Pertempuran berakhir dengan kemenangan gemilang dari TKR. Benteng pertahanan sekutu yang tangguh berhasil direbut pasukan TKR. (tribunnewswiki/tribunmanado)
(Video Editor: Hana Olivia)
Baca juga: VIDEO Rekonstruksi Adegan Penembakan 6 Laskar FPI, 4 Orang Ditangkap, Namun Ditembak Karena Melawan
Baca juga: VIDEO Viral Pengantin Wanita Menangis Histeris Lihat Mantan Kekasih Hadir
Baca juga: VIDEO Viral Emak-emak Goreng Buaya dan Dikasi Makan ke Anjing-anjingnya