Penanganan Covid
1,2 Juta Dosis Vaksin Sinovac Diangkut ke Bio Farma, Disimpan di Cool Room dengan Suhu 2 Derajat
"Vaksin dipindahkan dari Envirotainer untuk disimpan di cool room dengan suhu 2-8 derajat celcius."
TRIBUNMANADO.CO.ID - Vaksin Sinovac tiba di Indonesia pada Senin (7/12/2020).
1,2 juta dosis vaksin covid-19 dibawa ke Bio Farma Bandung untuk disimpan di ruang dingin (cool room).
Diketahui, vaksin disimpan dalam tujuh envirotainer.
Vaksin diangkut menggunakan tiga truk dari warehouse terminal cargo Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Pada Senin (7/12/2020), rangkaian kendaraan pengangkut vaksin berjalan menuju kantor Bio Farma dengan pengawalan secara ketat oleh aparat keamanan.
Setelah menempuh perjalanan darat selama kurang lebih tiga jam, rangkaian kendaraan pembawa vaksin tiba di Bio Farma sekitar pukul 03.45 WIB.
"Vaksin dipindahkan dari Envirotainer untuk disimpan di cool room dengan suhu 2-8 derajat celcius."
"Ruangan tersebut telah disterilisasi dan disiapkan khusus untuk menyimpan vaksin Covid-19," tulis pernyataan resmi Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden, Senin (7/12/2020).
Selanjutnya, vaksin akan dilakukan pengambilan sampel untuk pengujian mutu oleh tim dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Bio Farma.
Presiden RI Joko Widodo mengingatkan bahwa setelah tiba, vaksin memerlukan sejumlah tahapan sebelum bisa diberikan kepada masyarakat.
"Setelah mendapatkan izin dari BPOM, baru kita lakukan vaksinasi."
"Kaidah-kaidah saintifik, kaidah-kaidah ilmiah ini juga saya sudah sampaikan, wajib diikuti."
"Kita ingin keselamatan, keamanan masyarakat itu harus betul-betul diberikan tempat yang paling tinggi," ucap Presiden.
Menko PMK Ingatkan Masyarakat soal Disiplin Protokol Kesehatan: 'Vaksin Bukan Senjata Pamungkas'
Hingga kini, Covid-19 masih 'mengancam' kesehatan masyarakat Indonesia.
Pemerintah pun terus berupaya menghentikan penyebaran virus yang bisa membahayakan nyawa warganya.
Bahkan pengadaan vaksin corona masih digenjot pemerintah Indonesia.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menegaskan, vaksin bukan senjata yang mampu mengakhiri pandemi Covid-19.

Dirinya meminta masyarakat untuk tidak lengah dalam mencegah penyebaran virus corona.
"Yang penting sekarang menyadarkan kepada masyarakat bahwa yang namanya vaksin itu bukan senjata pemungkas yang betul-betul memungkasi Covid-19 ini," ujar Muhadjir melalui keterangan tertulis, Senin (30/11/2020).
Menurut Muhadjir, hal yang terpenting yang perlu dilakukan untuk mencegah virus adalah kepatuhan terhadap protokol kesehatan, yakni menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan.
"Sebetulnya yang paling penting kembali kepada semula, yaitu disiplin masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan," ungkapnya.
Satu di antara protokol kesehatan yang utama untuk pencegahan penularan virus, kata Muhadjir, adalah menghindari kerumunan di tempat tertutup dalam waktu yang lama. Apabila hal itu bisa dihindari, maka menurut dia, pencegahan penularan Covid-19 akan lebih mudah diatasi.
"Asalkan protokol lainnya juga dipatuhi. Pakai masker, cuci tangan juga," pungkas Muhadjir.

Seperti diketahui, saat ini Pemerintah lewat Satgas Covid-19 saat ini terus menggencarkan kampanye penyuluhan 3M.
Kampanye 3M ini terus menerus disosialisasikan supaya masyarakat tidak lupa bahwa penyebaran Covid-19 banyak datang dari pergerakan manusia. Sehingga pelaksanaan 3M harus dijalankan secara ketat.
Catatan Redaksi:
Bersama-kita lawan virus corona. Tribunmanado.co.id mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan. Ingat pesan ibu, 3M (Memakai masker, rajin Mencuci tangan, dan selalu Menjaga jarak).
(Tribunnews.com/Reynas Abdila/Fahdi Fahlevi)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul 1,2 Juta Dosis Vaksin Sinovac Disimpan di Cool Room Bio Farma dengan Suhu 2 Derajat dan Menko PMK: Vaksin Bukan Senjata Pemungkas, Tetap Patuhi Protokol Kesehatan