Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kecelakaan Lalu Lintas

Sebabkan Dua Orang Tewas Usai Tabrakan Beruntun, Sopir Truk Jadi Tersangka Kecelakaan Maut

Sebelumnya diketahui terjadi kecelakaan beruntun Jalan Raya Bandung-Cirebon. Peristiwa tabrakan beruntun tersebut menewaskan dua orang.

Editor: Glendi Manengal
Tribunjabar.id/Seli Andina Miranti
Kecelakaan maut terjadi di Tanjungsari Sumedang. Truk tabrak kendaraan dan ruko. Satu orang tewas. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Sebelumnya diketahui terjadi kecelakaan beruntun Jalan Raya Bandung-Cirebon.

Peristiwa tabrakan beruntun tersebut menewaskan dua orang.

Diketahui penyebabnya diduga karena truk rem blong hingga menabrak.

Baca juga: Sosok Reind Ansanay, Pemuda asal Jayapura Kerja Menarik Odong-odong, Bisa Bayar Kuliah hingga Wisuda

Baca juga: Ferdinand: Saya Tidak Pernah Ganggu Kehormatan Keluarga Jusuf Kalla, Lapor Juga Rudi S Kamri

Baca juga: Jadi Perceraian Termahal di Dunia, Ibu dan Anak Ini Berebut Harta Oligarki Rusia Rp 8,6 Triliun


Foto : Kecelakaan maut terjadi di Tanjungsari Sumedang. Truk tabrak kendaraan dan ruko. Satu orang tewas. (Tribunjabar.id/Seli Andina Miranti)

DS, sopir dump truck bernomor polisi Z 9355 HB yang menjadi penyebab tabrakan beruntun di Jalan Raya Bandung-Cirebon,

tepatnya di sekitar Alun-alun Tanjungsari, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, ditetapkan sebagai tersangka.

Peristiwa kecelakaan lalu lintas tersebut menyebabkan 2 orang tewas,

1 orang luka berat, dan 5 orang lainnya mengalami luka ringan.

Kepala Sub Bagian Humas Polres Sumedang AKP Dedi Juhana mengatakan,

truk yang dikemudikan oleh DS mengalami rem blong.

Saat kejadian, DS loncat dari truk tersebut, sehingga menyebabkan truk melaju tanpa arah hingga

menabrak sejumlah kendaraan, gerobak siomay dan sejumlah toko di sekitar kawasan Alun-alun Tanjungsari.

"Sopir dump truck sudah kami amankan dan sudah ditetapkan sebagai tersangka atas kecelakaan lalu lintas di

wilayah Tanjungsari ini," ujar Dedi kepada Kompas.com di Sumedang, Rabu (2/12/2020).

Sebelumnya, Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Sumedang AKP Eryda Kusumah mengatakan,

korban tewas di tempat adalah seorang penyeberang jalan.

Korban bernama Yaya Mulyana (55), warga Dusun Cikeuyeup RT 02/04, Desa Ciptasari,

Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang.

Sedangkan, satu korban lainnya yaitu pengendara sepeda motor Honda Beat bernama Muhammad Naufal F (17).

Korban adalah pelajar asal Perumahan Tanjungsari Permai, Desa Raharja, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang.

Korban tewas setelah menjalani perawatan di RSUD Sumedang, pada Selasa (1/12/2020) malam.


Foto : Kecelakaan lalu lintas di Jalan Raya Sumedang-Bandung. (Istimewa)

Kurangnya Kompetensi Sopir

Belum lama ini terjadi peristiwa truk yang menabrak dua motor dan empat mobil di Sumedang, Selasa (1/12/2020).

Peristiwa ini terjadi diduga karena rem yang ada pada truk mengalami blong.

Melihat kejadian ini, nampaknya kasus rem truk blong di Indonesia masih marak terjadi.

Namun salah satu faktor dari rem yang blong pada truk ada di pengemudinya yang tidak kompeten membawa kendaraan besar.

Menanggapi hal ini, Founder & Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting,

Jusri Pulubuhu mengatakan, memang benar adanya kalau kompetensi sopir truk di Indonesia sangatlah kurang.

“Dari mana mereka dapat izin mengemudi? Enggak ada pelatihan sekolahnya.

Memang ada sekolah swasta tertentu namun jumlahnya sedikit,” ucap Jusri kepada Kompas.com, Rabu (2/12/2020).

Jusri mengatakan, sudah sepatutnya kompetensi dari para pengemudi truk ini perlu dipikirkan dan diperhatikan.

Jangan sampai para pengemudi ini berasal dari kenek yang hanya berdasarkan pengalaman.

“Pendekatannya bisa seperti untuk yang ingin mengajukan SIM,

harus melalui proses training dari sekolah truk yang di endorse oleh Polisi tentunya,

di mana metodologi dan substansi training sudah dapat approval dari Polisi, sesuai undang-undang,” kata Jusri.


Foto : Korban tewas di lokasi kecelakaan maut di Jalan Raya Bandung-Cirebon, alun-alun Tanjungsari, Kabupaten Sumedang. (Istimewa)

Alasan sopir angkutan barang maupun penumpang harus lebih diperhatikan, karena risiko mereka sangat tinggi.

Kendaraan yang dibawa dimensinya sangat besar dan berat, belum lagi membawa penumpang yang banyak.

“Setiap golongan SIM B, harus melalui satu klasifikasi yang bertujuan menyaring calon-calon pengemudi.

Jika demikian, nanti yang keluar adalah driver-driver yang kompeten,” ucapnya.

Jusri menegaskan, harus ada kompetensi pada pengemudi truk atau bus.

Kalau tidak hal seperti ini akan terus terjadi kedepannya. Nantinya malah mereka menjadi pembunuh liar di jalanan.

Penulis : Kontributor Sumedang, Aam Aminullah | Editor : Abba Gabrillin

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sopir Truk Penyebab Kecelakaan Maut di Sumedang Jadi Tersangka",  https://regional.kompas.com/read/2020/12/02/16304451/sopir-truk-penyebab-kecelakaan-maut-di-sumedang-jadi-tersangka.

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved