Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

News

Gunung Semeru Meletus, Inilah Rekomendasi PVMBG Untuk Masyarakat

Dari beberapa fakta Gunung Semeru di atas, demi keamanan dan keselamatan, masyarakat diminta untuk mempertimbangkan rekomendasi PVMBG KESDM.

(KOMPAS.COM/ANDI HARTIK)
Tangkapan layar akun Instagram resmi TNBTS yang menunjukkan luncuran lava pijar di Gunung Semeru. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Tadi dini hari Selasa 1 Desember 2020 terjadi letusan Gunung Semeru.

Gunung Semeru mengeluarkan awan panas

Selama hampir tiga jam Luncuran awan panas dari erupsi gunung yang berada di Jawa Timur terjadi.

Tangkapan layar akun Instagram resmi TNBTS yang menunjukkan luncuran lava pijar di Gunung Semeru.

Berkaitan dengan aktivitas gunung ini, Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Geologi (PVMBG), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) menetapkan tingkat aktivitas Gunung Semeru dalam status Waspada Level II.

Penetapan status Waspada Level II itu berdasarkan hasil pemantauan visual dan insturmental, serta potensi ancaman bahaya yang ada, berikut 5 fakta erupsi Gunung Semeru.

1. Erupsi asap dan cuaca di sekitar Gunung Semeru

Berdasarkan pantauan PVMBG dalam keterangan resminya menyatakan, selama 1 Oktober hingga 30 November 2020, gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut. 

Asap kawah yang teramati utamanya berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tipis hingga sedang tinggi sekitar 50-500 meter dari puncak.

Cuaca cerah hingga hujan, angin lemah hingga kencang ke arah utara, timur laut, timur, selatan, barat daya dan barat juga terjadi di gunung api tersebut dan sekitarnya.

Suhu udara sekitar juga tercatat bervariasi yaitu sekitar 19-32 derajat celcius.

Erupsi Gunung Semeru yang terjadi terus-menerus, menghasilkan kolom erupsi berwarna kelabu dengan tinggi maksimum 500 meter dari atas kawah atau puncak.

2. Guguran batu

Guguran batu dari arah puncak pernah terjadi di Gunung Semeru, tetapi tidak berlangsung menerus sejak 19 Oktober 2020.

Namun, pada tanggal 28 November 2020, terjadi kenaikan jumlah guguran secara signifikan dan diikuti oleh kejadian awan panas guguran yang berasal dari ujung lidah lava, dengan jarak luncur maksimum 1 kilometer ke sektor tenggara lereng.

Pantauan PVMBG juga mencatat, pada Selasa, 1 Desember 2020, mulai pukul 01.23 WIB, teramati awan panas guguran dari kubah puncak, dengan jarak luncur 2 hingga 11 kilometer ke arah Besok Kobokan di sektor tenggara dari puncak Gunung Semeru.

3. Kegempaan

Jumlah dan jenis gempa di gunung api yang satu ini juga terekam oleh PVMBG.

Selama periode 1 Oktober hingga November 2020, gempa letusan dengan rata-rata 40 kejadian per hari tercatat yang paling mendominasi kejadian di Gunung Semeru.

Kondisi Gunung Semeru saat mengeluarkan awan panas letusan, Selasa (1/12/2020).(KOMPAS.COM/Dok. PGA Sawur)

Sementara, pada 20 November gempa letusan gunung cenderung menurun, dan terjadi kenaikan pada jumlah gempa guguran.

Sedangkan, gempa hembusan terjadi rata-rata 100 kejadian per hari, dan gempa-gempa vulkanik berupa gempa vulkanik dalam, vulkanik dangkal dan tremor terekam dengan jumlah sangat rendah.

4. Kejadian meletus 1 Desember 2020

Pengamatan visual PVMBG menunjukkan, adanya kenaikan jumlah gempa guguran dan beberapa kali awan panas guguran terjadi di Gunung Semeru.

"Kenaikan ini diakibatkan oleh adanya ketidakstabilan kubah lava di bagian puncak," tulis PVMBG KESDM.

Serta, dari kegempaan hingga pada pukul 06.00 WIB, Selasa, 1 Desember 2020, yang mendominasi adalah gempa guguran dan beberapa kali gempa awan panas guguran.

5. Potensi bencana

Kendati masih ditetapkan pada Level II Waspada, tetapi meletusnya Gunung Semeru ini berpotensi ancaman bahaya bagi masyarakat sekitar.

Berikut beberapa potensi ancaman bencana Gunung Semeru yang patut diwaspadai masyarakat.

·Lontaran batuan pijar di sekitar puncak.

·Material lontaran berukuran abu dapat tersebar lebih jauh tergantung arah dan kecepatan angin.

·Potensi ancaman awan panas guguran dan guguran batuan dari kubang atau ujung lidah lava ke sektor tenggara dan selatan dari puncak.

·Jika terjadi hujan dapat mengakibatkan lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di daerah puncak.

Rekomendasi PVMBG untuk masyarakat

Dari beberapa fakta Gunung Semeru di atas, demi keamanan dan keselamatan, masyarakat diminta untuk mempertimbangkan rekomendasi PVMBG KESDM sebagai  berikut.

Pertama, masyarakat, pengunjung, ataupun wisatawan sebaiknya tidak beraktivitas dalam radius 1 km dari puncak atau kawah Gunung Semeru.

Kedua, masyarakat, pengunjung ataupun wisatawan sebaiknya juga tidak beraktivitas dalam radius jarak 4 km arah bukaan kawah di sektor selatan-tenggara.

Ketiga, sangat perlu untuk mewaspadai awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru.

"Radius dan jarak rekomendasi ini akan dievaluasi terus untuk antisipasi jika terjadi gejala perubahan ancaman bahaya," tegas PVMBG KESDM. (*)

Artikel ini telah tayang di:

Kompas.com dengan judul "5 Fakta Gunung Semeru Meletus dan Rekomendasi PVMBG", Klik untuk baca:

https://www.kompas.com/sains/read/2020/12/01/173000323/5-fakta-gunung-semeru-meletus-dan-rekomendasi-pvmbg?page=all#page2

Subscribe YouTube Channel Tribun Manado:

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved