Kasus Pembunuhan
7 Anak Almarhum Raja Adat Samosir Memprihatinkan, Ada yang Tinggal di Panti Asuhan dan Putus Sekolah
Mereka hidup tanpa ayah dan ibu di rumah peninggalan orang tuanya di Ronggur Ni Huta. Ibunya sendiri sudah terlebih dulu meninggal tahun 2018 lalu
TRIBUNMANADO.CO.ID - Nasib anak-anak Almarhum Rianto Simbolon kini memprihatinkan.
Anak-anak almarhum Rianto terlihat turut serta akan ikut menyaksikan kejamnya pembantaian terhadap ayahnya.
Mendiag raja adat Samosir Rianto Simbolon (41) menjadi korban pembunuhan oleh 6 tersangka di Desa Sijambur Kecamatan Ronggur Ni Huta.
Sebagaimana, Peristiwa itu terjadi pada Minggu Pagi 9 Agustus 2020 yang lalu dan penemuan jasad Rianto yang tewas mengenaskan mengejutkan warga.
Jasad Rianto ditemukan warga Desa Pardomuan I tepatnya di simpang antara Gereja Advent dan Kafe Buni-Buni.
Selain keluarga besar, Tim Penasihat Hukum Korban dari Law Office Dwi Ngai Sinaga, Dwi Ngai Sinaga, Rudi Zainal Sihombing, dan Benri Pakpahan turut hadir, "Hari ini rekonstruksinya,"ujar Dwi dihubungi via telepon seluler.
Rekonstruksi akan dilaksanakan pada Pukul 13.00 WIB yang langsung diperagakan oleh para tersangka. Keluarga telah berkumpul sembari menunggu kehadiran Jaksa.
Berdasarkan video yang dikirimkan Romual Sinaga tim Dwi Sinaga, rasa trauma mendalam masih membayangi anak-anak almarhum atas kematian ayahnya yang dibunuh dengan cara kejam.
Terlebih putri pertamanya Menanti Simbolon yang kini duduk di bangku kelas 3 SMA N I Ronggur Ni Huta.
Menanti tak mau banyak bicara. Mengenakan topi hitamnya berusaha menutupi wajahnya, sambil menangis.
Korban meninggalkan 7 anak yang masih belia. Selain Menanti yang paling sulung, antara lain Boss Fernando Simbolon (16), Baen parningotan (14), Margaret l Simbolon (12), Risna Simbolon (8), Gabetua Simbolon (8) dan anak paling bungsu Martogi tua Simbolon (4).
Kini mereka hidup tanpa ayah dan ibu di rumah peninggalan orang tuanya di Ronggur Ni Huta. Ibunya sendiri sudah terlebih dulu meninggal pasa tahun 2018 lalu.
Baca juga: Seorang Pria Tewas Saat Turun ke Sumur, 3 Warga Lain Datang Menolong Ikut Meninggal
Sedangkan dua adiknya paling kecil dititipkan di Panti Asuhan.
Bos Fernando Simbolon diwawancarai mengatakan, untuk biaya makan sehari-hari mereka mencari sendiri selain dibantu "namborunya" atau saudara perempuan ayahnya.