Nasib Timor Leste
Dulu Dimanjakan Indonesia, Kini Nasib Rakya Timor Leste Amburadul, Padahal Dulu Diberi Kemewahan Ini
Seperti yang diketahui Timor Leste yang dulunya adalah bagian dari Indonesia namun memisahkan diri.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Seperti yang diketahui Timor Leste yang dulunya adalah bagian dari Indonesia namun memisahkan diri.
Namun kini setelah 18 tahun berlalu, dulunya dimanjakan Indonesia, kini nasib rakyatnya Amburadul.
Ini kemewahan yang diberikan saat masih menjadi bagian dari Indonesia.
Baca juga: Sebentar Lagi Terkuak! Pria dalam Video Mirip Gisel Disebut Mbak You Seorang Kepala Keluarga
Baca juga: Dimsum Halal Kini Hadir di Manado, Pemesanan Bisa Langsung WhatsApp dan Instagram
Baca juga: Pengusaha Tajir Suharjito, Sosok Penyuap Menteri Edhy Prabowo, Diberi Penghargaan oleh KKP
Delapan belas tahun berlalu sejak Timor Leste memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Sebelumnya meraih kemerdekaannya sendiri, Timor Leste adalah bagian dari Indonesia.
Namun sejak referendum PBB tahun 2002, Bumi Lorosae memutuskan untuk melepaskan diri dari NKRI dan menjadi negara merdeka.
Di masa lalu, rakyat Timor Leste pro-kemerdekaan tak hentinya melakukan perlawanan untuk bisa melepaskan diri dari Indonesia.
Hal itu konon dikarenakan penderitaan yang didapat Timor Leste selama menjadi wilayah Indonesia.
Konflik, kelaparan, hingga penyakit yang terjadi selama pendudukan Indonesia disebut-sebut jadi alasan rakyat Timor Leste ingin merdeka.
Pada saat itu banyak pihak yang memandang Indonesia bertindak biadab dengan melakukan pembantaian di Timor Leste.
Meski demikian, faktanya masih ada segelintir orang Timor Leste yang pro-Indonesia, bahkan menginginkan integrasi dengan Indonesia.
Salah satunya adalah Arnaldo dos Reis Araujo, merupakan pendiri partai APODETI (Associacao Popular Democratica Timorense) yang bertujuan menyatukan Timor Leste ke Indonesia.
Awalnya Arnaldo dos Reis Araujo adalah seorang peternak, tetapi kemudian dia mengusir Portugis yang kala itu menduduki Timor Leste.
Namun pada saat itu ada tiga partai besar yang ada di Timor Leste, mereka adalah APODETI yang pro Indonesia, UDT pro dengan Portugis, dan Fretilin yang ingin Timor Leste merdeka.
Setelah mengusir Portugis situasi makin mencekam, ketika Fretilin menginginkan kemerdekaan.