Berita Internasioanl
Manuver Benjamin Netanyahu Kunjungi Arab Saudi dan Bahrain Secara Diam-diam: Kita Bawa Perdamaian
Benjamin menyatakan akan segera mengunjungi negara Teluk itu, sebulan setelah kedua negara membuka hubungan diplomatik.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri Israel mengatakan telah berbicara dengan Putra Mahkota Bahrain.
Dia menyatakan akan segera mengunjungi negara Teluk itu, sebulan setelah kedua negara membuka hubungan diplomatik.
Menteri Luar Negeri Bahrain mengunjungi Israel pekan lalu sebagai tanda hubungan yang makin membaik antara kedua negara.
Menyusul penandatanganan perjanjian yang ditengahi AS pada September 2020.
Pada Oktober 2020, kedua negara menjalin hubungan formal dengan menandatangani serangkaian perjanjian untuk mempromosikan kerja sama bilateral.
Dilansir AP, Netanyahu mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dirilis di media sosial berbicara dengan Putra Mahkota Bahrain Salman bin Hamad.
"Tentang fakta bahwa kita dapat membawa perdamaian untuk rakyat kita dan negara kita dalam waktu yang sangat singkat," kata Netanyahu.
Perdana menteri mengatakan putra mahkota mengundangnya untuk datang dalam waktu dekat sebagai kunjungan resmi ke Bahrain.
"Saya akan melakukan ini atas nama Anda," kata Netanyahu mengacu pada warga Israel.
Dalam beberapa bulan terakhir ini, Israel telah menandatangani perjanjian untuk menormalisasi hubungan dengan Bahrain, Uni Emirat Arab, dan Sudan.
Tetapi kesepakatan yang diatur oleh pemerintahan Trump telah membuat marah rakyat Palestina.
Pada Senin (23/11/2020) media Israel melaporkan Netanyahu mengunjungi Arab Saudi dan bertemu dengan Putra Mahkota Mohammed bin Salman.
Israel dan Arab Saudi telah membina kerja sama keamanan klandestin atas kepentingan bersama dalam melawan rival regional Iran.
Terobosan ini mencerminkan perubahan Timur Tengah di mana Israel dan negara-negara Teluk memandang Iran sebagai ancaman timbal balik yang melampaui konflik yang telah berlangsung puluhan tahun dengan Palestina.
Hingga perjanjian tahun ini, Mesir dan Yordania adalah satu-satunya negara Arab yang mengakui Israel setelah menandatangani perjanjian perdamaian masing-masing pada tahun 1979 dan 1994.(*)