News
Seekor Sapi Dimangsa Harimau di Perkebunan Warga, Bangkai Ditemukan Tak Utuh, Penduduk Desa Resah
Pada Sabtu (21/11/2020), si raja rimba itu menerkam ternak sapi milik warga di Desa Lae Motong, Kecamatan Penanggalan, Kota Subulussalam.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Warga desa Lae Motong, Kecamatan Penanggalan, Kota Subulussalam diresahkan dengan serangan diduga harimau Sumatera (Phantera Tigris Sumatrae) yang kembali muncul di dekat permukiman penduduk.
Dilaporkan harimau kembali muncul dan memangsa sapi ternak milik warga setempat.
Pada Sabtu (21/11/2020), si raja rimba itu menerkam ternak sapi milik warga di Desa Lae Motong, Kecamatan Penanggalan, Kota Subulussalam.
Kondisi ini membuat warga setempat resah. Mereka tidak lagi berani pergi ke kebun.
Ternak sapi yang dimangsa tersebut milik warga bernama Gunawan Cibro.
Peristiwa itu diperkirakan terjadi sekitar pukul 01.00 WIB atau Sabtu dinihari.
Kemunculan hewan dilindungi ini kembali meresahkan masyarakat Kota Subulussalam, khususnya di Lae Motong.
Pasalnya, selain memangsa hewan ternak, kemunculannya juga membuat masyarakat sekitar takut ke kebun.
Padahal, konflik antara harimau dengan manusia di Subulussalam baru saja mereda sekitar empat bulan lalu.
Menyikapi masalah tersebut, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) wilayah II Subulussalam turun ke lapangan.
Tim BKSDA Aceh seksi konservasi wilayah ll Subulussalam turun bersama WCS-IP
dan masyarakat untuk mengecek lokasi temuan ternak yang diterkam harimau.
“Benar ada laporan warga soal kemunculan harimau. Kami sudah turun ke lokasi
dan menemukan sisa ternak yang dimangsa,” kata Riya Kamba SHut, petugas BKSDA Kota Subulussalam.
Menurut Riya Kamba, hewan ternak yang dimangsa harimau berjumlah satu ekor dan ada sisa bangkai ditemukan di sekitar kandang.
Kandang ternak sapi ini terletak di kebun kelapa sawit, yang tak jauh dari permukiman penduduk.
Selain bangkai sapi bekas mangsa harimau, tim BKSDA juga menemukan jejak hewan pemangsa itu tak jauh dari lokasi kejadian.
Pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) wilayah II Subulussalam telah memasang kamera jebakan atau camera trap untuk memantau pergerakan.
Sejauh ini pihak BKSDA belum dapat memastikan berapa individu harimau yang masuk ke dekat permukiman penduduk lantaran jejak kaki kurang jelas akibat musim hujan.
Tim BKSDA hanya dapat memperkirakan harimau tersebut sudah dewasa.
Hal itu berdasarkan jejak kaki yang masih tersisa dan petunjuk lain.
Hewan ternak milik Gunawan Cibro dimangsa harimau di kandangnya yang terletak di kebun kelapa sawit dekat permukiman warga.
Kini tim memasang empat unit kamera trap.
BKSDA juga berdiskusi dengan masyarakat terkait konflik harimau yang mengkhawatirkan penduduk setempat.
“Malam ini kami tim BKSDA , WCS, dan pemilik ternak akan berjaga di lokasi sekitar TKP untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan,” kata Riya Kamba.
Berhati-hati
Di sisi lain, BKSDA Subulussalam mengimbau masyarakat untuk berhati-hati saat beraktivitas di kebun.
Kasus harimau memasuki permukiman warga sudah terjadi sejak beberapa tahun terakhir.
Konflik antara satwa liar ini pun semakin menjadi-jadi dalam dua tahun belakangan dan sempat mereda sejak Juni lalu.
Meredanya konflik harimau hingga selama empat bulan terakhir menyusul penyelamatan yang dilakukan BKSDA, Senin (15/6/2020),
di Desa Jambo Dalem, Kecamatan Trumon Timur, Aceh Selatan.
Saat itu tim KSDA bersama mitra WCS-IP, FKL dan Polres Aceh Selatan berhasil menangkap seekor harimau sumatera di Desa Jambo Dalem, Kecamatan Trumon Timur.
Harimau ini sebelumnya sempat meresahkan masyarakat setempat karena berkeliaran di permukiman penduduk. (lid)
Tautan:
Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Harimau Masuk Permukiman, Warga Resah,
https://aceh.tribunnews.com/2020/11/23/harimau-masuk-permukiman-warga-resah.