CPNS
Kisah CPNS Ditempatkan di Daerah Terpencil, Lewati Tujuh Sungai untuk Mengajar
Di bawah pohon kersen yang tumbuh depan Kantor BKPP Kabupaten Bolmong, Vadri Kalapati menyesap rokoknya, Senin (23/11/2020)
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: David_Kusuma
TRIBUNMANADO.CO.ID, LOLAK - Di bawah pohon kersen yang tumbuh depan Kantor BKPP Kabupaten Bolmong, Vadri Kalapati menyesap rokoknya, Senin (23/11/2020).
Pria yang baru saja lulus tes CPNS tersebut memilih menyepi di bawah pohon yang tangkainya sangat panjang hingga menutupi seperempat jalan depan kantor tersebut.
Beberapa meter dari situ, nampak ratusan pria dan wanita yang berpakaian putih dan hitam
seperti Vadri.
Masing - masing membentuk kelompok. Satu sama lain bercakap - cakap dengan riang gembira.
Saat seorang di antaranya mengangkat kamera ponsel, momen itu abadi dalam foto.
Baca juga: PDRIS Belum Mau Terlibat di Pilkada 2020, Masih Fokus Benahi Infrastrukur Partai
Baca juga: Milenial Tomini Minta Pasangan Berkah Bangun Balai Latihan Kerja untuk Anak Putus Sekolah
Baca juga: Upaya Millen Cyrus, Dari Seorang Anak yang Terlahir Lelaki hingga Terlihat Seperti Wanita Sungguhan
Hari itu, Vadri dan 173 CPNS yang lulus tes berkumpul depan kantor BKPP.
Hendak mendengarkan pengarahan tentang step selanjutnya dalam proses registrasi ulang CPNS baru.
Rencananya Desember mereka akan beroleh NIP. Jalan Vadri dan beberapa rekan lainnya ke depan
akan sunyi dan berat.
Mereka akan ditempatkan di daerah terpencil.
Vadri yang lulus sebagai guru akan ditempatkan di Desa Totabuan. Desa ini berjarak sekira 20 kilometer dari ibu kota Lolak.
Baca juga: Pendeta Hanny Pantouw Dinobatkan Sebagai Pria Kawanua Berprestasi Tahun 2020
Akses menuju ke sana sulit. Jalannya penuh tanjakan, belokan dan tikungan. Pada beberapa
titik rusak parah.
Kendala utama desa itu adalah jaringan telekomunikasi. Tak ada jaringan telepon maupun internet di sana. Untuk mencari sinyal, warga biasa menempuh jarak 25 kilometer, atau menggantung
ponsel pada sebuah pohon yang merupakan satu - satunya tempat bersinyal di desa itu.
Berat memang. Tapi Vadri tak pernah menyesali pilihannya. "Saya memang yang memilih
di sini. Sebagai guru dan PNS saya harus siap ditempatkan dimana saja," kata dia.
Menurut Vadri, ditempatkan di daerah terpencil adalah tantangan. Melayani siswa miskin adalah pahala. "Ini adalah kehormatan," katanya.
Ia mengaku sudah bersiap ke daerah terpencil.
Baca juga: Temannya Jadi Pemimpin Pemberontakan, PM Ethiopia Ultimatum dalam 72 Jam Harus Menyerah