Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Viral Medsos

VIRAL Fenomena Awan Menyerupai Asap Ledakan Bom Atom di Bandung, Begini Penjelasan BMKG

Fenomena alam hadir dengan memperlihatkan sebuah awan berbentuk bak ledakan nuklir terlihat muncul di langit Bandung memiliki nama kumolonumbus.

Istimewa/ Dinardi
kejadian fenomena alam berupa awan yang menyerupai asap ledakan bom atom di Bandung 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Baru-baru ini media sosial dihebohkan dengan penampakan awan yang terlihat unik.

Dari tiga gunung di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memunculkan fenomena awan melingkar, layaknya seperti pusaran arus.

Fenomena itu terjadi di Gunung Arjuno, Gunung Lawu dan Gunung Merbabu pada Kamis (5/11/2020) pagi.

Baca juga: BMKG Prakiraan Cuaca Kamis 19 November 2020: Sebagian Wilayah Turun Hujan, Sedang hingga Lebat

kejadian fenomena alam berupa awan yang menyerupai asap ledakan bom atom di Bandung
kejadian fenomena alam berupa awan yang menyerupai asap ledakan bom atom di Bandung (Istimewa/ Dinardi)

Kini Fenomena alam hadir dengan memperlihatkan sebuah awan berbentuk bak ledakan nuklir terlihat muncul di langit Bandung memiliki nama kumolonumbus.

Kasie Data dan Informasi BMKG Stasiun Iklim Bogor, Hadi Saputra mengungkapkan fenomena tersebut sering terjadi menjelang sore dan merupakan fenomena alam biasa.

"Itu fenomena terbentuknya awan cumulonimbus hingga fase matang.

fenomena biasa, tiap sore, " ujar Hadi kepada Tribun Jabar.

Awan yang menggumpal itu berbentuk menjulang tinggi ke atas, padat, dan mirip jambul ayam.

Hadi mengatakan meskipun fenomena alam itu biasa, jika awan ini terbentuk ada beberapa bahaya yang mungkin terjadi.

Akan ada kemungkinan terjadi cuaca ekstrem seperti angin kencang, hujan es, hingga hujan lebat yang paling parah.

Namun yang paling parah, di pusaran awan tersebut terdapat arus listrik yang sangat membahayakan dan menggangu penerbangan.

"Bahaya semua, " ucapnya.

Baca juga: Cara Mudah Membuat Mie Instan yang Sehat Tanpa MSG di Rumah, Hanya Butuh 3 Langkah

Fenomena Awan Lenticularis di Gunung Lawu

Fenomena Awan Lenticularis di Gunung Lawu, Arjuno dan Merbabu, BMKG Jelaskan Dampak Bagi Penerbangan

Beberapa waktu lalu pada Kamis (5/11/2020) pagi, tiga gunung di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memunculkan fenomena awan melingkar, layaknya seperti pusaran arus.

Fenomena itu terjadi di Gunung Arjuno, Gunung Lawu dan Gunung Merbabu pada Kamis (5/11/2020) pagi.

Fenomena awan melingkar yang dikenal dengan sebutan awan lentikularis ini sempat menyita perhatian warganet.

Gunung Arjuno

Penampakan gumpalan awan terlihat unik di dekat Gunung Arjuno dan pegunungan Putri Tidur.

Terpantau dari Kota Batu dan Kabupaten Malang, gumpalan awan yang seolah seperti pusaran arus itu terlihat sejak Kamis (5/11/2020) pagi hingga menjelang siang.

Awan lentikular diambil dari B2P2TOOT Tawangmangu.
Awan lentikular diambil dari B2P2TOOT Tawangmangu. (Rika Verry Kurniawan IG @rikaverrykurniawan)

Sekitar pukul 10.30 WIB, gumpalan awan sudah hilang.

Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda, Teguh Tri Susanto menerangkan awan yang nampak seperti itu adalah awan Lentikularis.

Awan tersebut muncul di sekitar gunung atau dataran tinggi.

"Secara umum tidak berbahaya akan tetapi bagi dunia penerbangan cukup berbahaya karena pesawat akan mengalami turbulensi atau guncangan," ujar Teguh dikutip dari Surya, Kamis (5/11/2020).

Awan Lentikularis terjadi akibat adanya gelombang angin gunung atau angin lapisan atas yang cukup kuat dari suatu sisi gunung.

Angin membentur dinding pegunungan sehingga menimbulkan turbulensi di sisi sebaliknya.

Akibatnya membentuk awan-awan bertingkat yang berputar seperti lensa.

Baca juga: Aksi Nekat Rombongan Pengantar Jenazah, Aniaya Sopir Truk karena Tak Beri Jalan, Begini Kronologinya

Penampakan Awan Lenticularis di Gunung Lawu (@energysolo)
Penampakan Awan Lenticularis di Gunung Lawu (@energysolo) (ISTIMEWA / @energysolo)

"Awan-awan ini mengindikasikan adanya turbulensi atau putaran angin secara vertikal yang cukup kuat, sehingga berbahaya bagi penerbangan rendah seperti helikopter di sekitar awan," paparnya.

Fenomena awan ini secara meteorologi, tidak mengindikasikan fenomena lain seperti akan datangnya gempa atau bencana besar lainnya.

Awan tersebut hanya mengindikasikan adanya turbulensi di lapisan atas, bukan di permukaan bumi.

"Fenomena ini jarang terjadi dan hanya bersifat momentum atau waktu- waktu tertentu, biasanya ditandai adanya kecepatan angin yang cukup kuat lebih dari beberapa hari di sekitar pegunungan," kata Teguh.

Dikutip dari Kompas.com, Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Klimatologi BMKG Semarang Iis W Harmoko, mengatakan awan itu berjenis lenticularis.

Awan lenticular di sekitar Gunung Arjuno, Kamis (5/11/2020) sekitar pukul 05.30 WIB.
Awan lenticular di sekitar Gunung Arjuno, Kamis (5/11/2020) sekitar pukul 05.30 WIB. (Kompas.com/Dok. Warga Wahyu)

Awan jenis ini, menurut Iis, berbahaya bagi jalur penerbangan pesawat.

"Gelombang gunung ini akan dapat menyebabkan terbentuknya turbulensi yang berbahaya bagi penerbangan," katanya.

Menurut Iis, awan lenticularis mulai terbentuk ketika arus angin yang mengalir sejajar permukaan bumi mendapat hambatan dari obyek tertentu seperti pegunungan.

Lalu, saat udara naik tersebut mengandung banyak uap air dan bersifat stabil, maka saat mencapai suhu titik embun di puncak gunung uap air tersebut mulai berkondensasi menjadi awan mengikuti kontur puncak gunung.

"Inilah mengapa awan lenticularis terlihat diam karena awan mulai terbentuk dari sisi arah datangnya angin (windward side) di puncak gunung kemudian menghilang di sisi turunnya angin (leeward side)," kata dia.

Penampakan gulungan awan yang unik di dekat Gunung Arjuno tampak dari belakang Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Kota Malang, Kamis (5/11/2020).
Penampakan gulungan awan yang unik di dekat Gunung Arjuno tampak dari belakang Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Kota Malang, Kamis (5/11/2020). (Surya.co.id/Benny Indo)

Kesaksian Warga

Fenomena awan tersebut sempat membuat warga di sekiar Gunung Lawu terkejut sekaligus khawatir.

"Awannya berbentuk angin puting beliung yang di bagian selatan. Agak ngeri juga topi awannya," ujar Suradi, salah satu warga Magetan, Kamis.

Senada, salah satu warga bernama Suradi mengaku melihat fenomena itu sedang bersepeda, sekitar pukul 05.00 WIB.

"Sampai jam 06.30 WIB masih bisa kita lihat bentuk awan yang menyerupai angin puting beliung tersebut," ujar dia.

Mulyono, salah satu pedagang tahu di Pasar Sayur Magetan, mengaku melihat dengan jelas penampakan awan tersebut hingga pukul 07.00 WIB.

"Sering kami lihat awan di atas Gunung Lawu menyerupai topi. Kadang seperti caping, kalau hari ini seperti pusaran angin," katanya.

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Fenomena Awan Lenticularis Muncul di 3 Gunung, Ini Fakta Lengkapnya" dan Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Kata BMKG Soal Awan yang Menyerupai Asap Ledakan Nuklir Plus Beberapa Kali Petir Menyambar

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved