Fiksiwan
Menikmati Kezaliman
Tak ada pekerjaan yang secara alami bisa dinikmati dengan santuy. Kalau toh tinggal satu pekerjaan yang tersedia
oleh ReO Fiksiwan
- ho anthrōpos phusei politicon zōon(Politics, Aristoteles)-.
(manusia secara alamiah adalah binatanf binatang politik).
TRIBUNMANADO.CO.ID - Tak ada pekerjaan yang secara alami bisa dinikmati dengan santuy. Kalau toh tinggal satu pekerjaan yang tersedia, jadilah kostor rumah ibadah. Mengapa, karna hanya di rumah ibadah binatang politik(politicon zōon) malas berkeliaran. Kalaupun ada, si "politicon zōon" lagi diserang sakit 'hamartia'(dementia disorder).

Tak salah. Setelah hengkang dari kedudukan sebagai hakim agung dinasti Almulk(Seljuk Turki), filsuf penulis buku filsafat "Incoherence of Philosophy"(Tahafut al-Falasifah) Al-Ghazali(1048-1111) yang suka dikutip ahli manajemen mutakhir Nicholash Naseem Thaleb(Black Swan), menuliskan "filsafat kezaliman"(munziq minal dhalal) sebagai hadiah pensiun dini di usia 25 tahun.
Bagi Al-Ghazali, "filsafat kezaliman" adalah pengetahuan yang berpotensi membunuh orang dengan cara paling keji dengan memfitnah. Karna itu, Ghazali mengutip sebuah hadis atau ayat suci, "jika suka menikmati bangkai saudaramu sendiri bersedialah memfitnah.
"Fitnah lebih keji dari pembunuhan," kutip Abu Nuwas ketika ditanya Kalifah Harun Al-Rasyid(penguasa dinasti daulah) pada abad kesepuluh masehi di Bagdad:
"Apa pekerjaan yang paling mudah bagimu menikmati surga dunia?" "Fitnah(hoaks)," sela Abu Nuwas.
Lanjut A-Rasyid:
"Apakah pekerjaan yang paling segera membawamu ke neraka?"
Dengan merunduk sejenak, Abu Nuwas menukas ringkas:
"Fitnah."
"Di mana pekerjaan itu dengan gampang kau raih Abu Nuwas?" sergah Kalifah Al-Rasyid.
"Di istana, Tuan."