Hari Pahlawan Nasional
Mallaby dan Guy Loder Symonds, 2 Jenderal Inggris yang Gugur dalam Pertempuran di Surabaya
Pertempuran 10 November memakan korban jiwa sangat banyak, sehingga dikenang sebagai Hari Pahlawan Nasional.
Setelah matinya Mallaby, Inggris geram bukan main.
Mereka kemudian menyebarkan selebaran (pamflet) di atas langit Surabaya yang bertuliskan ultimatum agar pihak-pihak bersenjata Indonesia harus segera menyerahkan senjatanya kepada AFNEI dan menyerahkan diri dengan tangan terangkat ke atas selambat-lambatnya jam 6 pagi 10 November 1945.
Tak sudi menuruti perintah semena-mena itu, pejuang Indonesia menyatakan siap berperang dan memilih mati untuk mempertahankan kemerdekaan.
Inggris merasa di atas angin karena menang dari segala sisi, terlebih pasukan mereka sudah berpengalaman setelah menang perang di El Alamien melawan Nazi Jerman pimpinan Erwin Rommel yang tersohor itu.
Gugurnya Brigadir Jenderal Guy Loder Symonds

Pertempuran sengit berlangsung di Surabaya, hal ini memaksa seorang lagi Jenderal Inggris harus turun langsung ke lapangan.
Tersebutlah nama Brigadir Jenderal Guy Loder Symonds.
Ia adalah seorang komandan detasemen artileri tentara Inggris di Surabaya. Brigadir Jenderal Robert Guy Loder Symonds
Symonds kemudian lepas landas dari bandara Morokembangan menumpang pesawat pengintai Mosquito.
Niatnya ia hendak melihat situasi pertempuran dari udara.
Sial bagi Symonds dan kru pesawat, di darat ada pejuang Indonesia yang memiliki meriam anti pesawat.
Seperti ditukil dari Angkasa dan Merdeka atau Mati di Surabaya, pejuang yang memegang meriam anti pesawat tersebut adalah Goemoen dan kawan-kawannya.
Mereka adalah anggota Barisan Pemberontak Rakyat Indonesia (BPRI).
Goemoen bisa mempunyai meriam tersebut lantaran memperolehnya dari gudang senjata Don Bosco milik tentara Jepang.
Namun saat meriam ditemukan, kondisinya dalam keadaan bobrok dan rusak.