Hari Pahlawan Nasional
Kalau Tidak Menyerah, Tentara Inggris Pemenang Perang Dunia II Sudah Hancur di Surabaya
Korban jiwa diperkirakan mencapai puluhan ribu, dengan belasan ribu di pihak Indonesia dan ribuan lainnya dari tentara Inggris.
Ketika gerakan untuk melucuti pasukan Jepang sedang berkobar, tanggal 15 September 1945, tentara Inggris mendarat di Jakarta, kemudian mendarat di Surabaya pada tanggal 25 Oktober 1945.
Tentara Inggris datang ke Indonesia tergabung dalam AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies) atas keputusan dan atas nama Blok Sekutu, dengan tugas untuk melucuti tentara Jepang, membebaskan para tawanan perang yang ditahan Jepang, serta memulangkan tentara Jepang ke negerinya.
Namun selain itu tentara Inggris yang datang juga membawa misi mengembalikan Indonesia kepada administrasi pemerintahan Belanda sebagai negeri jajahan Hindia Belanda.
NICA (Netherlands Indies Civil Administration) ikut membonceng bersama rombongan tentara Inggris untuk tujuan tersebut.
Hal ini memicu gejolak bagi rakyat Indonesia dan memunculkan pergerakan perlawanan rakyat Indonesia di mana-mana melawan tentara AFNEI dan pemerintahan NICA.
Tentara Inggris nyaris hancur di Surabaya.

Pada 27 Oktober itu pesawat Inggris terbang di langit Surabaya dan menyebarkan pamflet yang berisi pesan yang menyebutkan, dalam waktu 2 hari rakyat Surabaya harus menyerahkan semua senjata kepada tentara Inggris.
Jika tidak, maka tentara Inggris akan mengambil tindakan tegas dengan tembak di tempat.
Ultimatum Inggris yang menyuruh rakyat dan pejuang Surabaya menyerahkan senjata kepada Inggris, justru dijawab dengan ajakan perang terbuka.
Setelah itu, terjadilah pertempuran sengit selama tiga hari hingga tanggal 29 Oktober.
Para pejuang menyerang markas Brigade 49 Mahratta yang dipimpin Brigadir Jenderal Aulbertin Walter Sothern Mallaby.
Pasukan Inggris yang ditugaskan di kota Surabaya itu pun terjepit.
Sadar akan datangnya kehancuran bila mereka tidak menyerah, maka para tentara bekas pemenang Perang Dunia II ini pun tanpa malu-malu mengibarkan bendera putih. Simbol menyerah.
Pemimpin tentara Inggris khawatir pasukan mereka akan disapu bersih pejuang Indonesia.
Komandan mereka pun membujuk Soekarno untuk meredakan situasi.