Pilkada 2020
Tak Mengerti Apa Itu Stunting, VAP Malah Jawab Soal Covid-19
Materi debat paslon disusun oleh beberapa tim ahli yang terdiri dari Rektor Unsrat Prof Dr Ir Ellen Joan Kumaat, Ahli Psikologi Politik dll.
Penulis: Isvara Savitri | Editor: Rizali Posumah
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO – Debat pertama pasangan calon (paslon) gubernur dan wakil gubernur Sulawesi Utara telah berlangsung, Kamis (5/11/2020).
Debat ini dilangsungkan di Makatete Hills Warembungan, Minahasa selama kurang lebih 2 jam.
Tema debat kali ini mengangkat isu tentang kesehatan masyarakat, pencegahan bencana alam, pengembangan wilayah, infrastruktur daerah serta penanganan pencegahan dan pengendalian pandemi virus corona (Covid-19).
Materi debat paslon disusun oleh beberapa tim ahli yang terdiri dari Rektor Unsrat Prof Dr Ir Ellen Joan Kumaat, Ahli Psikologi Politik serta Dosen Psikologi Universitas Indonesia (UI) Prof Dr Hamdi Muluk, Rektor Unika De La Salle Manado Prof Dr Johanis Ohoitimur, Rektor Unima Prof Dr Deitje A Katuuk, Anggota KPU RI periode 2007-2012 Dr Sri Nuryanti, Pendamping Disabilitas Dinas Sosial Minahasa Steven Kowaas, Akademisi FISIP UI Prof Dr Valina Singka Subekti, Rektor IAIN Manado Delmus Puneri Salim, serta Tenaga Ahli Strategi Nasional di KPK Audy WMR Wuisang.
Sebagai pembuka, Ketua Komisi Pemilihan Umum Sulawesi Utara (KPU Sulut) memberikan sambutan.
“Silakan berdebat tapi tidak untuk menjelekkan satu sama lain. Berdebatlah dengan santun untuk kemajuan Sulawesi Utara,” ujarnya.
Setelah sambutan, debat dipandu oleh moderator yang berasal dari Komisioner Komisi Informasi Reidi Sumual.
Salah satu yang menarik dalam debat ini adalah pada segmen tiga, yakni saat para pasangan calon saling melempar pertanyaan.
Saat tiba giliran pasangan Christiany Eugenia Paruntu-Sehan Salim Landjar (CEP-SSL) mengajukan pertanyaan kepada paslon lain, Vonnie Anneke Panambunan (VAP) tidak bisa menjawabnya.
CEP menanyakan soal bagaimana paslon VAP-HR dan ODSK akan menangani permasalahan stunting atau gizi buruk di Sulawesi Utara yang cukup menjadi perhatian.
Sayangnya, VAP tidak mengerti apa itu stunting, bahkan ia salah menyebutkan stunting menjadi ‘starting’. Ia juga justru menjawabnya dengan penanganan Covid-19 yang akan dilakukan jika terpilih nanti.
“Saya tidak mengerti apa itu starting, tapi saya akan menjawab terkait Covid-19. Saya akan mengajak seluruh masyarakat Sulut berdoa kepada Tuhan, kami akan member makan warga Sulut, mengimbau agar rajin mencuci tangan, jaga jarak, dan menggunakan masker,” jelas VAP.
Respon tersebut dismabut tawa oleh CEP-SSL serta sebagian yang hadir dalam debat itu. Beruntung, pasangannya Hendry Runtuwene (HR) memberi jawaban yang dirasa cukup membantu.
HR menganggap permasalahan stunting dikarenakan angka kemiskinan yang masih tinggi, padahal ODSK sebagai petahana mengklaim angka kemiskinan justru menurun.
Pilkada Sarat Keterlibatan ASN, Total Bawaslu Tomohon Keluarkan 23 Rekomendasi ke KASN |
![]() |
---|
KPU Gelar Pleno Rekapitulasi Hasil Perhitungan Suara Tingkat Kota |
![]() |
---|
Kiprah 7 Figur di Sulut, Petarung Pilkada Akhirnya Rasakan Kekalahan Pertama |
![]() |
---|
Masih Muda dan Berparas Tampan, Ini Sosok Calon Bupati Tuban Yang Viral di Media Sosial |
![]() |
---|
Lengkap Hasil Pilkada 2020 di Sulawesi Utara, Ini 8 Pasangan Calon Kepala Daerah Terpilih |
![]() |
---|