Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pilpres AS

Ini yang Terjadi Bila Donald Trump Kalah dari Joe Biden Dalam Pilpres Amerika Serikat

Penghitungan surat suara yang masuk masih dilakukan di sejumlah negara bagian di Amerika Serikat pada hari Rabu (04/11), sehari setelah pemilu.

Tangkap layar CNN
Donald Trump memprotes jalannya Pemilu 

Dr Shortis mengatakan pertanyaan ini cukup rumit.

"Jika dia menolak untuk meninggalkan kantor dan menolak mengakui kekalahannya, itu berarti Konstitusi dan supremasi hukum tidak diakui," katanya.

"Ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh rakyat, tapi pada dasarnya baru pada 20 Januari mendatang ketika kekuasaan presiden mengalami transisi."

"Dengan asumsi semuanya berjalan sesuai dengan yang diindikasikan oleh jajak pendapat, maka Biden akan menjadi panglima tertinggi AS pada Januari dan dia dapat memerintahkan militer untuk menyingkirkan Trump (dari Gedung Putih)," jelasnya.

Dr Shortis mengatakan banyak hal yang akan terjadi antara waktu pengumuman pemenang pilpres dan tanggal pelantikan presiden AS 20 Januari 2021.

"Kami akan melihat krisis konstitusional sepenuhnya (bila Trump menolak untuk menyerah). Menurut saya penyelesaiannya tidak akan mudah," katanya.

Persaingan Ketat Penghitungan Suara Pemilu AS

Dewan kota Philadelphia yang merupakan kota terbesar di Pennsylvania, mengumumkan bahwa ada lebih dari 350.000 suara yang masuk lewat pos. Sejauh ini, baru sekitar 141.000 surat suara di antaranya yang telah dihitung.

Meskipun masih belum ada hasil akhir dari banyak negara bagian penting di AS, Presiden AS Donald Trump telah menyatakan diri sebagai pemenang pemilu tanpa memberikan bukti apa pun. Trump juga berbicara tentang penipuan terhadap para pemilih dan mengumumkan bahwa dia akan membawa masalah ini ke Mahkamah Agung.

Ketakutan akan hasil yang kontroversial dalam pemilihan presiden AS membuat khawatir para investor di bursa saham terpenting Jerman.

Pada pembukaan Rabu (04/11) indeks acuan Jerman DAX anjlok 1,5 persen menjadi 11.903 poin, namun kembali pulih secara signifikan pada sore harinya.

"Sekarang benar-benar terjadi, apa yang sebenarnya sama sekali bukan skenario impian dari bursa saham menjelang pemilihan presiden AS," kata Jochen Stanzl dari rumah perdagangan CMC Markets.

"Kami melihat situasi di mana mimpi buruk menjadi kenyataan, karena sekarang ini sudah berbicara mengenai pertarungan hukum," ujar analis Naeem Aslam dari perusahaan pialang Avatrade. Ketidakpastian ini membuat para investor resah, terutama setelah Trump menggunakan kata "penipuan".

Baca juga: Donald Trump Mendadak Protes dan Minta Penghitungan Suara Pilpres AS Dihentikan, Ada Apa?

Indeks Nikkei tunjukan angka positif

Sumber: Tribunnews
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved