Olly-Steven Lari Kencang: Terpaut 42 Persen dengan CEP
Petahana Pilkada Gubernur Sulawesi Utara, Olly Dondokambey-Steven Kandouw
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie Tombeg
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO – Petahana Pilkada Gubernur Sulawesi Utara, Olly Dondokambey-Steven Kandouw sulit terkalahkan. Survei pada Bulan Oktober 2020 atau sebulan masa kampanye, elektabilitas (tingkat keterpilihan) Olly-Steven capai 64,3 persen. Sementara dua rivalnya, Christiany Eugenia Paruntu-Sehan Salim Landjar di posisi 22,3 persen dan Vonnie Anneke Panambunan-Hendry Runtuwene 10,2 persen.
Baca juga: Chord Ada yang Hilang - Ipang, Kunci Gitar Sangat Mudah Dimainkan, Aku Hanya Bisa Terdiam
Selisih 42 persen. Artinya CEP-Sehan tiap hari harus menaikkan 1 persen elektabilitas untuk menyamai petahana dalam tempo 39 hari menjelang pemungutan suara Pilkada Serentak 9 Desember 2020. Petahana unggul 54,1 persen dari paslon VAP-HR.
Konsultan Citra Indonesia- Lingkaran Survey Indonesia Network (KCI-LSI), kembali merilis survei terbarunya (Oktober) terkait kekuatan tiga pasangan calon (paslon) di Pilkada Sulut. Juru Bicara LSI, Ikrama Masloman mengungkapkan, elektabilitas Olly-Steven kokoh di atas 60 persen dalam sebulan masa kampanye. Membuat dua kontestan lainnya, sulit untuk mengejar di sisa 39 hari jelang Pilkada Sulut.
“Belum ada kasus politik di Indonesia bisa mengejar dengan selisih 40 persen dalam waktu 39 hari. Jika tidak ada tsunami politik di posisi petahana, yang mungkin terjadi adalah mentoleransikan tingkat kekalahan (paslon non petahana),” ungkap Ikrama saat konperensi pers di Hotel Gran Sentral Manado, Sabtu (31/10).
Hasil survei LSI menyebut, selang satu bulan di masa kampanye pada Oktober 2020, elektabilitas Olly-Steven 64,3 persen. Angka itu leading jauh atas CEP-Sehan yang berada di posisi kedua dengan elektabilitas 22,3 persen. Sedangkan paslon VAP-HR berada di posisi ketiga dengan elektabilitas 10,2 persen.
Dalam survei, LSI mengungkapkan, ada lima kekuatan petahana yang memberi efek di masa kampanye. Pertama, Petahana dipersepsi sulit untuk dikalahkan. LSI menemukan sebanyak 65 persen pemilih mempersepsikan petahana sulit dikalahkan. Sedangkan yang menyebut mudah dikalahkan hanya 16,2 persen dan lainnya tidak tahu 18,3 persen.
Baca juga: Ingin Kaya Raya, Dokter Ini Kehilangan Rp 4,8 Miliar Karena Tertipu Beli Lampu Aladdin
Faktor kedua, elektabilitas petahana kokoh di atas 60 persen unggul jauh atas saingannya CEP-Sehan dan VAP-HR. Kekuatan ketiga paslon selang satu bulan masa kampanye ternyata petahana paling dominan (lihat grafis).
"Sejarah di Indonesia, elektabilitas naik paling tinggi, naik 20 persen itu di Jawa Barat, belum ada yang naik hingga 40 persen," kata dia.
Ikrama mengatakan, KCI-LSI Network mengambil 3 kesimpulan. Pertama jika tidak ada kejadian luar biasa, petahana sulit dikalahkan. "Kalau ngak ada tsunami politik 40 persen sulit dikejar, apalagi waktu tinggal 1 bulan," ujarnya.
Kedua, naik turun suara kandidat di sisa waktu sangat tergantung pada pergerakan semua kandidat. Ketiga, meski paspol CEP-Sehan dan VAP-HR punya peluang menaikan suara, namun sulit sekali mengejar elektabilitas petahana yang perkasa.
Ikrama menyebut selisih angka eletabilitas di atas 40 persen sudah lebih 6 bulan berlangsung, apalagi tidak ada lembaga lain yang memberikan komparasi.
Ikrama menambahkan ada alasan mengapa petahana begitu perkasa.
Olly-Steven paling populer dan paling disukai. "97,2 persen publik mengenal Olly Dondokambey, dan 83.7 persen suka dengan sosok Olly," kata Ikrama.
Angka ini merupakan yang tertinggi dibanding semua calon yang kesukaan publik di bawah 90 persen. Olly unggul di semua aspek personality. KCI-LSI merekam ada 8 personaliti sesuai persepsi publik, yakni menyenangkan, jujur, pintar, mmpu mengambil keputusan dengan tegas, berwibawah sebagai pemimpin, perhatian terhadap rakyat, taat beragama dan dermawan atau suka menolong. "Olly unggul di semua aspek personaliti," kata Ikrama.
Tingkat kepuasan kinerja di atas 80 persen. Ia merinci 85,5 persen publik sangat puas kinerja Olly dan 78,2 persen sangat puas kinerja Steven. Hanya 12,3 persen yang menilai kurang puas kinerja Olly dan 14,6 persen menilai kurang puas kinerja Steven.
Baca juga: Yamaha Mio vs Agya di Jalan Trans Sulawesi, 1 Warga Minahasa Selatan Meninggal
Ada 67,4 persen publik mengingikan Olly kembali memimpin sebagai Gubernur dan 63,3 persen menginginkan Steven kembali memimpin sebagai Wagub. Isu BMR tidak berpengaruh karena dukungan 4 bupati wali kota ke Olly-Steven. Bupati Bolmong Yasti Soepredjo, Wali Kota Kotamobagu Tatong Bara, Bupati Bolsel Iskandar Kamaru dan Bupati Bolmut Depri Pontoh. "Seberapa pengaruh dukungan mereka, ternyata 78,9 persen publik menilai dukungan 4 bupati wali kota sangat besar pengaruhnya," ujar dia.
Jangkar isu Nusa Utara, diperkokoh dengan penujukan Ketua DPRD baru Fransiskus Andi Silangen asal Nusa Utara. "60,7 persen warga Nusa Utara menyatajan pengangkatan Fransiskus Andi Silangen, berpengaruh atas dukungan petahana," kata dia.
Berikan insentif
CEP-Sehan akan memberikan insentif bagi masyarakat yang bertugas menjaga pasien di rumah sakit. Program yang dinamakan yang 'JOS' atau jaga orang sakit, menjadi salah satu program unggulan paslon itu. CEP mengatakan, bila ada warga yang menjaga anggota keluarganya yang dirawat di rumah sakit, maka per harinya akan mendapat insentif sebesar Rp 100 ribu.
Kemudian Ketua Golkar Sulut itu mengatakan, pelaku UMKM di Kabupaten Kepulauan Sangihe akan mendapat bantuan Rp 3 juta. Mereka perlu mendapat perhatian apalagi di tengah situasi ekonomi yang serba sulit. "Jadi bapak dan ibu-ibu yang punya usaha kecil-kecilan seperti warung, pemerintah akan bantu," tambahnya.
Kemudian bagi masyarakat Sulut khususnya ibu-ibu yang kawatir dengan biaya pendidikan anaknya, maka pemerintah pada setiap semester pendidikan akan mengalokasikan dana sebesar Rp 5 juta bagi semua siswa dan mahasiswa.

"Program beasiswa sudah berjalan di Kabupaten Minsel. Ke depannya akan juga dilaksanakan di Privinsi Sulut jika CEP-Sehan terpilih menjadi gubernur dan wakil gubernur," katanya.
VAP menegaskan ada enam program kerja yang terbungkus dalam visi dan misi yang diharapkan akan mampu menarik simpati konstituen.
"Dimana VAP-HR akan melakukan penguatan jati diri dan karakter bangsa melalui pendidikan yang bertujuan membetuk manusia bertaqwa, mematuhi aturan, hukum, memelihara kerukunan dan antar umat beragama, melaksanakan interaksi antar budaya, mengembangkan modal sosial, menerapkan nilai-nilai luhur budaya bangsa dan memiliki kebanggaan sebagai bangsa Indonesia dalam landasan spritual, moral dan etika pembangunan,” katanya.
"Memantapkan pembangunan secara menyeluruh diberbagai bidang dengan menekankan pencapaian daya saing yang kompetitif berlandaskan sumber daya alam dan sumber daya manusia," jelasnya
Disisi lain kita juga akan melakukan pemberdayaan usaha kecil menengah dan koperasi, khususnya diakses permodalan. "Intinya program kerja ini akan menjadi referensi masyarakat untuk memilih VAP-HR dan diharapkan akan signifikan menarik simpati konstituen," tandasnya.

Politik Uang Tak Berpengaruh
Bagaimana jika menggunakan politik uang, apakah ada peluang mengalahkan Olly-Steven? Ikrama menilai memang saat ini politik uang semakin canggih. Memang ada survei soal itu, namun tak gamblang diungkap KCI-LSI. Ia menyebut ada yang namanya aspek moral. "Jadi kalau moral itu kasih uang mau ambil atau tidak. Survei ini cenderung lebih pasti angkanya," kata dia.
Ada lagi aspek prefrensi. "Kita tanya, kasih uang pengaruh atau tidak pilihannya," kata dia. Kondisi Covid-19 saat ini, politik uang berpotensi jadi mainan. Namun menurut Ikrama, kalau pertarungan kompetitif mungkin bisa mempengaruhi, namun kondisi saat ini elektabilitas terpaut di atas 40 persen, sulit mainkan politik uang untuk upgrade elektabilitas mengejar selisih.
"Ini sangat berisiko. Kalau mau mengejar pola seperti itu (politik uang) hanya akan mentoleransi kekalahan," ujarnya. Toleransi kekalahan dimaksud yakni memperkecil selisih elektabilitas dengan petahana.
Pengamat politik, Franky Novan Rengkung menyatakan, CEP-Sehan bisa mengejar ketertinggalan dengan memaksimalkan klaim yang mereka gunakan sebagai pasangan multikultural karena berasal dari dua agama berbeda.
Sehan selaku wakil CEP memang dikenal sebagai tokoh politik yang memiliki basis massa Islam yang kuat. Franky mengatakan, sentimen identitas di Pilkada 2020 tetap ada, hanya saja hal tersebut juga tergantung dari bagaiman paslon bisa mengolah hal tersebut menjadi strategi.
"Wakilnya ini harus bisa mewakili keinginan dari pemilih-pemilih Islam yang tidak bisa diberikan Olly-Steven," ujar Franky, Minggu (1/11/2020).
Sedangkan VAP-HR dianggap harus bekerja lebih keras lagi mengingat basis pemilih VAP hanya terpusat di Minahasa Utara. "Selain itu, wakil yang diusung VAP juga tokoh yang belum banyak dikenal pemilih. Minimal harus menyamai CEP lah," kata Dosen Ilmu Pemerintahan Unsrat ini.
Berdasarkan penelitian yang pernah Franky lakukan, ada paslon yang masih berani bermain ‘politik uang’. Dia memanfaatkan kondisi masyarakat Sulut yang pragmatis.
"Pemilih-pemilih di Sulut itu pragmatis dan paslon ini berhasil melihat itu sebagai sebuah peluang untuk memgambil suara dari masyarakat," kata Franky. Dia mengatakan, meski menyalahi aturan, politik uang masih menjadi metode efektif meraih suara.

Prof Welly Areros
Analis Politik dari Unsrat
Buat Program Menyentuh Masyarakat
Keunggulan Olly Dondokambey-Steven Kandouw merupakan hal yang wajar. Selama menjabat, Olly-Steven diketahui telah banyak berbuat terhadap masyarakat.
Keberhasilan petahana selama dalam hal segi pembangunan infrastruktur, hingga program prorakyat yang diterapkan jelas menjadi alasan sebagian masyarakat. Sehingga untuk saat ini, Olly-Steven bisa dibilang masih sulit untuk dikalahkan.
Selain itu, dengan adanya selisih yang cukup besar, pesaing petahana, yakni CEP-Sehan dan VAP-HR wajib kerja keras. Terutama dalam hal meyakinkan masyarakat dengan membuat program unggulan.
Dalam mengimbangi kekuatan Olly-Steven, baik paslon CEP-Sehan dan VAP-HR harus mempunyai strategi khusus. Misalnya dengan membuat program yang menyentuh atau berpihak ke masyarakat.
Langkah tersebut setidaknya bisa memperkecil jarak dengan paslon petahana.
Adapun cara lain yang harus dimaksimalkan para pesaing Olly-Steven, yakni memanfaatkan kekuatan pemetaan wilayah.
Perlu diingat pesaing Olly-Steven punya tabungan dimana mereka menjabat sebagai kepala daerah. Cara ini harusnya dimaksimalkan, terutama bagaimana program mereka lalu meraih kemenangan di daerah masing-masing (basis). (ryo/ara/hem/dru/drp)
Hasil Survei LSI Oktober 2020
ELEKTABILITAS
Olly-Steven 64,3%
CEP-Sehan 22,3%
VAP-HR 10,2%
PERSEPSI PETAHANA SULIT KALAH
Setuju 65%
Tidak Setuju 16,2%
Tidak Menjawab 18,3%
LIHAT BALIHO PASLON
Olly-Steven 91,7%
CEP-Sehan 79,2%
VAP-HR 73%)
Dikunjungi Paslon
Olly-Steven 8,8%
CEP-Sehan 5,3%
VAP-HR 4,3%
INGAT NO URUT
Olly-Steven (3) 65,2%
CEP-Sehan (1) 55,1%
VAP-HR (2) 54,6%
ANTUSIASME PEMILIH
Olly-Steven 77%
CEP-Sehan 50,7%
VAP-HR 39,2%
MENGAPA PETAHANA PERKASA?
Paling Populer dan Paling Disukai
Unggul di Semua Aspek Personaliti
Tingkat Kepuasaan Kinerja di Atas 80%
Tingkat (Pemilih) Menginginkan Kembali di Atas 65%
Isu BMR Tak Pengaruh karena dukungan 4 bupati dan wali kota
Jangkar Isu Nusa Utara diperkokoh Ketua DPRD baru, Andi Silangen