Hari Sumpah Pemuda
Profil WR Supratman, Tokoh Sumpah Pemuda yang Terlupakan, 'Dikepung' Kemiskinan Sampai Jatuh Sakit
Nama Wage Rudolf Supratman atau WR Supratman merupakan salah satu tokoh yang terlibat dalam peristiwa Sumpah Pemuda.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Nama Wage Rudolf Supratman atau WR Supratman merupakan salah satu tokoh yang terlibat dalam peristiwa Sumpah Pemuda.
WR Supratman adalah seorang wartawan sekaligus musisi yang memiliki sebuah biola model Amatus berukuran 4/4 atau standar.
Melansir dari Intisari, saat itu pergerakan kemerdekaan semakin memanas.
Di Yogyakarta muncul anjuran agar komponis Indonesia menciptakan lagu yang dapat dijadikan lagu kebangsaan.

Tentunya WR Supratman mendengar berita tersebut. Ia begitu gembira dan bertekad untuk menciptakan lagu.
Bagai tak kenal waktu, WR Supratman terus berkutat mempersiapkan lagunya.
Pada hari ke delapan, pukul 05.00, dia berhasil menyelesaikan lagu yang diciptakannya.
Lagu tersebut dirasa dapat mencerminkan semangat rakyat yang berjuang demi kemerdekaan.
WR Supratman yakin lagu ciptaannya cocok dengan jiwa bangsa Indonesia yang tak ingin dibelenggu.
Untuk syairnya, WR Supratman terinspirasi dari pidato Soekarno saat berkunjung ke Bandung.
"Airnya kamu minum, nasinya kamu makan. Abdikanlah dirimu padanya. Kepada Ibu Pertiwi, Ibu Indonesia," begitu penggalan pidatonya.
Dari pidato itu juga, WR Supratman memutuskan untuk memberikan judul lagunya sebagai Indonesia Raya.
Kemudian, WR Supratman mengirimkan surat ke Pengurus Gedung Perhimpunan Indonesia di Kramat, Jakarta pada 22 Desember 1928.
Surat tersebut berisi telah terciptanya sebuah lagu bersemangat dan berirama mars.
Ia meminta diberi kesempatan agar bisa memperdengarkan lagunya.
"Kalaupun tak dapat dipakai sebagai lagu pergerakan atau kebangsaan, memadailah kalau diperdengarkan," tulisnya.
WR Supratman menginkan lagu Indonsia Raya tersebut diperdengarkan di Kongres Pemuda Kedua yang akhirnya melahirkan Sumpah Pemuda.
Lagu Indonesia pertama kali diperdengarkan dihadapan para pemuda pada 28 Oktober 2018.
Kemudian, lagu Indonesia Raya dikenal sebagai lagu perjuangan, pembangkit semangat.
Lagu tersebut disebarkan dengan cara salinannya dicetak dan dijual.
Rakyat sibuk menghapalkannya. Namun, hidup WR Supratman tak lantas berubah.
Ia kadang menjadi pusat perhatian namun kadang juga terlupakan.
WR Supratman menikah dua kali. Namun, dari dua pernikahannya tersebut, ia tidak dikaruniai keturunan.
Walaupun ia menciptakan Indonesia Raya, WR Supratman mulai terlupakan.
WR Supratman dibelit kemiskinan, ia juga jatuh sakit.
Semua barang WR Supratman dijual untuk makan dan berobat.
Pada 16 Agustus 1938, kondisi kesehatan WR Supratman semakin melemah.
Ia meninggalkan pesan untuk terakhir kalinya, "Serahkan lagu Indonesia Raya pada badan kebangsaan."
WR Supratman meninggal di usia 35 tahun dan tak sempat mendengarkan lagu Indonesia Raya setelah Indonesia dinyatakan merdeka.
Fakta Yang Terjadi Tanggal 28 Oktober 1928
Di balik perjuangan para pemuda pemudi saat itu, terdapat beberapa fakta unik seputar Hari Sumpah Pemuda yang patut kamu ketahui.
1. Diikuti sekitar 700 peserta dari berbagai suku di Indonesia
Dilansir dari Kompas.com, Kongres Pemuda II yang menjadi cikal bakal Sumpah Pemuda diikuti oleh peserta yang jumlahnya mencapai 700 orang dari berbagai suku di Indonesia.
Para peserta Kongres Pemuda II berasal dari berbagai organisasi pemuda yang ada pada waktu itu, di antaranya Jong Java, Jong Ambon, Jong Celebes, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Sekar Rukun, Perhimpunan Pelajar-pelajar Indonesia (PPPI), dan Pemuda Kaum Betawi.
Namun dari sekian banyak peserta, tercatat hanya ada 6 pemudi yang ikut serta dalam peristiwa bersejarah ini.
Dilansir Grid.ID dari Bobo.grid.id, mereka di antaranya Dien Patow, Emma Poeradiredjo, Jo Tumbuan, Nona Tumbel, Poernamawoelan, dan Siti Sundari.

2. Awalnya tak disebut sebagai Sumpah Pemuda
Dilansir dari laman Tribun Manado, ikrar Sumpah Pemuda yang dibacakan dalam Kongres Pemuda II dirumuskan oleh Mohammad Yamin.
Pada kongres tersebut, Yamin bertugas sebagai sekretaris sekaligus perumus tunggal dari naskah Sumpah Pemuda.
Akan tetapi pada waktu itu, baik peristiwa maupun rumusan ikrar tersebut tak memiliki sebutan atau judul tertentu seperti yang kita kenal sekarang.
Penyebutan istilah Sumpah Pemuda baru diberlakukan resmi sejak tahun 1959 dengan dikeluarkannya Keppres No. 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959 yang menetapkan Hari Sumpah Pemuda sebagai Hari Nasional.
3. Lagu Indonesia Raya diperdengarkan tanpa syair
Lagu kebangsaan Indonesia Raya memiliki kaitan erat dengan peristiwa Sumpah Pemuda karena pada hari itu lagu ini diperdengarkan untuk pertama kalinya di hadapan para peserta Kongres Pemuda II.
Lagu ini diciptakan dan dibawakan oleh Wage Rudolf Supratman atau yang dikenal sebagai WR Supratman.
Mengingat Kongres Pemuda II mendapat pengawasan ketat dari polisi Belanda, lagu ini akhirnya hanya dimainkan dengan instrumen biola tanpa menggunakan syair.
4. Para peserta Kongres Pemuda II justru masih menggunakan bahasa Belanda
Dalam rumusan Sumpah Pemuda terdapat pernyataan untuk menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Akan tetapi, selama berlangsungnya Kongres Pemuda II ternyata penggunaan bahasa Belanda masih mendominasi.
Misalnya, Siti Soendari yang turut menyampaikan pidatonya dalam kongres tersebut dalam bahasa Belanda.
Tak hanya pembicara, para notulen rapat pun diketahui menulis catatan menggunakan bahasa Belanda.
Meskipun demikian, ada pula yang mahir berbahasa Melayu, yakni sang perumus ikrar Sumpah Pemuda, Mohammad Yamin.
5. Dijaga ketat polisi Belanda dan peserta dilarang mengucap kata merdeka
Kongres Pemuda II memang berhasil digelar, namun bukan berarti penyelenggaraannya tak mendapat halangan dari penjajah Belanda yang menguasai Indonesia pada masa itu.
Dilansir laman Bobo.grid.id, acara Kongres Pemuda II ternyata berlangsung dengan penjagaan ketat dari para polisi Belanda.
Tak hanya itu, para pemuda dilarang keras untuk mengucapkan kata merdeka.
Meskipun begitu, para pemuda sangat cerdik untuk menyiasati keterbatasan tersebut.
Buktinya, mereka mampu menyusun ikrar Sumpah Pemuda untuk menyatukan bangsa Indonesia tanpa perlu menyebut kata merdeka di dalamnya.
Fakta-fakta tersebut menjadi bukti besarnya pengorbanan para pemuda dan pemudi Indonesia pada masa itu agar dapat mengikrarkan Sumpah Pemuda.
Oleh karenanya, kita sebagai generasi muda tak menganggap sepele peringatan Hari Sumpah Pemuda dan hendaknya menjadikan momen ini sebagai motivasi untuk terus berkarya bagi negara ini. (*)
BERITA TERKINI TRIBUNMANADO:
Baca juga: Jadi Kuasa Hukum Djoko Tjandra, Otto Hasibuan Tak Dibayar Layangkan Gugatan, Ini Faktanya
Baca juga: Arti Mimpi Tentang Emas, Bisa Jadi Pertanda Baik dan Buruk Ini Tafsiran Lengkapnya
Baca juga: 30 Ucapan Maulid Nabi Muhammad SAW, Lengkap Bahasa Indonesia & Inggris
SUBSCRIBE YOUTUBE TRIBUNMANADO OFFICIAL: