DPRD Kotamobagu
Ketua Komisi III DPRD Kotamobagu Minta Dinas Pendidikan Latih Guru Soal IT
Menteri Pendidikan sudah memperbolehkan belajar tatap muka di sekolah, namun yang zona hijau dan kuning, itupun harus persetujuan orang tua.
Penulis: Alpen_Martinus | Editor: Aldi Ponge
TRIBUNMANADO.CO.ID, KOTAMOBAGU- Masa pandemi Covid 19 belum berakhir.
Para siswa masih belajar dari rumah, baik daring ataupun luring.
Hal tersebut hampir dipastikan membuat kualitas pendidikan menurun.
Banyak pihak yang kewalahan, mulai dari dinas pendidikan, orang tua siswa, ataupun siswa.
"Sedangkan sekolah normal saja kadang siswa tidak fokus belajar, apalagi di rumah," kata Royke Kasenda Ketua Komisi III DPRD Kota Kotamobagu, Minggu (25/10/2020).
Ia mengatakan, masalahnya saat ini Dinas Pendidikan Kota Kotamobagu ikut dilematis.
"Nanti kami akan tanyakan plan mereka kedepan seperti apa. Banyak memang usulan tatap muka, tapi dilematis, ada yang suka tatap muka, tapi di sisi lain ada orang tua khawatir anak mereka kalau di sekolah," katanya.
Baca juga: Kado Indah Jelang Hari Listrik Nasional ke-75, Warga Kawaluso, Pulau Terluar NKRI Nikmati Listrik
Baca juga: VIRAL Video Anak Gadis Lamar Perempuan Jadi Ibu Tirinya, Pasang Cincin, Demi Kebahagiaan Sang Ayah
Memang, Menteri Pendidikan sudah memperbolehkan belajar tatap muka di sekolah, namun yang zona hijau dan kuning, itupun harus persetujuan orang tua.
"Karena resiko, tidak ada yang menjamin kalau merekaasuk sekolah, belajar tatap muka, tidak akan terjadi penyebaran Covid 19," katanya.
Ia mengatakan, memang ada baiknya mempertimbangkan perkembangan Covid 19 di Kota Kotamobagu, yang hingga saat ini masih pada zona oranye.
"Dinas Pendidikan harus berhati-hati dalam mengambil keputusan, utamakan sisi kemanusiaan, karena bahayanya adalah dampak kemanusiaan," jelasnya.
Anggota Fraksi PDI Perjuangan ini menjelaskan, memang pandemi Covid 19 ini datangnya mendadak, sehingga tidak ada antisipasi awal di dunia pendidikan.
"Kami usulkan ke Dinas Pendidikan agar pengajar diajar untuk lebih kreatif lewat daring, jadi guru juga harus cepat belajar pola daring. Dorong pengajar bisa maksimalkan proses mengajar daring, agar maksimal diterima siswa saat proses daring," kata Kasenda.
Ia mengatakan, juga memiliki empat anak yang semuanya masih sekolah, dan menjalani proses daring.
"Ada yang masih SD, berlarian kedana kemari, sambil lihat hp, susah konsentrasi dan disiplin," jelasnya.