Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Penanganan Covid

Pemerintah Minta Masyarakat Tak Berspekulasi soal Uji Klinis Vaksin Covid-19, Tak Termakan Hoaks

Belakangan banyak informasi yang tak akurat soal vaksin virus corona/Covid-19.

Editor: Alexander Pattyranie
ISTIMEWA
Prof Wiku Adisasmito. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Belakangan banyak informasi yang tak akurat soal Vaksin Virus Corona/Covid-19.

Mulai dari harga hingga uji klinis tentang vaksin ini.

Pihak pemerintah melalui Satgas Penanganan Covid-19 pun berharap masyarakat tidak berspekulasi.

BERITA TERPOPULER :

Baca juga: Rizal Ramli Puji Kerendahan Hati Jokowi, Hati Luluh Menolak Pinangan jadi Menteri: Saya Lemes

Baca juga: Baru Menikah, Indra Priawan Curhat Ditinggal Nikita Willy Syuting: Cepetan Pulang Kalau Bisa

Baca juga: Denok Meninggal Karena Terinfeksi Covid-19 di Tukang Ojek Pengkolan, Tika Bravani Pamit?

TONTON JUGA :

Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito meminta

masyarakat bersabar dan cermat dalam memilah informasi perkembangan penanganan Covid-19.

"Jadi pemberitahun aspek vaksinasi yang bersinggungan dengan masyarakat akan didiseminasikan

secara transparan, secara bertahap, sehingga jika belum diumumkan secara gamblang oleh pemerintah,

maka hal tersebut masih dalam tahap perumusan.

Kami ingin memastikan bahwa informasi publik yang disampaikan itu betul-betul akurat," ujar Wiku

menjawab pertanyaan media dalam keterangan pers perkembangan penanganan Covid-19 yang

disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (22/10/2020).

Tentang perkembangan vaksin terkini, dalam keterangan persnya, Wiku menyampaikan pemerintah

masih menyelesaikan tahapan pengembangan uji klinis fase 3 yang dilakukan di Universitas

Padjajaran di Bandung, Jawa Barat.

Dalam pengembangan vaksin, Wiku menjelaskan ada beberapa tahapan yang harus dilalui.

Alur pertama pengembangan vaksin ialah melakukan penelitian dasar.

Dimana ilmuwan menelusuri mekanisme potensial berdasarkan ilmu sains dan biomedis.

Dalam penelitian dasar para ilmuwan meneliti tentang virusnya, sel-sel terkait virus, sel-sel

yang diinfeksi virus tersebut kemudian diperbanyak. Sel-sel yang diperbanyak ini akan diteliti dan

dilihat bagaimana reaksinya.

Selanjutnya diekstraksi virusnya, dalam jumlah yang lebih banyak.

"Dalam tahap ini, biasanya sudah mulai membuat vaksin dalam jumlah yang terbatas," lanjutnya.

Tahap kedua ialah Uji Praklinik.

Tahap ini untuk memastikan bahwa vaksin yang dibuat dilakukan pengujian terhadap

sel dan dilanjutkan dengan hewan percobaan.

Tahapan ini kata Wiku sering disebut studi In Vitro dan In Vivo.

Tujuannya untuk mengetahui keamanan vaksin sebelum diujicobakan kepada manusia.

"Proses ini kita ingin memastikan bahwa sel-sel atau badan sel yang dimatikan dari virus

ini diambil dan dimodifikasi supaya bisa menjadi bahan vaksin yang tepat sebelum diuji

pada uji Preklinis," kata Wiku.

Setelah uji Praklinik berhasil, maka dilanjutkan uji klinis fase 1.

Para ilmuwan memastikan sampel vaksin minimal 100 vaksin, yang diujicobakan pada manusia

untuk memastikan keamanan pada manusia.

Serta menilai farmakokinetik dan farmakodinamik. Dalam uji klinis fase 1 juga untuk menentukan

rentang dosis aman untuk manusia.

Selanjutnya masuk uji klinis fase 2.

Fase ini menggunakan sampel vaksin antara 100 sampai dengan 500 orang.

Dalam fase ini juga, para ilmuwan menilai dan memastikan bahwa keamanan pada manusia

dapat tercapai dan menilai efektivitasnya.

Dan kembali menentukan rentang dosis optimalnya dan menentukan frekuensi pemberian dosis

paling optimal dan menilai efek samping jangka pendek.

Setelah lulus fase 2, maka masuk uji klinis fase 3.

Dimana fase ini melakukan uji coba dengan melibatkan sampel minimal 1000 - 5000 orang untuk

menilai dan memastikan keamanan, efektifitas dan manfaat yang didapatkan melebihi risiko penggunaan

pada populasi yang lebih besar.

"Apabila fase 3 ini tuntas dan hasilnya memuaskan.

Maka akan masuk fase berikutnya, yaitu fase persetujuan.

Fase persetujuan ini kita pastikan vaksin mendapatkan persetujuan dari lembaga pengawas

obat dan makanan serta kesehatan," jelas Wiku.

Apabila semua tahapan tersebut berjalan dengan baik, maka bisa masuk ke tahapan produksi

vaksin dalam jumlah yang besar.

Terakhir, ia juga menginformasikan tentang sejarah perkembangan virus corona yang sudah

ada sejak dekade tahun 1960-an.

Sampai saat ini, virus tersebut sudah tercatat sebanyak 7 jenis.

Jenis terbaru yang ditemukan ialah jenis virus Sars-Cov2 yang menyebabkan Covid-19.

Adapun Covid-19 merupakan infeksi yang baru dan saat ini para ahli dan ilmuwan di dunia

sedang melakukan riset untuk mencoba mengenali karakteristik virus penyebab Covid-19 yang

digunakan sebagai dasar pengembangan vaksin.

Proses pengadaan vaksin di Indonesia dilakukan melalui tahapan yang kompleks.

Melibatkan berbagai kementerian, maupun lembaga negara maupun BUMN.

Presiden Joko Widodo pun telah mengeluarkan peraturan pemerintah yang mengatur pengadaan

dan pelaksanaan vaksinasi Covid-19.

"Penting untuk diketahui, sampai saat ini belum ada negara di dunia yang sudah memproduksi

vaksin Covid-19 secara massal.

Indonesia terus melakukan upaya pengadaan vaksin ataupun memproduksi vaksin secara mandiri.

Proses pengembangan vaksin maupun vaksinasi perlu dilakukan secara hati-hati, namun tetap

tanggap menghadapi perubahan yang sangat dinamis di masa pandemi," jelas Wiku.

Sekedar mengetahui, saat ini ada beberapa kandidat vaksin yang sedang dikembangkan pemerintah,

termasuk vaksin Merah Putih yang dikembangkan oleh Kementerian Riset dan Teknologi,

Badan Riset dan Inovasi Nasional serta Lembaga Biologi Molekuler Eijkman.

Kandidat vaksin hasil kolaborasi dengan kerja sama pihak luar negeri, di antaranya Bio Farma

dengan Sinovac dari Tiongkok, Kimia Farma dengan G42 dari Uni Emirat Arab, dan Kalbe Farma

dengan Genexine dari Korea Selatan.

Catatan Redaksi:

Bersama-kita lawan virus corona. Tribunmanado.co.id (Tribunnetwork) mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan. Ingat pesan ibu, 3M (Memakai masker, rajin Mencuci tangan, dan selalu Menjaga jarak).

(Tribunnews.com/Eko Sutriyanto)

BERITA PILIHAN EDITOR :

Baca juga: Detik-detik Pelaku Habisi Nyawa Ipar Sepupu Presiden Jokowi, Anak Yulia Teriak Kata ini di Pemakaman

Baca juga: Lesti Kejora Dicium dan Dipeluk Rizky Billar, Sebut Persambungannya Lebih Mantap: Makin Bagus

Baca juga: Turki Uji Coba Sistem Senjata S-400 Buatan Rusia, Erdogan Tetap Bertekad Meski AS Keberatan

TONTON JUGA :

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Satgas Minta Masyarakat Cermat Pilah Informasi Terkait Vaksin Covid-19

https://www.tribunnews.com/corona/2020/10/24/satgas-minta-masyarakat-cermat-pilah-informasi-terkait-vaksin-covid-19.

Editor: Eko Sutriyanto

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved